Kabar
Menuju Transportasi Aman dan Berkelanjutan
![](https://jayakartanews.com/wp-content/uploads/2024/05/Screenshot-2024-05-20-212213.png)
JAYAKARTA NEWS – Yang menonjol dalam sepuluh tahun terakhir adalah pembangunan infrastruktur. Begitu masif terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Wilayah Timur terus digarap, bahkan daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3 T) diupayakan memperoleh kemudahan akses transportasi yang sama seperti di Pulau Jawa.
Infrastruktur yang kita maksud ini yang di bawah Kementerian Perhubungan. Pencapaian, serta sarana dan prasarananya cepat dirasakan oleh masyarakat karena terkait dengan koneksitas, akses pergerakan orang dan barang, serta nilai efisiensi.
Tampak memang, satu dekade belakangan terjadi banyak perubahan. Hal ini juga terungkap dalam diskusi transportasi yang berlangsung Jumat (17/5/2024) lalu di Jakarta dan diikuti kalangan transportasi melalui zoom.
Seperti diakui Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, serangkaian proses pembangunan transportasi tidak hanya di perkotaan melainkan secara umum di seluruh Indonesia. Paling tinggi transportasi laut, disusul perkeretaapian, bandara, serta angkutan penyebrangan. Beberapa bandara direnovasi, juga diperbagus stasiun-stasiun KA, serta terminal tipe A di Jawa maupun di luar Jawa.
Dalam diskusi tersebut selain Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, pembicara lainnya adalah Dr. Robby Kurniawan, S.STP, MSi Kepala Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub, Tri Dewi Virgiyanti, ST, MEM Direktur Transportasi Kedeputian Sarana dan Prasarana Bappenas.
Dari Masyarakat Transportasi Indonesia hadir sebagai narasumber Ketua Umum MTI, Tory Darmantoro, ST, MPPM, MSc. Dan dari Akademisi Ir Djojo Setijowarno, MT dari Universitas Soegijapranata. Diskusi ini dipandu Ketua Institut Studi Transportai (Instran) Jakarta Ki Darmaningtyas.
Budi Karya Sumadi mengemukakan, selama kepemimpinan Presiden Jokowi, telah terjadi perubahan yang signifikan. Presiden menginisiasi dua transportasi yang paling diunggulkan yakni MRT, LRT, dan juga kereta cepat. ”Ini menjadi kebanggaan Indonesia, selain itu kita menggunakan bus listrik yang akan dioperasikan di Ibu Kota Negara (IKN), ” ujar Menhub .
Selama dekade terakhir telah dibangun 85 Pelabuhan penyebangan, 65 penyeberangan dermaga, 12 pelabuhan baru, juga di sektor laut ada tol laut, serta pengembangan pelabuhan-pelabuhan sebanyak 51. Semua ini merupakan upaya-upaya mempersatukan Indonesia untuk kemudahan transportasi.
Pemerintah juga telah melakukan pembangunan rel KA sepanjang 10 ribu KM, Pembangunan stasiun-stasiun KA, dan di sektor udara ada 31 rute jembatan udara, dan 26 pembangunan bandara.
Capaian proyek strategis nasional, menurut Menteri terbilang cukup banyak dan mayoritas sudah selesai. Sektor transportasi memberikan peranan yang signifikan dan menyuguhkan produk yang baik, seperti bandara, MRT, LRT, dan kereta cepat.
Pembangunan Transportasi Kawasan Indonesia Timur juga menjadi prioritas pemerintah. Ini suatu indikasi yang sangat memberikan ruang yang baik atas kemudahan akses dan percepatan perekonomian di sana berkat dikembangkannya tol laut.
Sekarang terdapat 191 trayek. Kita mencatat ada 677 trayek dan terdapat 207 armada.
![](https://jayakartanews.com/wp-content/uploads/2024/05/Screenshot-2024-05-20-212227-1024x515.png)
Juga dioperasikan kapal perintis yang mengakomodir keperluan transportasi di wilayah-wilayah 3 T, tidak hanya orang tapi juga barang atau untuk angkutan logistik. Dan tak ketiggalan juga dikembangkan angkutan udara perintis yang cukup intensif, serta kereta api perintis terutama di perkotaan, sepert di Yogya, Solo, Semarang, Surabaya, Bandung, dan Medan.
“Kita tidak lagi melihat KA itu sebagai transportasi antarkota tapi algomerasi itu sudah menjadi hal yang sangat penting, “tandas Menhub. Kini sudah tercatat 1,2 juta penumpang perhari yang menggunakan KRL, khusus di Jabodetabek.
Pembangunan Berkelanjutan
Dua hal yang patut dicatat dari paparan ikhwal tranportasi dalam diskusi tersebut. Pertama, upaya pemerintah untuk mengembangkan angkutan massal seperti KA, dan terus membenahi angkutan umum di perkotaan.
Kemudahan akses transportasi antarwilayah atau antarkota terus diupayakan. Dan kedua, sesuai tuntutan global, transportasi yang diinginkan masyarakat, bukan hanya aman, nyaman, cepat dan efisien seperti layanan digital, tetapi juga ramah lingkungan atau pembangunan transportasi berkelanjutan.
Pembangunan transportasi yang terus digenjot tentu harus seiring dengan RJPM. Terkait hal ini Direktur Transportasi Kedeputian Sarana dan Prasarana Bappenans Tri Dewi Virgiyanti mengatakan, dalam menyongsong Indonesia ke depan, baik 5 tahun atau 20 tahun ke depan, momen memperingati 100 tahun Indonesia Merdeka atau Indonesia Emas ada beberapa hal yang ingin dicapai, yakni maju, berdaulat, sejahtera, dan berkelanjutan. Itu misi besarnya
Cara mengukurnya, kata Virgiyanti, juga ada beberapa indikator utama. Atau lima sasaran, bahwa Indonesia ingin menjadi negara maju, berpendapatan tinggi, tingkat kemiskinan rendah atau menuju Nol persen, dan kemudahan konektivitas. Dan orientasi transportasi lebih menggarap Indonesia Timur.
Sementara itu Kepala Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub Dr Robby Kurniawan juga menekankan bahwa infrastruktur menjadi prioritas Pembangunan nasional dan kita pun merasakan dampak pembangunan infrastruktur ini sangat penting. Berlangsungnya konektivitas sangat besar dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi,
Selama 10 terakhir telah banyak dilakukan Kemenhub terhadap luasnya wilayah tanah air. Di saat yang sama kita menghadapi tantangan perubahan yang sangat kencang berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, lalu disrupsi, serta tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan.
Masyarakat menginginkan kontinuitas layanan yang baik akan kebutuhan transportasi. Maka pemerintah terus mengupayakan transportasi di Indonesia menjadi transportasi yang handal, profesional, terintegrasi, efisien, berkeselamatan dan berkelanjutan.
Ditegaskan Robby, isu-isu global juga jadi konsen pengambil kebijakan dalam pembangunan transportasi. Kuatnya dorongan masyarakat internasional terhadap sustainability lingkungan, bagaimana transportasi bisa lebih ramah lingkungan, mengurangi emisi carbon sehingga lingkungan bisa lebih bersih, juga jadi konsen pemerintah.
Inovasi teknologi dalam transportasi kini sudah tidak menggunakan energi yang menghasilkan karbon, Karena itu Pemerintah juga mendorong pemakaian kendaraan listrik, penggunaan transpoasi yang ramah lingkungan dan transportasi yang inklusif, dan tentu sesuai tuntutan masyarakat modern adalah digitalisasi layanan transportasi, ” Yang diharapkan masyarakat terhadap keandalan transportasi adalah tepat waktu, efisien, nyaman dan berkeselamatan, ” kata Robby .
Sementara Djoko Setijowarno lebih menyoroti masalah keselamatan. Menurutnya, tingkat kecelakaan angkutan umum dan juga truk masih tinggi, Masalah rem long hampir tiap hari, katanya. Kini gaji supir yang rendah mengurangi minat masyarakat menjadi pengemudi angkutan umum. Kelangkaan ini mengakibatkan sopir yang ada bekerja melampau jam kerja.
Setiap hari ada kecelakaan. Selain korban meninggal yang paling banyak adalah luka berat. Nah, luka berat ini akan menambah angka disabilitas. Djoko juga menyinggung tingginya subsidi BBM terhadap kendaraa yang mencapai Rp 113 T. Sebanyak 84 % diantaranya didominasi sepeda motor.
Sekadar catatan juga, jika pemerintah ingin berhasil mengembangkan angkutan umum, baik di perkotaan maupun antarkota, juga antarprovinsi, selain infrastruktur yang memadai sudah tersedia, armadanya pun harus bagus, murah, tepat waktu, aman, dan nyaman.
Subsidi terhadap angkutan umum benar-benar memadai, dan harapan mencegah masyarakat tidak menggunakan sepeda motor terutama jarak jauh bisa terwujud. Dan tentu harus ada regulasi guna mengendalikan produksi sepeda motor. Komitmen pemerintah terhadap penggunaan kendaraan listrik direalisasikan dan lebih diutamakan jika kita memang merasa cemas atas keberadaan emisi karbon di lingkungan udara kita. ***iswati