Connect with us

Kabar

Menko PMK: Festival Cap Go Meh Rekatkan Bangsa

Published

on

Foto–istimewa

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, membuka Festival Cap Go Meh Tambora 2019. Festival tahunan ini tidak hanya menampilkan budaya Tionghoa, tetapi juga sejumlah kebudayaan nasional lainnya. “Festival Cap Go Meh ini merekatkan bangsa Indonesia dengan keragaman budayanya masing-masing,” kata Puan.

Hal itu dikatakan Puan dalam Festival Cap Go Meh Tambora 2019 di kawasan Mal Seasons City, Jakarta Barat, Minggu (24/2/2019) pagi. Hadir juga dalam acara Wakil Ketua DPR Utut Adianto dan Dewan Pembina Cap Go Meh 2019, Charles Honoris.

Puan mengatakan perayaan Cap Go Meh di Jakarta sudah menjadi tempat pertemuan tahunan masyarakat ibu kota dari beragam latar belakang, tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan. Itu sebabnya Puan selalu hadir dalam perayaan hari terakhir dari Tahun Baru Imlek ini.

foto–istimewa

“Indonesia dimerdekakan oleh Bung Karno bukan untuk satu agama, suku, golongan atau kelompok tertentu. Tetapi untuk kita semua bangsa Indonesia,” tegas Puan yang setahun lalu juga hadir dalam Karnaval Cap Go Meh Glodok 2018.

Dalam kesempatan ini, cucu Bung Karno tersebut kembali berpesan untuk terus menjaga kesatuan bangsa. Dia meminta masyarakat untuk terus saling menghormati, menghargai dan meningkatkan toleransi antarsesama anak bangsa.

“Jaga terus persatuan dan kesatuan bangsa, agar kita menjadi bangsa yang berkemajuan,” kata Puan disambut riuh tepuk tangan dua ribuan hadirin.

Sementara itu, Charles berharap tahun baru bisa membawa harapan dan semangat baru bagi seluruh warga masyarakat Jakarta untuk menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. Juga semangat baru untuk terus bergotong royong membangun bangsa.

“Indonesia tidak akan bisa seperti hari ini tanpa kerjasama dan gotong royong dari semua masyarakat tanpa membedakan agama, ras, golongan, termasuk masyarakat Tionghoa,” ujar Charles.

Anggota DPR ini mengatakan, masyarakat Tionghoa sudah ada di Indonesia lebih dari ribuan tahun. Itu makanya budaya Tionghoa tidak terpisahkan dari kebudayaan nasional.

“Kita punya tanggung jawab mempertahanjan Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945. Tunaikan tugas kita mempertahankan Pancasila pada 17 April mendatang untuk Indonesia Maju,” kata Charles.

Selain menampilkan budaya Tionghoa, khusunya dari Singkawang, Kalimantan Barat, seperti Barongsai, Liong, Tatung, festival juga menampilkan kebudayaan nasional lain, seperti Tarian Dayak, Pencak Silat dan Palang Pintu. Acara juga dibuka dengan doa lintas agama.***/ebn

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *