Connect with us

Entertainment

Ini Kebiasaan Maudy Ayunda yang Sulit Ditinggalkan

Published

on

Maudy Ayunda–foto instagram maudyayunda

JAYAKARTA NEWS—Kebiasaan membaca buku semakin tinggalkan masyarakat seiring dengan makin eksisnya gadget yang memudahkan orang mencari apapun informasi yang di butuhkan lewat dunia maya. Meski jumlah pembaca buku terus menurun, namun sebagian di antaranya –para penggemar buku— tetap setiap dengan kebiasaannya. Satu di antaranya adalah Maudy Ayunda.

Menurut Maudy, meskipun dia sangat sibuk dengan berbagai aktivitas, ia tetap memiliki waktu untuk membaca buku, khususnya  buku-buku menarik yang membuatnya penasaran. Kebiasaan ini tak bisa ditinggalkannya.  Salah satu buku yang baru-baru ini selesai dibacanya adalah ‘Vox’ karya Christina Dalcher yang dihabiskannya hanya dalam dua hari.

“Melahap buku ini dalam dua hari. ‘Vox‘ menggambarkan dunia kontemporer di mana wanita dibatasi untuk mengatakan 100 kata sehari, di antara keterbatasan lainnya. Kedengarannya tidak masuk akal? Mungkin. Tapi “alasan” di balik itu semua terlalu familiar,” tulis Maudy Ayunda di instagramnya.

“Sangat menakutkan. Saya selalu menyukai buku-buku tentang Dystopias. Margaret Atwood, George Orwell – antara lain. Saya kira distopia dimaksudkan untuk mengguncang Anda. Ini mengingatkan kita bahwa kemungkinan terpuntir – seperti biasa – hanya sekitar sudut. Kami tidak bisa bersikap pasif, kami benar-benar tidak bisa,” tandasnya.

Membaca buku memang menjadi salah satu kegemaran Maudy. “Aku sudah bisa membaca sejak usia 3 tahun. Sejak itu aku sudah mulai membaca  buku. Keluarga kami kebetulan juga semuanya pencinta buku.”

“Orangtua membiasakan kami membaca buku, mengajarkan berpikir kritis, dan itu terus terbawa sampai sekarang.  Aku masih ingat suatu ketika papa pergi ke Singapura  pulangnya bawa buku satu koper. Pas buka koper papa, isinya buku semua. Wahhh, semuanya senang. Begitulah. Memang orangtua lebih suka membelikan kami buku sebagai hadiah, ketimbang yang lain,” tutur Maudy yang baru-baru ini mengumumkan dirinya memilih akan melanjutkan S2-nya di  Stanford University ketimbang Harvard.

Untuk program S2, sebenarnya Maudy mendaftar dua dua universitas terkenal itu, Stanford dan Harvard. Hebatnya, di dua university itu, Maudy  berhasil diterima.  Padahal untuk masuk ke sana, bukan main sulitnya karena persyaratannya ketat juga jumlah yang diterima sedikit dibanding jumlah mereka yang mendaftar. Otomatis, persaingan pun sangat ketat. Tapi  pemeran  film ‘Trinity  the Nekad Traveler’ ini berhasil menembusnya. Kini dia tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti perkuliahan di Stanford. ***ebn

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *