Feature
Ini Artis Cantik Jago Silat yang Pernah Alami Pelecehan Seksual
Kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami penyanyi dangdut Via Vallen oleh seorang pesepakbola menggegerkan masyarakat. Kasus yang mendapat tanggapan luas ini mengingatkan kembali tentang pengakuan sejumlah artis yang juga pernah mengalami pelecehan seksual dalam hidupnya. Salah satunya adalah artis Hannah Al Rasyid yang kerap diundang untuk menjadi pembicara dalam tema-tema kekerasan wanita dan anak.
“Saya diundang untuk berbicara, kebetulan saya Duta Kesetaraan Gender dimana kekerasan terhadap perempuan juga termasuk dalam goal itu,” jelas Hannah yang menjadi Duta PBB untuk kesetaraan gender.
Tanpa malu, Hannah pun bercerita kalau dirinya dulu pernah menjadi korban pelecehan seksual. “Ada banyak wanita yang pernah mengalami ini (pelecehan seksual), ini adalah isu besar yang harus diangkat agar ada solusinya karena kalau tidak akan semakin banyak wanita menjadi korban. Sebagian orang menganggap masalah ini tabu, tapi saya tidak mau untuk mengangkatnya karena saya peun pernah menjadi korban,” ungkap Hannah yang ahli bela diri pencak silat.
Lalu dia pun bercerita pengalaman pahit itu dia dapat saat ia baru pindah ke Jakarta. “Kekerasan itu kan banyak bentuknya, macem-macem. Yang saya alami misalnya ada orang naik motor trus ‘grepe-in’ (meraba) tubuh saya lalu dia kabur. Atau ada laki-laki ngeluarin alat kelamin, masturbasi di depan saya di siang bolong,” kata Hannah.
Permasalahan-permasalahan seperti yang dialaminya itu juga banyak terjadi pada wanita lain. Hal tersebut terbukti ketika dia men-share hal tersebut di medsos banyak mendapat tanggapan dari para wanita yang juga pernah mengalami pelecehan seksual.
“Jadi ini adalah masalah besar yang tidak bisa diabaikan,” tambahnya. Dia pun berpikir, ia tidak dapat mendiamkan tindakan seperti itu tapi harus tegas.
“Gue maki kalau ada laki-laki yang melakukan seperti itu lagi, gue kejar!” tegasnya.
Belum lama ini dia juga diundang ke Tokyo untuk inisiatif #womenwill oleh Google. Ketika itu beberapa wakil dipilih untuk hadir mengikuti seminar tersebut antara lain India, Bangladesh,Jepang, Singapura, Thailand, Australia dan Indonesia.
Menurut Hannah ada empat hal yang dibahas dalam seminar tersebut yakni entrepreneur, inclusive workspace, digital literacy dan leadership. “Kami berbagi cerita dan pengalaman seputar sutuasi women’s empowerment di negara masing-masing dengan harapan we can all learn from eachother,” ungkapnya.
“It was such an inspiring experience, makin percaya kalau kita mulai bvicara, dan terbuka untuk terima masukan dari berbagai orang dengan berbagai perspektif. Kita bisa benar-benar paham isu perempuan dan masalah-masalah yang dihadapi perempuan di seluruh Asia. Tentunya, untuk mencari solusi yang terbaik dan encourage women to be the besat they can be!” Tambahnya.***