Connect with us

Feature

Saat Cak Sodiq Kehilangan Istrinya

Published

on

Cak Sodiq–foto instagram sodiq.pantura

Sebuah pesan singkat melalui WA dari Cak Sodiq Monata, saya terima Rabu (26/9) pagi kemarin. Bunyinya begini: ” Pak nyonyaku gak onok umure pak, jenengan sepuro yo pak, ibu e bagus pak..”

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Sodiq Monata, berduka. Istri tercintanya, Indah Yuliani, meninggal dunia.

Tak terasa 14 tahun Yuliani menderita stroke nyaris total. Hingga mengalami kelumpuhan permanen. Dan, Rabu (26/9) kemarin, Yuliani terbebas dari penyakitnya dan ia meninggalkan Cak Sodiq dan empat anaknya selama-lamanya.

Banyak kenangan hebat yang dialami Cak Sodiq bersama wanita kuat yang menemani hidupnya ini.

Apa saja kenangannya, Cak? “Bojoku iki betah mlarat, Pak, kuat urip mlarat (miskin) bersamaku,” ujar Cak Sodiq saat menerima saya dan sejumlah rekan, bertakziyah di rumah duka, Pandaan, Pasuruan, Kamis (27/9) tadi malam.

Pernah, cerita Sodiq, suatu hari saat ia bangun tidur. Tak ada masakan di meja .”Masak opo Dik?, dia jawab, gak ada Cak, arep utang nang warung ngarep wis isin, wis akeh. Tak takoni maneh, nak-anak gimana? Dia bilang, sudah dimintakan sarapan dari tetangga, ” ujar penyayi berambut gimbal kelahiran Pandaan 7 april 1968 ini, mengenang saat susah dulu.

Cak Sodiq mengasuh anaknya–foto instagram sodiq.pantura

Saat itu, mereka baru punya anak pertama. Sodiq masih kerja serabutan, kuli bangunan, atau kerja apa saja. Untuk makan saja, susah.

Ekonomi mulai agak lumayan saat Sodiq pindah kerja dorong gerobak nasi goreng, keliling kampung ke kampung.

Jualan nasi goreng dan mie goreng, sering juga sepi.

Nah Sodiq yang suka nyanyi lagu-lagunya Rhoma Irama, mencoba nyari nafkah dengan ngamen di terminal bus Pandaan, Pasuruan.

Dari sinilah ia mengenal dunia orkes, yang kelak mengantarkan ia sebagai “Raja dangdut koplo” di tanah air. Mengawali karier dangdutnya, dengan jadi asisten alias tukang nenteng gitar. Sekali-kali ia disuruh nyanyi saat checksound, sebelum show.

Setelah melahirkan anak keempatnya, penyakit epilepsi bawaan dari kecil dari sang istri sering kumat.

Suatu hari, — inilah awal cobaan berat itu — Yuliani mendadak terserang stroke. Jaringan saraf otaknya rusak permanen. Sejak itu, Yuliani, hanya ada di tempat tidur. “Selama 14 tahun, istri saya tergolek di atas tempat tidur, miring ngiwo miring nengen, ” ujar bapak empat anak, Suci Susanti, Bagus Santoso, Rosita Dewi ini.

Tak sebentar waktu 14 tahun. Sodiq tak cuma tulang punggung keluarga, juga harus nabung untuk biaya berobat istrinya. Mulai medis hingga alternatif, termasuk tusuk jarum. Hasilnya, nihil. Setiap ayan (epilepsi)nya kambuh berjam-jam, stroke makin parah. Jaringan saraf otaknya semakin rusak. Selama 14 tahun, istri harus pakai pampers.

Saat istrinya sakit itu, karier Sodiq makin tenar lewat orkes Palapa. Lalu bareng Nono (gitar) ia mendirikan orkes Monata.

Walau sudah tenar, setiap pulang show, misalnya, Sodiq tak melupakan merawat istrinya.

Tak ada yang menyangka. Di balik gemerlapnya panggung dangdut Monata, ada kisah nyata superstarnya, Cak Sodiq, yang menderita batin karena sakitnya sang istri.

Tanpa diketahui banyak orang, sering pulang show, dini hari, Sodiq tidak tidur. Pagi harinya, Sodiq memandikan sendiri istrinya. Lalu mendudukkan di kursi roda dan menjemurnya di halaman depan rumah.

Saya pernah datang ke rumah Cak Sodiq di Pandaan ini, saat ia sedang menjemur istrinya yang nyaris lumpuh total. “Yo iki jimatku Pak, ikhlas aku ngrawat bojoku,” ujarnya yang tak pernah pakai jasa pembantu di rumahnya.

Saat Sodiq mampu beli mobil pertamanya, pernah suatu malam, ia membopong istrinya, masuk mobil. “Bojoku tak gowo muter-muter Pandaan sampai Tretes. Di tempat sepi, tak ajak omong dewe, Yul, ayo waraso, aku wis sugih sak iki, duwikku wis akeh, aku biyen sing dihina wong kampung, jarene gak iso numpak sepeda motor, sak iki aku wis iso tuku mobil Yul, ayo waraso sayang, kita bersenang-senang. Tak delok bojoku iso nangis, air matanya berlinang”

Sambil bercerita begitu, tak terasa, mata Sodiq juga berkaca-kaca.

Dengan nada lirih, ia menambahkan, yang membuat ia “getun” (menyesal) adalah saat sudah kaya seperti sekarang ini, ia justru tak bisa menyenangkan istrinya. Padahal dia lah yang mendampingi Sodiq saat jaman susah dulu.

Apa boleh buat. Segalanya sudah digariskan-Nya. “Semoga bojoku sekarang diterima di sisiNya, kepada siapa saja, sepuroen yo,”katanya.

Aaminnn, Cak.

Di depan rumah dukanya, tadi malam, sejumlah papan karangan bunga duka cita, menancap bisu. Tampak berderet. Dari RCTI group hingga Bupati Pasuruan Gus Irsyad.***(damarhuda)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *