Connect with us

Kabar

Panji Gumilang Salah Memahami Bung Karno

Published

on

Gerakan Pemuda Marhaenis Angkat Bicara

JAKARTA, JAYAKARTA NEWS – Panji Gumilang gencar mengaku bermazhab Bung Karno (Soekarno). Dalam beberapa pemberitaan sebelumnya, Panji Gumilang diberitakan sempat mendeklarasikan dirinya menganut mazhab Soekarno.

Hal tersebut menuai protes dari pengikut ajaran politik Bung Karno yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Marhaenis. Alasannya, dianggap berpotensi menimbulkan gaduh dan kesalahpahaman serta fitnah baru terhadap ajaran Bung Karno.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Marhaenis (DPP GPM) Bidang Ideologi dan Politik, Janu Wijayanto mempertanyakan apa maksud klaim Panji Gumilang yang mendeklarasikan madzhab Bung Karno itu.

“Di mana letak madzhab Bung Karno yang dimaksud Syekh Panji Gumilang pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu Jawa Barat itu? Madzhab apa yang dimaksud?,” sergahnya.

Ia menambahkan, kalaupun ada yang menyebut madzhab terhadap pemikiran Bung Karno maka Madzhab yang kita pahami dari Bung Karno adalah suatu aliran pemikiran yang berisi konsepsi dan ajaran serta teori perjuangan dalam melawan kolonialisme dan imperialisme yang telah menimbulkan kesengsaraan rakyat Indonesia. Di samping, teori perjuangan untuk menjadikan rakyat Indonesia bisa merdeka berdaulat bahagia adil dan makmur dalam negara Indonesia merdeka berdasar Pancasila.

“Atau yang dikenal dengan marhaenisme,” terang Janu yang juga alumni Kajian Stratejik Intelijen Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia ini.

Ketua DPP GPM Bidang Ideologi dan Politik, Janu Wijayanto.

Menurut Ketua DPP GPM Bidang Ideologi dan Politik ini, kalaupun disebut madzhab yang dalam terminologi kontemporer sering dimaknai aliran pemikiran dalam teori sosial, maka Madzhab Bung Karno bukanlah madzhab agama melainkan madzhab bernegara.

Menurut Janu, Bung Karno di dalam karya tulis yang terkait tema Islam bersifat kajian ilmiah dan dalam konteks tafsir sosial kontemporer misalnya seperti dalam tulisan berjudul “Memudakan Pemikiran Islam” dalam Buku Di Bawah Bendera Revolusi.

Bisa juga dibaca tulisan Bung Karno lain seperti “Warisi Api Islamnya Bukan Abunya” dimana rata-rata berisi paradigma pembaruan interpretasi kritis atas pemikiran Islam. Bahkan Bung Karno jelas di dalam melakukan kutipan ilmiah misalnya dari pembaru Islam seperti Muhammad Abduh dsb. Intinya, bagaimana mengambil api revolusioner pemikiran Islam untuk digunakan bersama anasir bangsa Indonesia lain dalam melawan ketidakadilan sistem kolonialisme dan imperialisme saat itu.

“Perlu diperjelas, istilahnya saat ini jangan cherry picking atau hanya mengambil sebagian saja suatu pendapat dari satu pemikiran utuh. Aapalagi dari pemikiran Bapak Bangsa seperti Bung Karno yang sepanjang hidupnya diabdikan untuk membangun Persatuan Indonesia,” tambah Janu.

Lebih tidak pas lagi kalau hanya untuk menjustifikasi sebuah tindakan, suatu kepentingan tersembunyi (hidden agenda) dan melegitimasi pemikiran tertentu. Lebih berbahaya lagi jika tindakan dan pemikiran yang dikulik itu berpotensi merusak persatuan nasional di kalangan umat beragama.

“Karena itu, kita perlu mempertanyakan klaim sepihak Panji Gumilang yang mengaku bermazhab Bung Karno itu. Maksudnya apa?,” pungkas Ketua DPP GPM Bidang Ideologi dan Politik ini. (pr)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *