Feature
Karya Mahasiswa: Crespatech, Mesin Anti Rugi untuk Peternak Ayam Petelur
TERBAYANG bagaimana meruginya peternak ayam petelor, jika produk telurnya mutunya turun karena cangkangnya retak. Sudah pasti telur yang bercangkang retak harga jualnya turun. Selain itu, telur semacam itu juga mudah terkontaminasi oleh bakteri Salmonella.
Telur ayam menjadi salah satu komoditas penting di tanah air, apalagi pada bulan Puasa atau menjelang lebaran seperti sekarang ini. Telur merupakan hasil ternak yang kaya protein, dan banyak dikonsumsi masyarakat. Masyarakat dapat mengkonsumsinya dengan cara merebus, menggoreng, atau bahkan mencampurnya dengan bahan pangan lain untuk dijadikan adonan kue, roti, dan lainnya.
Meningkatnya jumlah penduduk di tanah air, berkorelasi pula dengan peningkatan permintaan telur, sehingga jumlah peternak ayam petelur akan semakin bertambah. Namun sayangnya, tidak semua telur yang dihasilkan peternak kualitas super atau baik. Beberapa telur, mutunya kurang baik, misalnya mengalami keretakan pada cangkang telur.
Masalah seperti itu juga dialami oleh UKM Galih Putra di Desa Tlekung di Kecamatan Junrejo, Kabupaten Batu, Jawa Timur. Dengan jumlah ayam 15.000 ekor, UKM ini setiap hari rata-rata menghasilkan telur 650 kg. Namun, jumkah produksi yang tinggi juga menimbulkan beberapa permasalahan, di antaranya karena produksinya berlebihan maka harga ekonomis telur tidak menentu. Belum lagi dengan masalah telur retak, yang jumlahnya mencapai kisaran 10% per harinya.
Situasi itu membutuhkan penanganan yang tepat, agar masalah yang dihadapi peternak dapat tertanggulangi. Beruntung, UKM ini mendapatkan solusi untuk meningkatkan nilai jual telur yang retak, yakni dengan menggunakan Crespatech (Cracked Egg Separator and Pasteurisation Technology). Crespatech merupakan hasil karya lima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang, yang didesain khusus untuk mengawetkan telur segar, melalui pemisahan kuning dan putih telur, yang kemudian akan dilanjutkan dengan proses pasteurisasi.
Mahasiswa UB Malang yang kreatif tersebut adalah Maria Florencia Puspitasari Schonherr, Ani Masruroh, Rika Anisa Anggareni,Yunita Khilyatun Nisak dan Lazuardy Tembang Semaradana, dengan dosen pembimbing Endrika Widyastuti. Crespatech dibuat dari bahan stainless, berupa dua tabung yang dilengkapi dengan pemisah dan pengaduk.
“Mesin ini juga dilengkapi dengan mixer untuk meratakan panas bahan. Pengadukan terkontrol ini juga dimaksudkan untuk mencegah telur menggumpal dan terdenaturasi. Berdasarkan uji laboratorium yang kami lakukan, telur produk Crespatech juga bebas salmonela jadi lebih ramah kesehatan. Telur telur mentah hasil pasteurisasi kami ini nantinya akan dikemas cantik dalam kemasan anti bakteri. Harapannya selain memperpanjang umur simpan juga mampu menarik minat konsumen. ” kata Maria.
Dijelaskan, dengan menggunakan prinsip pasteurisasi, masa simpan telur akan diperpanjang dua bulan. Dengan demikian, hal itu akan dapat mengurangi angka kerugian, sehingga nilai ekonomis telur yang retak akan meningkat sehingga pendapatan UKM Galih Putra lebih besar daripada sebelum memanfaatkan alat ini. ***
Ani
June 16, 2017 at 12:40 pm
Wih dapet info darimana min.?