Connect with us

Kabar

Dikenalkan PPL, Petani di Tuban Kepincut Jarwo

Published

on

JAYAKARTA NEWS—Sejak mengenal Jarwo di sawah, Surani kini tak bisa pindah ke lain hati. Anggota kelompok tani (Poktan) Sari Tani, Desa Sokosari dikenalkan Jarwo oleh Rusminingsih, penyuluh pertanian lapangan (PPL) sekaligus Koordinator Penyuluh Pertanian di Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Selama mengenal Jarwo, Rusminingsih selalu mendamping Surani. Bagi Surani kehadiran Jarwo dalam hidupnya memberikan harapan baru. Bisa dibilang rezekinya lebih baik dari sebelumnya.

Tapi jangan berpikir yang aneh-aneh dulu. Jarwo yang dikenalkan PPL kepada Surani ternyata inovasi teknologi budidaya padi jajar legowo. Surani menerapkan sistem tanam Jarwo 2:1 dengan menggunakan varietas Inpari 32.

Dengan menerapkan sistem tanam tersebut diakui dapat mengurangi risiko tanaman padi. Misalnya, serangan jamur dan bakteri seperti penyakit kresek. “Karena sirkulasi udara dan sinar yang baik, sehingga tidak menyebabkan kelembaban tinggi pada lahan,” ujar Surani yang kini sukses menanam padi sistem Jarwo 2:1.

Rusminingsih mengakui, dirinya selalu memberikan pendampingan dan pengawalan yang intensif kepada petani di wilayah binaannya. Sebagai seorang Koordinator Penyuluh di Balai Penyuluh Pertanian (BPP), Rusminingsih bertugas dan bertanggungjawab menyebarluaskan teknologi yang dianjurkan pemerintah.

Hal ini tidak hanya akan memberi pengalaman baru bagi pelaku utama, tetapi lebih dari hal itu yaitu meningkatkan produktivitas padi miliknya. Dengan mengenalkan petani dengan inovasi Jarwo, Rusminingsih berharap anggapan salah terhadap teknologi Jarwo bisa terbantahkan.

“Anggapan selama ini jarak tanam pada sistem ini akan menurunkan jumlah anakan, sehingga menyebabkan jumlah rumpun lebih sedikit dan memerlukan banyak tenaga tanam. Budidaya padi dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 ini diterapkan untuk menepis beberapa opini yang beredar di masyarakat petani,” tuturnya kepada awak media.

Karena itulah Rusminingsih tetap melakukan pendekatan kepada pelaku utama yang dapat menjadi pioneer dalam penerapan teknologi sistem tanam ini. Sebetulnya sistem tanam jajar legowo 2:1 ini memiliki beberapa kelebihan. Misalnya, sesuai kondisi lahan secara umum di Kecamatan Soko.

Kelebihan lainnya, terdapat penambahan anakan sebanyak 25-30 persen karena sebaran penyinaran matahari optimal serta sirkulasi udara lebih lancar, mudah dalam pemeliharaan khususnya penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama tikus.

Selain itu, efisiensi tenaga kerja tanam karena dapat menggunakan alat yang dikenal dengan caplak khusus legowo. Adanya peningkatan produktivitas tanaman 7-15 persen karena penambahan populasi tanaman sebesar 25 persen dibandingkan budidaya konvensial dan memberikan ruang yang cukup bagi tumbuh kembangnya rumpun tanaman.

“Sistem tanam jajar legowo 2:1 di lahan Surani dapat menjadi percontohan bagi pelaku utama, khususnya lahan di wilayah kerja BPP Soko guna mendukung Kostratani sebagai salah satu program utamaKementerian Pertanian,” demikian Rusminingsih.(poedji)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *