Ekonomi & Bisnis
Samsung Komit atas Keamanan Baterai Galaxy S8 dan S8+
SAMSUNG Electronics Indonesia memastikan, keamanan konsumen menjadi concern utama menyusul insiden terbakarnya Galaxy Note 7 yang terjadi di sejumlah negara.
Kepala Pemasaran Produk Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia, Denny Galant, yang dijumpai di sela-sela acara peluncuran galaxy S8 dan S8+ di Jakarta, mengungkapkan bahwa produk Samsung telah melalui kontrol kualitas yang ketat. “Kami melalui delapan titik pengecekan, jauh di atas standar,” katanya, Selasa (2/5/2017).
Untuk produk terbarunya Galaxy S8 dan S8+ setelah komponen baterainya dirakit, sebelum dites soal ketahanan baterainya, maka Samsung mengetes siklus pengisian dayanya secara berulang-ulang. Uji ketahanan baterai meliputi pengecekan bagian dalam baterai dengan tindakan temperatur ekstrim. Sehabis itu, baterai dicek ulang secara visual, dengan standard yang telah ditetapkan.
Selaim itu, jelas Denny, baterai Galaxy S8 dan S8+ juga dites dengan sinar X guna memastikan ada tidaknya kejanggalan di bagian dalam baterai tersebut.
Untuk memastikan keamanan produk, Samsung juga melakukan “disassembling test”. Disamping itu juga memisahkan baterai untuk mengecek mutu, termasuk memeriksa kondisi sambungan tab baterai dan pita perekat.
Pengecekan juga menyangkut monigtor terhadap perubahan voltase selama pembuatan, semenjak tahap komponen hingga perangkat lengkap (siap). Selanjutnya setelah proses produksi dan perangkat selesai dirakit, maka dilakukan “accelerated usage test” guna memeriksa secara mendalam, ihwal simulasi penggunaan perangkat secara terus-menerus dan dipercepat.
Terkait dengan kasus insiden terbakarnya Galaxy Note 7, pihak Samsung telah menarik sekitar 2,5 juta Note 7 yang beredar sejak September. Samsung juga menghentikan produksi ponsel flagship secara permanen per Oktober 2016. Galaxy Note 7 tidak beredar di Indonesia, karena belum sempat diluncirkan di tanah air. ***