Connect with us

Feature

Kisah Prof Yuddy Chrisnandi, Ditonjok dan Diusir

Published

on

Prof Yuddy Krisnandi

DUBES Yuddy Chrisnandi ditonjok. Tak hanya itu, ia juga diusir. Kejadiannya ketika ia bertanya sesuatu kepada orang tersebut. Bukannya jawaban, ia malah dapat bogem mentah.

Peristiwa kedua ketika menyampaikan rasa simpati pada sebuah keluarga yang sedang berduka. Alih-alih dipersilakan masuk, Yuddy malah diusir oleh Satpam penjaga gerbang rumah keluarga tersebut. Apakah Yuddy mengalami cedera akibat pukulan tanpa basa-basi tersebut? Apakah ia bersedih karena diusir?

Ditonjok

Pemukulan terhadap Yuddy terjadi semasa ia duduk di bangku sekolah SMA di Cirebon. Pelakunya rekan perempuan sekelasnya. Sebagaimana yang Yuddy kisahkan dalam acara Satu Jam Lebih Dekat TVOne dengan Yuddy Chrisnandi, Februari 2016 silam.

Yuddy yang saat itu menjabat Menteri PAN-RB mengungkapkan bahwa semasa SMA, ia masuk ketagori siswa yang suka usil terhadap temannya. Bersama rekan laki-laki, ia berniat mengecek berapa “lapis bawahan” yang dikenakan siswi-siswi di kelasnya.

“… dulu kan (siswi-siswi) roknya tebel-tebel,” kisah Yuddy.

“Dia pakai rok, dia pakai hot pant, mungkin pakai pakaian dalam, berlapis-lapis itu.”

Aksi usilnya ini pun ditujukan untuk “mengukur” seberapa tebal lapisan bawahan rekan-rekan perempuannya.

“Kita mau cek seberapa tebal pertahanannya,” ungkap Yuddy.

Bersama rekan-rekannya, sebelum pelajaran mulai Yuddy membawa cairan sejenis minyak angin/balsem yang dioleskan ke setiap bangku murid perempuan di kelasnya. Ketika pelajaran dimulai, Yuddy memulai sesi pemantauan sambil duduk di baris belakang. Alhasil, satu per satu rekan perempuannya bereaksi.

“Kalau ada yang duduk, baru lima menit bereaksi, wah berarti dia ini pertahanannya tipis,” ungkap Yuddy.

Namun, tidak semua bereaksi. Salah seorang murid perempuan ternyata tidak menunjukkan gerak-gerik apa pun sampai pelajaran usai. “Yang lain udah bereaksi, ini satu orang tidak bereaksi. Duduk dia, tenang sampai satu pelajaran selesai. Wah hebat!,” gumam Yuddy dalam hati, waktu itu.

Ia pun segera menghampiri rekan perempuan sekelasnya itu. Yuddy bermaksud menanyakan mengapa dirinya tak ada reaksi apa-apa sementara siswi-siswi lainya sudah gelisah.

“Begitu (pelajaran) selesai, saya iseng tanya, kamu ngga apa-apa….. ia langsung tonjok saya, blarrr,” kisah Yuddy. Rupanya, siswi ini cerdik, sengaja menunggu sang pelaku menghampirinya untuk dipukul.

“Sejak itu saya kapok,” kisah Dubes Indonesia untuk Ukraina ini.

Diusir

Dubes Prof Yuddy Krisnandi

Adapun kisah pengusiran Yuddy, terjadi semasa ia menjabat sebagai Menteri PAN-RB.

Kala itu, melalui Fanpage “Find Angeline – Bali’s Missing Child” di Facebook tahun 2015 tersiar kabar hilangnya Angeline.

Di atas pesawat dalam penerbangan ke Bali Yuddy membaca berita di koran tentang hilangnya Angeline. Hampir semua televisi juga memberitakannya secara masif. Akhirnya Yuddy yang sedang berkunjung ke Bali menyempatkan ‘mampir’ untuk menyampaikan simpati ke rumah keluarga anak hilang Angeline.

“Berita itu bahkan sampai terbawa mimpi. Dalam mimpi saya lihat Angeline datang ke saya. Saya tanya kamu di mana. Saya ada di rumah om,” kisah Yuddy tentang mimpinya itu.

Hati Yuddy tergerak. Ia membayangkan bagaimana kalau hal itu terjadi pada diri orang tua lainnya, dimana sang anak dinyatakan hilang/menghilang.

Pagi-pagi sekitar pukul 10.00 Yuddy berinisiatif berkunjung ke rumah Angeline. Alih-alih disambut, sang Menteri langsung diusir petugas keamanan rumah tersebut. Pengusiran kepada Yuddy terjadi saat sedang memberikan keterangan kepada awak media. Dari rekaman video yang beredar di YouTube, terlihat bahwa petugas keamanan menyela wawancara Yuddy dengan awak media.

Dengan terang-terangan, si petugas keamanan mengatakan bahwa ibu angkat Angeline, Margareith tidak mengizinkan Yuddy masuk rumah. Dengan kata lain, perempuan itu mengusir Yuddy.

Karena pengusiran ini, Yuddy pun gagal meninjau rumah keluarga Angeline. Selain Yuddy, ternyata Menteri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise saat berkunjung ke rumah Angeline juga ditolak dan diusir.

Kasus Angeline ini kemudian terungkap. Berawal dari kecurigaan polisi pada gundukan tanah di bawah kandang ayam dekat pohon pisang di dalam pekarangan rumah pertengahan Juni 2015. Ketika dibongkar, ditemukanlah jazad Angeline.

Polisi menetapkan pelaku utamanya adalah Margareith ibu angkat Angeline dan Agustinus Tai satpam rumah Angeline. Kapolda Bali saat itu dijabat Irjen Pol Ronnie Sompie yang kini menjabat Dirjen Imigrasi. Begitulah kisah Dubes Yuddy yang ditonjok dan diusir.

Tenang, beliau baik-baik saja saat ini, di kota Kiev, Ukraina tempatnya mengabdi sebagai Duta Besar. ***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *