Connect with us

Fashion

“Panik” di Pasar Raya

Published

on

BICARA tentang fashion selalu menjadi magnit wanita, siapa pun orngnya, di mana pun beradanya. Seperti yang terjadi di Pasar Raya, Jakarta Selatan, akhir pekan ini. Wanita muda, tua, remaja. Bersepatu kets, berhijab, dan office wear, semua seakan akan tidak saling peduli. Karena sibuknya memilah dan memilih barang incarannya.

Bagaimana mereka tidak “panik”, di ajang yang digelar Lions Club Jakarta Cosmopolitan (LCJC) ini. Di sana, semua produk fashion tersedia. Tas, aksesoris, blus, blazer, kaos, kemeja, sepatu, sampai gaun malam. Dari merek Bonia, Charles Jourdan, Rotelli, LK Beenne, Zara dan banyak lagi. Bahkan gaun houte couture pun ada.

Meski barang purna pakai (second hand), dengan kondisi 70-95%, tentu si pemburu merk fashion tetap bersemangat ikut bergabung mencari yang paling sesuai selera kantong mereka. Tidak hanya buatan luar negeri, karya designer kondang seperti Denny Wiryawan pun bisa dijumpai.

“Kami memang ingin menjual sebanyak mungkin barang-barang yang kami kumpulkan, supaya kami bisa segera mendirikan Posyandu,” ujar Ida Maille salah satu pengurus yang sudah 10 tahun bergabung di LCJC. Dikatakannya bahwa acara semacam ini setidaknya diadakan setahun sekali. Tahun lalu diadakan di Bellezza.

Selama ini mereka mengadakan acara sosial seperti pemeriksaan mata dan memberikan kacamata gratis bagi anak-anak dan ibu-ibu tak mampu. “Kami juga beberapa kali mengadakan pemeriksaan mamographi. Memang selama ini hanya dilakukan di Jakarta,” jelas Dewi Anti, ibu dari dua anak yang turut merapikan baju-baju yang berjatuhan. “Seninya memang di sini “, ujar anggota LCJC yang jang aktif juga di salah satu yayasan Papua sambil terlihat geli melihat ibu-ibu yang semangat mengaduk-aduk tumpukan adi busana.

Tarik menarik barang tidak aneh di ajang semacam ini. Seperti yang diutarakan Santi. Dia cepat sekali memilih blus dan gaun bermerek. “Saya tidak gengsi membeli sepatu bermerek Martines Valero seharga harga 150 ribu, harga kondisi baru bisa 7 digit, “ungkapnya. Lain lagi dua remaja, terlihat sangat gembira berhasil mendapatkan blus dan kaos Zara dengan harga 15 ribu dan 25 ribu.

Tidak saja perputaran mode, gaya, dalam dunia fashion….perputaran hak milik, berpindah tangan pun terjadi.  Anda pun pasti setuju bahwa fashion memang milik semua orang. ***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement