Connect with us

Feature

Alex “Blanche DuBois” dari Malang

Published

on

Viola Alexsandra, pemeran Blanche DuBois dalam “Pusaran”, yang akan dipentaskan ISI Yogyakarta dan Teater Alam pimpinan Azwar AN di Taman Budaya Yogyakarta, Senin – Selasa, 22 – 23 Juli 2019. (foto: bambang wartoyo)

Jayakarta News – Melihat aktris teater yang satu ini, bisa dipastikan sebelas-dari-sepuluh orang akan mengatakan, mirip “Phia” Prisia Nasution. Phia adalah aktris terbaik FFI 2011 melalui peran totalnya dalam film “Sang Penari”, yang diangkat dari novel “Ronggeng Dukuh Paruk” karya Ahmad Tohari.

Aktris “mirip Phia” yang dimaksud adalah Viola Alexsandra, mahasiswa Jurusan Teater, Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta, semester enam. Di mana letak kemiripannya? Garis wajah. Selebihnya, –kecuali di bidang akting— Phia dan Alex jelas tak bisa disandingkan.

Viola Alexsandra.

Phia berdarah Batak, sedangkan Alex “kera Ngalam” alias arek Malang. Phia lahir 1 Juni 1984 (35 tahun), sedangkan Alex lahir 13 Januari 1998 (21 tahun). Phia kuliah Teknologi Informasi lalu jadi aktris, sedangkan Alex kuliah teater tapi becita-cita jadi pengusaha….

Pendek kata, banyak hal lain yang bersilang-silangan antarkeduanya. Biarlah. Makin jauh mereka, makin baik. Daripada dekat dibilang kakak-beradik? Belum tentu Alex mau dimirip-miripkan Phia. Salah-salah dia akan berujar, “Enak aja…. dia yang mirip sayaaa….”

Begitulah. Sosok pemain teater yang satu ini memang nyentrik. Ditanya alasan kuliah jurusan teater ISI Yogya saja, jawabnya “karena tidak diterima di UI, ha… ha… ha..…”

Bahkan, saat dikulik, apakah ada darah seni yang mengalir dari kedua orang tuanya? Sekenanya saja ia menjawab, “Ayah dan ibu saya adalah seniman… karena telah menciptakan karya yang lucu-lucu, yaitu saya dan adik saya… ha… ha… ha….”

Sulung dari dua bersaudara ini mengisi hari-harinya dengan teater. Di luar mata kuliah teater yang ia pelajari di kampus, ia juga tengah giat berlatih memerankan tokoh utama lakon “Pusaran”, terjemahan dari “A Streetcar Named Desire” karya Tensessee Williams (1947).

Viola Alexsandra (Blanche DuBois) dan Mitch (Gola Bustaman), dua pemain “Pusaran” yang akan pentas di Taman Budaya Yogyakarta, 22 – 23 Juli 2019. (foto: bambang wartoyo)
Viola Alexsandra dalam make up Blanche DuBois. (foto: bb wartoyo)

Dalam pementasan yang disutradarai Guru Besar Teater ISI Yogyakarta, Prof Dr Yudiaryani, MA itu, Alex memegang peran sentral sebagai Blanche DuBois. Pementasannya kali ini, terbilang penting dalam kariernya berteater. Setidaknya, di pementasan inilah ia berpengalaman beradu akting dengan aktor-aktor teater senior dari Teater Alam, salah satu kelompok teater tertua di Yogyakarta.

Benar. Pentas “Pusaran” yang akan berlangsung dua hari, Senin – Selasa, 22 – 23 Juli 2019 di Concert Hall, Taman Budaya Yogyakarta (TBY) itu memang merupakan pentas kolaborasi ISI Yogyakarta dan Teater Alam pimpinan Azwar AN. Tak pelak, Alex pun akan beradu akting dengan aktor senior Teater Alam, Meritz Hindra yang memerankan tokoh Stanley Kowalsky.

Dikisahkan, Blanche DuBois yang berasal dari kota Mississippi, limbung setelah kehilangan rumah keluarga yang ditinggalinya di Belle Reve. Belle Reve yang artinya “mimpi indah”, adalah perkebunan luas dengan sebuah rumah besar yang indah.

Dengan hilangnya aset berhaga Belle Reve, Blanche DuBois segera meninggalkan Mississippi menuju New Orleans yang berjarak 199 mil atau sekitar 320 km. Dengan naik trem (a streetcar) bernama “Desire”, jarak itu ditempuh dalam waktu sekitar lima jam melalui Hattesburg, Picayune, dan Slidoll. Di kota New Orleans, Negara Bagian Louisiana ini tinggal Stella Kowalsky, adiknya. Stella diperankan mahasiswa teater ISI Yogyakarta lainnya, Nur Alfiyah.

Kakak-beradik Stella Kowalsky dan Blanche DuBois yang dimainkan dua mahasiswa teater ISI Yogyakarta, Nur Alfiyah dan Viola Alexsandra. (foto: bambang wartoyo)

Di rumah adiknya itulah ia bertemu Stanley Kowalsky, suami Stella, alias adik iparnya. Stanley adalah buruh pabrik peranakan Polandia yang memiliki sifat kasar, apa adanya, dan tanpa basa-basi, khas masyarakat bawah perkotaan. Dengan kejeliannya, Stanley berhasil menguak kisah hidup Blanche DuBois yang sebenarnya. Sebagai keturunan bangsawan Perancis yang tinggal di Mississippi, Blanche berusaha tetap menjunjung watak nenek moyangnya yang penuh dengan aturan dan yang terikat dengan tata krama kaum bangsawan.

Memerankan tokoh Blanche, bagi Alexsandra, akan jadi pengalaman tak terlupakan. Ketika diminta melukiskan kesannya memerankan Blanche, Alex menjawab, “Saya kutipkan saja dialog Blanche yaaa….” Ia lantas mengutip kalimat yang dimaksud, “Runtuh dan sirna, sesal, saling salahkan, kalau kau melakukannya, aku pasti tidak akan menanggungkannya.” Sebuah jawaban yang absurd memang…. Yaaa,… itulah Viola Alexsandra.

Yang pasti, ia mengaku senang terlibat dalam “Pusaran”. Termasuk, menikmati saat-saat berlatih malam sampai subuh selama bulan Puasa yang lalu. Mendekati tanggal pementasan 22 – 23 Juli mendatang, Alex mengaku sudah siap.

Akting Viola Alexsandra. (foto: dok.pri)

Yang pasti, di luar pentas wajib setiap semester, pementasan “Pusaran” bersama Teater Alam jelas memperpanjang jam terbangnya di panggung teater. Seperti aktris yang haus panggung, Alex juga aktif di komunitas “Laboratory of Pasca Manusia Pra Sampah”.

Saat ditanya, komunitas apa itu? Alex menjawab singkat, “Kelompok teater eksperimental.” Ditanya lebih lanjut, apakan sejenis teater kontemporer? Polos ia menjawab, “Tidak tahu. Yang pasti kelompok teater bahagia.”

Ia menambahkan, “Laboratory of Pasca Manusia Pra Sampah” dibentuk 2016. Tidak ada struktur, yang ada kolektif-kolegial mahasiswa seni-peran. Terakhir, Maret 2019, mereka tampil di panggung peringatan Hari Teater Dunia #6 di Solo. Bulan Juli 2019 ini, mereka juga ambil bagian di Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY). Agenda lain, tampil keliling dalam UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). “Tahun depan ke Kalimantan, setelah itu Malaysia,” ujarnya.

Sejauh ini, Alex mengaku sangat menikmati berteater. Bahagia berteater. Meski mengaku bahagia, tapi saat ditanya cita-citanya setelah lulus Jurusan Teater, FSP ISI Yogyakarta, Alex cepat menukas, “Rencana setelah lulus jadi business girl.”

Kok?

Ha… ha… ha… daripada pilot?”

Akting Viola Alexsandra. (foto: dok.pri)
Stanley Kowalsky (Meritz Hindra) dan istrinya, Stella Kowalsky (Nur Alfiyah). (foto: bambang wartoyo)

Sinopsis “Pusaran”

Blanche: “Aku tidak suka realisme. Aku ingin keajaiban. Aku ingin memberikan keajaiban itu kepada semua orang. Namun aku salah memberikannya kepada mereka. Aku tidak mengatakannya benar, seharusnya kukatakan apa yang memang seharusnya benar. Kalau itu salah, biarlah aku terkutuk”

Kisah seorang perempuan bernama Blanche Dubois yang berusaha mencari hal-hal benar dalam hidupnya. Meskipun ia harus kecewa dalam perjuangannya menemukan hakikat kebenarannya. Blanche berasal dari kota Misissipi. Setelah ia kehilangan rumah keluarga yang ditinggalinya di Belle Reve. dan dengan menaiki trem bernama Desire, ia tiba di kota New Orleans untuk menemui saudaranya Stella Kowalsky. Ketika bertemu dengan suami Stella yang bernama Stanley Kowalsky, buruh pabrik dan peranakan Polandia yang memiliki sifat kasar, apa adanya, dan tanpa basa basi khas masyarakat bawah perkotaan, mulailah kisah hidup Blanche terkuak. Sebagai keturunan bangsawan Perancis yang tinggal di kota Missisipi, Blanche berusaha tetap menjunjung watak nenek moyangnya yang penuh dengan aturan dan yang terikat dengan tata krama kaum bangsawan. Blanche berjumpa dengan sosok Mitch, bujang lapuk dan sangat mencintai ibunya, yang sebenarnya diharapkan Blanche untuk menikahinya.

Melihat kehidupan Stella yang dianggapnys menderita dan miskin, mulailah Blanche mengatur siasat agar Stella bersedia keluar dari rumahnya dan meninggalkan Stanley. Blanche bercerita bahwa mereka akan dijemput oleh pengusaha minyak kaya raya Shep Huntleigh. Namun ternyata sosok tersebut tidak pernah ada. Stella pun tidak bersedia mengikuti keinginan Blanche. Dia sangat mencintai Stanley dan bersedia hidup bersamanya.

Dengan semua prasangka yang dituduhkan kepada Blanche, yaitu sebagai pelacur, meniduri muridnya, memiliki suami gay, menjual Belle Reve dan mencuri sebagiannya untuk menutupi kebutuhannya, serta melakukan kebohongan-kebohongan lainnya, Mitch pun batal mengawininya. Bahkan Stanley dengan kasar menidurinya di saat Stella berjuang melahirkan anak mereka. 

Blanche kehilangan keseimbangan mental. Blanche bingung ingin pergi dari tempat itu. Blanche terus mengigau tentang pengalaman kematian demi kematian dan angan-angannya untuk mati di laut. Seorang dokter jiwa dengan lembut datang dan berbicara kepada Blanche, menggandeng tangannya, dan membawanya pergi. Blanche menerima perlakuan dokter tersebut, meskipun dia tidak mengetahui siapa dia. (rr)

Dari kiri: Bambang Wartoyo (asisten sutradara) dan Erlina Panca (Penata Busana dan Make Up) berfoto bersama sejumlah pemain “Pusaran”. (foto: ist)

PARA PEMAIN/PENDUKUNG “PUSARAN”:

Viola Alexsandra             sebagai Blanche DuBois

Nur Alfiyah                        sebagai Stella Kowalsky

Dama Wahyu                    sebagai Eunice

Meritz Hindra                   sebagai Stanley Kowalsky

Gola Bustaman                 sebagai Mitch

Daning Hudoyo               sebagai Steve

Dinar Saka                         sebagai Pablo

Ilham                                   sebagai penjual kue tamal

Gege Hang Andika          sebagai dokter dan pembaca puisi

Cyndika                               sebagai perawat dan pembaca puisi

Merynda                             sebagai penjual bunga

Sutradara                            Yudiaryani

Astrada                                Bambang Wartoyo

Manajer Panggung         Ozzy Yunanda

Manajer Pemain              Kade

Penata Musik                    Memet Chaerul Slamet

Penata artistik                 Palgunadi

Penata Kostum&Rias    Erlina Panca

Pimpinan Produksi        Naning Kartaatmaja

                                            Silvia Purba

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *