Connect with us

Kabar

Indonesia Resmi Usulkan Kebaya ke UNESCO Bersama 4 Negara ASEAN

Published

on

JAYAKARTA NEWS— Indonesia menyelenggarakan workshop dua hari bersama Brunei, Malaysia, Singapura dan Thailand sebagai bagian  mengajukan kebaya sebagai warisan budaya tak benda secara bersama ke UNESCO.

Nominasi kebaya secara bersama juga merupakan upaya mempererat kerjasama di bidang kebudayaan antar negara, nominasi bersama kebaya oleh 5 negara ASEAN adalah momentum untuk mempererat solidaritas ASEAN.

“Ini  sekaligus momentum positif  bagi Indonesia yang menjadi Ketua ASEAN 2023, memperkuat kolaborasi dan mewujudkan perdamaian di kawasan ASEAN,” ujar Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan KemendukbudRistek di Hotel Pullman Jakarta. Kebaya Indonesia yang dinominasikan bersama adalah Kebaya Labuh dari Riau dan Kebaya Kerancang dari DKI.

Wakil Tetap RI untuk UNESCO, Ismunandar menjelaskan bahwa  nominasi bersama kebaya merupakan yang kedua kalinya elemen budaya didaftarkan secara joint. Sebelumnya pantun diajukan bersama antara Malasyia dan Indonesia pada tahun 2020.

“Ini sinyal yang baik, praktik yang baik dan kerjasama yang baik,” tutur Ismunandar sembari mengatakan bahwa batas akhir pengajuan dossier ke UNESCO pada tanggal 31 Maret 2023.

Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan KemendukbudRistek di Hotel Pullman Jakarta/foto: istimewa

Dossier saat ini sedang disusun bersama oleh 5 negara dan difinalisasi pertengahan Maret sebelum diserahkan ke UNESCO tanggal 31 Maret. Dalam hal ini,  komunitas dilibatkan untuk memastikan kepentingan Indonesia tetap terjaga dalam naskah bersama tersebut. “Jangan sampai ada yang tidak disebut dalam berbagai hal yang berkaitan dengan kebaya Indonesia,” jelas Direktur Sosial Budaya & Organisasi Internasional Negara Berkembang, Penny Dewi Herasati.

Pendaftaran kebaya secara bersama ini diapresiasi oleh Wantimpres, Putri Kuswisnuwardhani yang mengatakan bahwa kebudayaan itu merupakan akulturasi. Sehingga tak heran bila  kebaya Indonesia, meskipun mempunyai ciri khas tersendiri,  mempunyai kemiripan dengan kebaya di Singapura, kebaya encim contohnya.

Ketua Tim Nasional Kebaya Lana T  Koentjoro mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus melakukan edukasi  dan sosialisasi ke masyarakat bahwa pendaftaran kebaya ke UNESCO adalah nilai dari kebaya itu bukan kebaya sebagai benda sekaligus mengajak masyarakat untuk terus mencintai kebaya dengan menggunakan dalam berbagai kesempatan.***/pr

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *