Connect with us

Ekonomi & Bisnis

Thailand, Rumah bagi Peternakan Buaya Terbesar di Dunia

Published

on

Buaya-buaya di Kebon Binatang Sriracha di Provinsi Chonburi, Thailand, tengah makan kepala ayam, 16 Mei 2017. (Reuters)

 

THAILAND adalah rumah nyaman bagi peternakan buaya terbesar di dunia, dimana wisatawan dapat melihat reptil raksasa yang sedang bersantai di bawah terik matahari, mengunyah ayam, atau berkerumun di kolam nan hijau emerald.

Sekitar 1,2 juta buaya ada  di lebih dari 1.000 peternakan di Thailand, demikian data  dari Departemen Perikanan Thailand. Beberapa peternakan dilengkapi dengan rumah jagal dan penyamakan kulit untuk menghasilkan produk mewah.

Peternakan Crocodile Sri Ayuthaya adalah salah satu yang terbesar di Thailand dan telah beroperasi selama 35 tahun.

“Kami adalah peternakan  all-in-one, menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat, menciptakan pendapatan untuk negara ini,” kata Wichian Rueangnet, pemilik Sri Ayuthaya, yang memiliki sekitar 150.000 buaya.

Sri Ayuthaya terdaftar dalam Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka Fauna dan Flora Liar (CITES), yang memungkinkannya untuk mengekspor produk-produk dari buaya air tawar Siam  yang terancam punah secara serius, termasuk ke pembeli utama mereka di China.

Buaya tampak di Sri Peternakan Ayutthaya di Provinsi Ayutthaya, Thailand, 23 Mei 2017. (Reuters)

“Kami melakukan segala hal mulai dari membesarkan buaya hingga penyembelihan, penyamakan dan pengekspor produk buaya,” kata Wichian.

Produk kulit buaya termasuk tas gaya Birkin, yang masing-masing dijual seharga 80.000 baht ($ 2,356) dan pakaian kulit buaya, yang terjual sekitar 200.000 baht ($ 5.885), kata Wichian.

Daging buaya dijual seharga 300 baht per kg. Empedu dan darah reptil, dibuat menjadi pil, karena diyakini memiliki manfaat kesehatan, masing-masing bernilai 40.000 baht dan 500 baht per kg.

Namun dalam perkembangan terakhir ini, menurut data Kementrian Perdagangan Thailand, industri ini  menghadapi kemunduran, akibat ekspor produk kulit buaya Thailand turun lebih dari 60 persen pada 2016 menjadi 13 juta baht dari 34 juta baht pada tahun 2015.***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *