Connect with us

Feature

Depot Bu Mus, Dilanggani Bule Kanada

Published

on

Jayakarta News – Mau makan khas Jatim datang saja di depot prasmanan Bu Mus yang berlokasi di Pacar Keling, Surabaya. Di sana disajikan berbagai jenis makanan yang mungkin tidak dijumpai di tempat lain. Ada 24 jenis lauk pauk yang disajikan di sini mulai bandeng kuning berkuah, sayur lodeh, dan lain-lain.

Pada jam-jam makan pagi, siang, dan malam, depot Bu Mus selalu ramai pengunjung. Bagi mereka yang ingin agak nyantai, biasanya datang sebelum atau sesudah jam makan. Koresponden Jayakarta News saat melakukan wawancara dengan pemiliknya, Mushadi, melihat sendiri ada pengunjung yang mau makan sambil berdiri karena tidak kebagian kursi.

Tapi pengunjung yang datang dengan temannya itu tidak merasa terbebani. Mereka melahap makanan yang sudah mereka pilih. Sesuai namanya, depot prasmanan, maka para pengunjung bisa memilih-milih dulu lauk pauk yang disiapkan di salah satu sudut depot tersebut. Usai makan mereka datang ke kasir untuk membayar.

Menurut Abah —panggilan Mushadi— kalau jam makan memang banyak pengunjung sehingga bagi mereka yang kehabisan tempat duduk menunggu di parkiran atau melahapnya dengan mencari tempat lain atau makan sambil berdiri.

Ada seorang pelanggan asal Kanada yang sering datang untuk mencicipi makanan depot Bu Mus. Waktu datangnya tidak bisa dipastikan, kadang pagi atau sore. Pernah ditanya kenapa selalu makan di depot ini dan bule Kanada itu mengatakan, enak dan murah. “Ambek jempole didudokno,” tutur Abah dengan dialek Suroboyoan.

Abah (Mushadi) dan istri. (foto: poedji)
Menu prasmanan memanjakan pelanggan memilih lauk sesuai selera. (foto-foto: poedji)

Abah menambahkan, ia sudah mengatur kursi sesuai kebutuhan sehingga untuk dikembangkan kurang memungkinkan karena depot yang ia sewa itu tidak begitu besar. “Padahal saya sewa dua stan di sini,” katanya.

Dikemukakan, untuk tahun ini sudah memasuki tahun ketiga, artinya ia menyewa tempat tersebut sejak 2017. Untuk perpanjangan sewa pihaknya masih pikir-pikir karena harganya selalu naik setiap tahun. “Belum tahu apakah melanjutkan atau tidak,” sebutnya tanpa merinci harga sewa.

Abah sebelumnya adalah salah satu wartawan di sebuah suratkabar ternama di Surabaya. Seiring berjalannya waktu, sang istri yang memang ahli memasak cukup kewalahan dalam melayani pembeli. Selain membuka depot juga juga membuka jasa katering.

Oleh karena itu selain menulis Abah juga membantu istrinya terutama dalam melayani pembeli baik yang katering atau di depot. Semakin lama semakin ramai sehingga profesi wartawan tersendat sampai akhirnya ia memilih membantu sang istri secara total.

Jatuh bangunnya bisnis kuliner ia rasakan dan masa jayanya ia rasakan sekarang, yakni katering jalan dan depotnya di kawasan Pacar Keling laris manis. Untuk membantu aktivitas di depotnya ia dibantu orang luar mulai memasak dan cuci piring. Istrinya sebagai kasir bergantian dengan putrinya.

Dulu selama empat tahun depot Bu Mus ada di kompleks kantor Bank Jatim. Kemudian pindah ke Jojoran selama hampir 3 tahun. Selanjutya mendapatkan tempat baru di Pacar Keling dan sukses sampai sekarang. (poedji)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *