Global
10 Kutipan R.A. Kartini yang Tetap Relevan untuk Perempuan Masa Kini

JAYAKARTA NEWS – Hari Kartini selalu menjadi momen spesial untuk mengenang jejak perjuangan Raden Ajeng Kartini, sosok pelopor emansipasi perempuan di Indonesia.
Namun, semangat Kartini tidak hanya hidup setiap 21 April.
Gagasan-gagasan yang dituangkannya dalam surat-surat kepada sahabat penanya di Belanda, masih menggema kuat dan terasa relevan hingga kini.
Melalui kutipan-kutipannya yang sarat makna, Kartini tak hanya berbicara tentang hak perempuan atas pendidikan, tapi juga tentang keadilan, kemandirian, dan harapan akan perubahan.
Berikut 10 kutipan legendaris dari Kartini yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi perempuan Indonesia masa kini, dIkutip dari Ragam BUMN, Senin (21/4/2025)
1. “Habis gelap, terbitlah terang.”
Kutipan ini adalah semangat utama perjuangan Kartini.
Ia percaya bahwa sekelam apa pun kondisi yang dihadapi, cahaya harapan dan perubahan pasti akan datang.
Relevan untuk siapa saja yang sedang memperjuangkan mimpinya.
2. “Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.”
Pesan ini mengajak perempuan untuk tetap kuat secara mental dan tidak menyerah pada keadaan.
3. “Jangan mengeluh karena bunga mawar punya duri. Bersyukurlah karena duri memiliki bunga mawar.”
Sudut pandang Kartini mengajarkan kita untuk tetap bersyukur dan melihat keindahan dalam segala situasi.
4. “Tahukah engkau semboyanku? Aku mau!”
Dua kata yang singkat tapi penuh kekuatan.
Ini adalah manifestasi tekad dan keberanian Kartini untuk menentukan arah hidupnya sendiri.
5. “Gadis yang berpikiran maju tidak akan terjerat oleh cinta yang memabukkan.”
Kutipan ini menggambarkan pentingnya memiliki prinsip dan cita-cita yang kuat, bahkan dalam hubungan personal.
6. “Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tidak mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahirlah pagi membawa keindahan. Hidup manusia serupa alam.”
Kartini mengajarkan bahwa kehidupan selalu berubah.
Ada masanya susah, dan ada masanya bahagia. Semuanya akan berlalu.
7. “Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan bagi anak-anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan perempuan menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya.”
Kutipan ini menegaskan bahwa kesetaraan bukan berarti menyaingi, tapi menyamakan hak untuk berkembang dan berkontribusi.
8. “Karena pendidikan adalah dasar utama kemajuan bangsa.”
Pendidikan tidak hanya penting bagi perempuan, tapi bagi seluruh peradaban.
Kartini meletakkan pondasi pemikiran yang sangat visioner.
9. “Perempuan itu ibarat tiang negara. Apabila perempuan itu baik, maka baiklah negara.”
Kutipan ini menekankan peran penting perempuan dalam membentuk generasi dan masa depan bangsa.
10. “Tidak peduli seberapa kecilnya pekerjaan yang dilakukan perempuan, jika dilakukan dengan niat baik, akan membawa manfaat yang besar.”
Kartini menyadari bahwa kontribusi perempuan tak selalu harus besar secara fisik, tapi yang penting bermakna dan membawa perubahan.
Semangat Kartini bukan hanya milik masa lalu.
Kutipan-kutipan ini menjadi pengingat bahwa perempuan Indonesia memiliki kekuatan untuk bermimpi, belajar, dan berperan aktif dalam berbagai bidang kehidupan.
Di tengah tantangan zaman modern, warisan pemikiran Kartini tetap menjadi kompas untuk melangkah dengan tegak, penuh percaya diri, dan tetap menjunjung tinggi nilai budaya serta kesetaraan.***/mel