Connect with us

Entertainment

Eriska Rein & Inspirasi Dora Emon

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Eriska Rein (25 tahun), aktris film dan model, benar-benar penggemar dan pembaca fanatik Dora Emon dari Jepang.

“Saya dari remaja sudah doyan film kartun Dora Emon. Bahkan, anak saya, Mikhail yang kini sudah berusia 3 tahun pun, sudah saya ajak nonton Dora Emon dan dia suka sekali,” kata Eriska yang mengoleksi puluhan keping video DVD Dora Emon.

Dikatakannya, menonton Dora Emon selain menghibur, juga banyak pelajaran serta edukasi yang bisa dipetik. “Misalnya tentang pentingnya memelihara bumi serta mengajak agar anak-anak hemat air, pemakaiann listrik dan makanan,” ujar Eriska usai meluncurkan video ‘Dora Emon the Moivies, Great Adventure in the Antartic Kachi Kochi’ di Jakarta, belum lama ini.

Seri Dora Emon terbaru itu disutradarai Atsuchi Takahashi dan diangkat dari komik karya Fujio F. Fujiko.

“Yang jelas, selama anakku, Mikhail (buah pernikahannya dengan Mithu Nizar, produser eksekutif Starvision)lago asyik nonton Dora Emon, dia enggak mau diganggu. Dan saya sebagai ibunya, tahu itu. Mikhail maunya nonton sendiri dan nantinya kalau sudah kelar, dia sering bertanya kepada saya, apa itu apa ini, mama…,” sergap Eriska yang bermain gemilang di film ‘Cinta Brontosaurus’ dan ‘Aku, Kau dan KUA’ ini.

Awal karir Eriska di dunia model melalui ajang pemilihan Model Kawanku di tahun 2008. Ia berhasil memenangkan gelar ajang tersebut. Lewat jalur inilah, pelan tapi pasti, kemudian Eriska menapaki FTV (film televisi), sinetron dan film bioskop. Beberapa sinetron yang pernah dibintanginya antara lain ‘Ada Cinta di Hati’ dan ‘Cinta Cenat Cenut’.

Film bioskop yang paling berkesan ketika Eriska membintangi film ‘Kukejar Cinta ke Negeri Cina’. Pasalnya, ia disuruh menghafal dialog dalam bahasa Mandarin.Di film tersebut, Eriska berperan sebagai Jia Li, seorang muslimah dari Beijing.

“Mengucapkan bahasa Mandarin, antara ucapan dan kata harus tepat dan persis. Salah sedikit, lain artinya. Yah…saya lama sekali belajar menghafal sama guru bahasa di Beijing ihwal bahasa Mandarin. Kalau ditanya soal tulisan atau hurufnya (kaligrafi), sorry saja, saya enggak belajar sampai ke sana…,” imbuh Eriska, kelahiran Tangerang dari pasangan kedua orangtuanya yang berasal dari Sunda dan Jambi.

“Padahal, saya paling enggak bisa bercakap-cakap dalam bahasa Mandarin.

Kapan main film lagi ?

“Nantilah, kalau ada cerita yang cocok dengan karakter saya. Kan Mikhail sudah bisa ditinggal sama mamanya. Saya kangen main film lagi. Doakan ya,” pinta Eriska Rein yang menggemari literasi dari kecil ini. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *