Connect with us

Ekonomi Kreatif

Konten Kreator, Peluang Bisnis Luar Biasa di Era Digital

Published

on

Talkshow Animation Week 2021

JAYAKARTA NEWS – Dunia konten kreator merupakan bisnis yang luar biasa menjanjikan di era serba digital sekarang ini. Peluangnya sangat terbuka lebar. Siapa pun bisa meraup sukses. Demikian benang merah yang bisa ditarik dari Talkshow “Ekosistem Bisnis Konten” di Yogyakarta, Sabtu (14/8)

Bincang-bincang daring yang menghadirkan dua konten kreator papan atas, Adhicipta R.Wirawan dan Andi Taru, digelar dalam rangka Animation Week 2021 yang dihelat  Galeri RJ Katamsi bersama Program Studi D3 Animasi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Talkshow dipandu oleh Dr Samuel Gandang Gunanto MT, Ketua Animation Week 2021.

Rangkaian acara Animation Week dibuka pada (9/8), berisi aneka rupa kegiatan seperti pameran dan penayangan karya secara fisik dengan jumlah peserta terbatas di Galeri RJ Katamsi, talkshow dan sebagai puncak acara akan diselenggarakan Seminar Nasional Animasi 2021 pada Rabu (18/8) secara virtual.  

Adhicipta, boardgame desainer yang juga pengajar, memberikan kiat untuk menjadi seorang konten kreator yang sukses. Yakni, konsisten meng-up-load hal baru, membangun jaringan, belajar dari teman-teman yang sudah terlebih dahulu menekuni dunia konten kreator. “Dan segeralah memulai membuat konten kreator awal tentang apa yang kita kenali,” papar Adhicipta. 

Setelah memulai, pemilik konten diwajibkan melakukan pengukuran dan mempelajari semua perkembangan yang terjadi. Menurut pengalaman Adhicipta, biasanya para konten kreator berhenti sampai pada membuat, kemudian lupa untuk mempelajari. Ada banyak kasus, perjalanan berhenti pada titik membangun konten. “Konten kreator bicara tentang maraton, bukan sprinter, karena itu para pelaku harus sabar. Ini pekerjaan jangka panjang,” tambahnya.

Sementara Andi Taru, pendiri Educa Studio menambahkan bahwa setiap konten kreator mesti konsisten dengan cara membiasakan diri. Ia mencontohkan, seorang konten kreator komik misalnya, setiap hari mesti rutin menambah satu konten baru. “Konsistensi Ini susah karena musuh terbesar adalah diri sendiri,” tegas Andi Taru. Selain menjunjung tinggi konsistensi, setiap pelaku konten kreator wajib selalu belajar dan open mind.

Andi Taru membeberkan pengalamannya. Ia pernah menjadi nara sumber di sebuah webinar dengan peserta 5.000-an siswa SMK jurusan animasi dari seluruh Indonesia. Alamat contact person ditampilkan, siapa saja bisa menghubunginya setap saat. Namun, ternyata tidak banyak peserta yang mau mengontak dan belajar bersamanya. 

Seperti Adhicipta, Andi Taru pun menyarakan agar tak perlu lama-lama menunggu. Langsung saja memulai dan tetap konsisten sejak awal. “Meski sedikit, lakukan terus-menerus dan konsisten,” tegasnya. Ia meyakinkan bahwa potensi industri kreatif sangat besar. “Tapi masih ada pe-er, bagaimana potensi yang besar ini bisa dirasakan benefitnya. Ini tidak mudah, ada ilmunya ada caranya,” tegasnya.

Investor

Adhicipta memaparkan bahwa, walau belum banyak, tetap ada investor yang mau berinvestasi mendukung dunia konten kreator. Ada dua tipe. Pertama, investor yang kita kenal seperti kawan atau sahabat. “Investor seperti ini pasti telah memiliki pengetahuan tentang industri kita,” katanya. Menurut Adhicipta, memang tidak semua yang telah mengenal mau berinvestasi di dunia industri konten kreator.  

Kedua adalah investor kapital di industri kreatif. Tetapi tipe investor seperti ini, menurut Adhicipta belum banyak jumlahnya. Cara untuk mendapatkan investor kapital adalah dengan memperbanyak kehadiran pada even-even internasional. Kesempatan seperti ini biasanya  mempertemukan konten kreator dengan para investor luar.

Namun Adhicipta berpesan agar jangan terlalu buru-buru mencari investor. “Kalau kita sudah bisa menunjukkan performa yang baik, maka investor akan mencari kita,” tandasnya. Karena itu, menurutnya, setelah konsisten meng-up-load konten, maka langkah berikutnya adalah memperbanyak subscriber, follower dan mempercantik karya. Itu semua membutuhkan energi. Tak ada yang mudah. Bisa jadi ada kegagalan atau kerugian. Menurut Adhicipta risiko ini wajar.    

“Kalau performa kita bagus dan memiliki jutaan follower, maka otomatis investor akan mencari kita,” imbuhnya.  Konten kreator yang pantas mendaatkan investasi menurut Adhicipta adalah yang mempunyai visi kuat, pembahasan spesifik, misalnya Educa yang khusus berisi konten untuk anak-anak, dan tentu saja fokus pada pertumbuhan. “Bulan pertama seratus ribu subscriber, bulan kedua lima ratus ribu, bulan ketiga satu juta,” katanya.

Sementara pendapatan para konten kreator berasal dari tiga sumber. Pertama, dari endorsmen. Namun, Adhicipta berpesan agar jangan pernah membeli subscriber atau follower. “Membeli subscriber atau follower yang instan seperti itu  malah merusak,” paparnya. Kedua, pendapatan konten kreator berasal dari iklan dan ketiga dari penjualan produk pada konten-konten yang menjadi ajang promosi.

Persaingan konten sudah sangat ketat. Untuk mengelola sumber-sumber penghasilan itu para konten kreator dituntut untuk mampu memaintenan audiens. Audiens yang semula cold, tidak tahu dibuat menjadi tahu dan akhirnya membeli produk. “Jangan sampai audiens yang sudah hot itu kembali ke posisi cold,” tuturnya.  

Adhicipta menambahkan bahwa seorang konten kreator harus memiliki planing. Di dunia industri kreatif ini planing tidak bisa dilakukan dalam jangka panjang, misalnya dalam tempo sepuluh tahun. Perencanaan dalam tempo enam bulan sudah tergolong panjang sebab, dinamika di kancah media sosial teramat cepat. Tidak tertutup kemungkinan munculnya platform baru yang akan membawa pula perubahan baru pada audiens. Selain itu penentuan audiens sebagai target pasar harus jelas, siapa mereka. “Kita harus menggarap pasar untuk menghasilkan duit,” pungkasnya. (Ernaningtyas) 

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *