Traveling
Jepang Menawarkan Bantuan China dengan ‘Revolusi Toilet’
ORANG China daratan, sudah terkenal super jorok. Sampai-sampai di dunia maya pernah viral foto-foto betapa joroknya turis yang berasal dari China daratan. Dan, mereka bukan hanya jorok saat berwisata di negeri orang, di negeri sendiri pun sama joroknya. Ada kemungkinan, masyarakat China yang jorok-jorok seperti itu, mereka tengah mengalami culter shock. Mereka “tiba-tiba” menjadi kaya, namun dari aspek kebudayaan modern, mereka “belum” siap.
Brengseknya warga China dalam urusan toilet, juga disadari oleh Presiden China, Xi Jinping. Wajarlah kalau kemudian pemerintah China meluncurkan kampanye untuk memperbaiki kondisi sanitasi di toilet negara itu.
Jepang pun menyambut baik program itu seraya menawarkan untuk membantu China dengan “revolusi toilet”yang digelorakan Presiden Xi Jinping.
Tokyo mengharapkan, bahwa langkahnya memberikan bantuan itu, dapat memperbaiki hubungan diplomatik dengan negara tetangganya. Kedua negara merayakan ulang tahun ke 40 perjanjian perdamaian dan persahabatan bilateral mereka tahun ini.
Upaya ini sedang dipimpin oleh Kementerian Luar Negeri Jepang, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri. Ketiga kementrian itu telah mencari ide dari perusahaan swasta seperti produsen toilet Toto.
Akan halnya Kedutaan Jepang di Beijing, telah berdiskusi dengan pemerintah China mengenai proyek tersebut. Sekelompok peneliti akan segera dikirim ke pedesaan di China untuk melakukan studi dan memastikan kebutuhan tolitel di pedesaan.
Secara khusus, Jepang berencana untuk menawarkan bantuan teknologi untuk meningkatkan fasilitas di daerah pedesaan dan mendidik penduduk setempat tentang sanitasi.
Kebanyakan toilet umum di China tidak dilengkapi dengan mekanisme flush dan banyak di pedesaan tidak memiliki bilik untuk buang air kecil maupun buang air besar. Akibanya, air tanah di China terkontaminasi, dan ini sering sekali menimbulkan risiko kesehatan yang parah, seperti wabah diare atau kolera.
Langkah China untuk memperbaiki toilet di masyarakatnya secara resmi telah diumumkan pada November 2017 lalu, dimana diumumkan rencana China untuk membangun dan meningkatkan 64.000 toilet umum, yang akan dilaksanakan antara 2018 hingga 2020 sebagai bagian dari “revolusi toilet”, yang bertujuan untuk meningkatkan pariwisata dan mengangkat kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi.
China tertarik mengembangkan dan memperluas industri jasa untuk menjauh dari pertumbuhan yang didorong oleh hutang dan investasi, sambil mengimbangi dampak dari permintaan global yang terus melemah untuk ekspornya.
Beijing pun telah melihat industri pariwisata yang muncul, dan menjanjikan investasi tahun lalu 2 triliun yuan ($ 290 miliar) yang diharapkan akan membantu mengangkat kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi tahunan.
Sementara itu Kantor Pariwisata Nasional China (CNTA) mengatakan, bahwa untuk program tiga tahun “revolusi toilet” tersebut, telah menyebabkan “pencapaian yang signifikan”. Hal itu ditandai dengan prospek industri wisata yang sedang berkembang, yang sebelumnya diselimuti oleh keluhan luas tentang tingkat kebersihan toilet di lokasi-lokasi wisata China.
Sejak 2015, China telah menggelontorkan 1,04 miliar yuan untuk membangun dan merenovasi 68.000 toilet, jauh melebihi target tiga tahun dari 57.000, demikian laporan kantor berita pemerintah Xinhua.
“Revolusi toilet … merupakan langkah mendesak dan perlu untuk mengubah dan meningkatkan industri pariwisata kami,” kata direktur CNTA, Li Jinzao seperti dikutip oleh Xinhua.
Di bawah inisiatif baru, China akan memiliki 47.000 toilet yang dibangun dan 17.000 toilet yang ada diperbaharui dalam tiga tahun ke depan, kata Xinhua. ***