Connect with us

Feature

Kisah Emak-Emak Menghidupkan Mayat Raksasa

Published

on

Joko Intarto dan Ika Roseliyana seusai meeting di Kalibata City.

DELAPAN tahun lalu, bisnis layanan short messenger service (SMS) premium majunya luar biasa. Media televisi, radio, bahkan koran seakan berlomba-lomba membuat program berbasis SMS berharga mahal itu.

Puluhan juta pemilik handphone mengikuti layanan dengan sistem berlangganan itu. Dari pelawak hingga ustadz, dari penyanyi hingga dai, semua punya konten berbayar dengan penghasilan jutaan, bahkan miliaran rupiah per bulan.

Pada masa keemasan bisnis SMS premium, saya pun ikut ‘’kecipratan’’. Dengan karyawan 200 orang, saya memproduksi berbagai program televisi untuk sejumlah stasiun TV nasional dan lokal, memenuhi pesanan Code Jawa, salah satu pemain raksasa dalam bisnis konten saat itu.

Studio 800 meter persegi ternyata kurang luas. Terpaksa menggunakan studio tambahan. Rumah disewa untuk dijadikan studio. Beberapa orang dikontrak sebagai karyawan lepas dengan gaji bulanan.

Beberapa artis yang pernah mengisi program saya antara lain Deddy Corbuzier, Rommy Rafael, Mama Laurent, Suhu Yo, Indah Dewi Pertiwi, Tompi, dan Sandhy Sondoro. Para selebriti itu datang ke studio setiap hari untuk mengisi program striping alias tayang setiap hari di berbagai stasiun televisi.

Menjelang akhir 2011, terjadilah malapetaka yang dikenal sebagai Black October. Itulah bulan kekelaman bagi industri content provider. Seluruh kegiatan bisnis layanan SMS premium harus tutup.

Pemerintah yang memutuskan penutupan itu. Penyebabnya, banyak pelanggan yang mengeluh karena susah menghentikan layanan berlangganan. Sudah kirim ‘’unreg’’ berulang-ulang, tapi tetap gagal. Padahal untuk kegagalan itu, pulsa mereka juga dipotong.

Keluhan meluas. Persoalan SMS premium pun masuk pembahasan DPR. Rekomendasinya, layanan SMS premium untuk sementara dibekukan. Bisnis konten berbasis SMS seketika padam. Perusahaan content provider semua tutup. Semua menunggu terbitnya regulasi baru.

Bulan berganti tahun. Ketentuan baru layanan SMS premium tak kunjung selesai. Satu per satu perusahaan content provider pun tumbang. Kolaps. Ada beberapa perusahaan yang masih bertahan. Tetapi harus mengubah jenis layanan. Bisnisnya berubah menjadi layanan iklan seperti broadcast SMS.

Tapi bisnis broadcast SMS tak terlalu laku. Pada saat yang bersamaan, pengguna telepon punya tren baru. Pengguna telepon ramai-ramai beralih ke smartphone yang berbasis data internet.

Seiring dengan peralihan itu, berkembang bisnis layanan berbasis aplikasi. Market place dan online shop dan media channel pun bermunculan. Nah, terkait dengan media channel itu, tumbuh lagi kebutuhan untuk menyediakan konten.

Pekan lalu, saya dikontak Ika. Dia klien lama saya sewaktu masih menangani produksi konten Code Jawa. Sudah empat tahun kami tak pernah berjumpa. Tiba-tiba, Ika menyapa saya melalui Linkedin.

Dalam pertemuan selama satu jam di Kalibata City, kami membahas rencana kerjasama seperti saat masih di Code Jawa dulu. Saya diminta membuat konsep konten kreatif yang cocok dengan kebutuhan industri layanan konten berbasis data yang diakses melalui mobile apps dengan sistem operasi Android.

Ika ini perempuan hebat. Dalam kondisi bisnis content provider yang hancur-hancuran itu, dia tidak pernah berganti haluan. Konsisten di area bisnis yang sudah berdarah-darah itu. ‘’Sekarang situasinya sudah lebih baik. Regulasinya sudah terbit. Sangat ketat. Sangat keras. Izinnya berlapis-lapis. Tapi saya sudah berhasil mendapatkan semua izin atas nama perusahaan milik kami sendiri,’’ kata Ika dengan nada optimis.

Bersama dua teman kerjanya di Code Jawa, Ika mendirikan perusahaan content provider dengan nama Trias. Nama itu dipilih karena pendirinya ada tiga orang. Semuanya sekarang berstatus ‘’emak-emak’’. Tiga orang itu memegang kendali perusahaan dengan saham 51 persen. Sedangkan 49 persen sisanya dimiliki perusahaan investor.

Perjuangan Ika mengingatkan saya pada kisah menghidupkan mayat dalam buku perang Sun Tzu yang terkenal itu. ‘’Ini mayat raksasa. Kalau berhasil dihidupkan, bakal dahsyat dan luar biasa,’’ jawab Ika. ***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *