Connect with us

Feature

Ibarat Topeng, Dory Harsa adalah Panji

Published

on

Jayakarta News – Bagi “sobat ambyar” (fans alm Didi Kempot), nama Dory Harsa tentu sudah sangat familiar. Pengendang Lord Didi yang muda dan ganteng itu, makin populer ketika Didi Kempot menggubah lagu Kangen Nickerie spesial buat dia.

Sepeninggal Didi Kempot, Dori dikabarkan mulai mengibarkan bendera sendiri. Sebagai musisi muda, ia tentu saja mewakili generasinya. Tak salah jika kemudian panitia Solo International Performing Arts (SIPA) 2020 Recognition and Acceleration, menunjuk Dory sebagai maskot event.

Duda anak satu yang dikabarkan punya hubungan khusus dengan biduanita Nella Kharisma ini, merepresentasikan kaum milenial dalam pengembangan kesenian tradisional atau kerakyatan. Atas penunjukan dirinya menjadi maskod SIPA 2020, Dory mengatakan, “Saya bangga sekaligus kaget terpilih menjadi maskot dan SIPA 2020. Ini benar-benar penghargaan luar biasa di mana saya menjadi musisi lokal, bisa turut serta mengisi SIPA.”

SIPA 2020 digelar selama tiga hari pada tanggal 10, 11, dan 12 September 2020. Acara ini dapat disaksikan secara gratis dan massal melalui Youtube channel SIPA FESTIVAL mulai pukul 17.00 hingga 21.00 WIB.

Kehadiran sosok Dory Hrasa, niscaya mampu mengarahkan pendulum perhatian para para remaja dan anak-anak untuk terhadap seni tradisi, khususnya topeng. SIPA selalu berkomitmen untuk terus menyuguhkan acara seni yang menarik dan berkualitas.

Suasana Jumpa Pers, SIPA 2020 di Solo, Kamis (27/8/2020). (foto: SIPA 2020)

Popularitas Dory Harsa pada pelestarian seni tradisi yang turut membawanya ke dalam seni industri tentu sejalan dengan semangat SIPA. Sosok Dory Harsa layak untuk diangkat sebagai maskot dan diberikan penghormatan melalui panggung festival kelas dunia ini.

Dunia topeng, memiliki tradisi dan filosofi tinggi. Karakter-karakter dalam topeng, menyiratkan karakter serta “piwulang” kehidupan. Ibarat topeng, Dory Harsa tentulah topeng Panji. Kedoknya berwarna putih. Matanya liyep, pandangannya merunduk dan senyumnya dikulum. Raut wajahnya (wanda) menunjukan seorang yang alim, tuturkatanya lemah-lembut dan gerakannya halus. Topeng panji ditarikan dalam karakter alusan (halus) seperti halnya tokoh Arjuna dalam cerita wayang.

Dory lahir di Kota Solo pada 27 November 1992 dengan nama lengkap Dory Haryanto Eka Saputra. Ia kini merajut karier sebagai solois di bidang tarik suara dengan genre Pop Jawa-campursari. Dengan etos dan misi mengangkat budaya daerah, maka mayoritas karya yang dirilis Dory menggunakan Bahasa Jawa.

Dory berhasil mendapat urutan pertama pada Trending Chart di kanal Youtube selama satu pekan, serta menduduki 20 Trending Chart Worldwide di platform yang sama.

“Semoga SIPA bisa memberikan pertunjukan yang baik, yang mendidik, dan tentunya bisa mendorong kreativitas teman-teman pelaku seni yang terlibat di dalamnya. Saya harap konser SIPA tahun ini bisa menjadi tolok ukur untuk event-event yang lain. Meski digelar secara virtual karena pandemi, tapi saya harap bisa menjadi yang terbaik. Muaranya bisa membangun semangat teman-teman lain yang bergerak dalam event virtual,” ungkap Dory. (*/rr)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *