Connect with us

Kabar

Gotong Royong untuk Dunia Literasi Anak

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Membangun budaya literasi pada anak tidak pernah semudah membalikkan telapak tangan. Upaya ini membutuhkan ketekunan tidak hanya dari orang tua dan pengajar, tetapi semua pihak yang mendambakan kemajuan peradaban.

Reda Gaudiamo, penulis dan pemerhati dunia anak menilai budaya literasi memiliki peran sangat besar bagi perkembangan anak. Hal ini tidak hanya terkait pada kemampuan membaca atau menulis, tetapi juga menyangkut kecakapan memahami emosi dan membangun empati. Reda meyakini keakraban anak dengan dunia literasi dimulai dari rumah. Ia juga mendorong penulis untuk turut menghadirkan bacaan untuk pembaca anak.

Senada dengan Reda, Ariyo Zidni, pendiri Komunitas Ayo Dongeng Indonesia juga melihat literasi yang disampaikan lewat cerita, memiliki peran krusial. Menurut pendongeng senior yang akrab disapa Kak Aio ini, cerita paling baik untuk menyebar nilai, informasi dan pengetahuan untuk anak-anak. “Cerita juga akan membuat semua pesan yang tersirat di dalamnya bisa dikemas menjadi menyenangkan,” tutur Aio.

Tantangan Literasi

Reda dan Aio mengakui sejumlah tantangan menanti untuk dihadapi. Mereka menyadari mendekatkan anak pada buku adalah pekerjaan rumah yang harus dipecahkan bersama. Salah satu soal adalah kehadiran literasi untuk anak berusia remaja serta upaya merangkul anak-anak di wilayah yang sulit dijangkau.

Kendati demikian, Reda dan Aio masih melihat harapan. Mereka berpendapat geliat literasi anak tidak pernah surut. Buku cerita anak kini tidak lagi berkutat dengan pesan moral untuk berbuat baik atau rajin ibadah. Akan tetapi mulai terbuka membicarakan banyak hal seperti isu kesehatan mental dan budaya lokal. Menurut Aio, perkembangan zaman turut memudahkan upaya menggaungkan urgensi literasi anak. “Semakin banyak ruang berbagi yang berkembang, akses belajar dan bertukar pengetahuan makin mudah. Semua saling sinergi, baik pemerintah, komunitas, hingga lembaga yang menaruh perhatian besar pada dunia cerita anak,” tutur Aio.

Patjarmerah, festival kecil literasi dan pasar buku keliling Nusantara adalah upaya sinergi membentuk ekosistem literasi yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui ‘patjarmerah kecil’, patjarmerah berusaha menjadi wadah perjumpaan bagi semua pihak yang ingin berkontribusi memgembangkan literasi anak. Festival ini menggandeng relawan, pemerhati, komunitas hingga penerbit buku. Tujuannya anak terhubung dan bersenang-senang melalui berbagai kegiatan di Pos Bloc, Jakarta, pada 29 Juni – 7 Juli 2024.

Kerja Kelompok

Windy Ariestanty, salah satu peneroka patjarmerah kecil, merasa pengembangan literasi anak seharusnya juga bicara soal kerja kelompok. Tujuannya untuk regenerasi pembaca, regenerasi pencipta (kreator), dan regenerasi narasi. Pada 7 Juli 2024, sirkus literasi ini akan mengadakan obrolan lintas bidang kreatif. Utamanya terkait perkembangan narasi dunia anak dan remaja di Indonesia.

Membaca Arah Mata Angin: Regenerasi Cerita dalam Dunia Anak, Remaja, dan Keluarga akan menghadirkan Herdiana Hakim Ph.D. Ia adalah pakar dan pemerhati cerita anak. Kemudian Reda Gaudiamo tampil sebagai penulis dan pegiat literasi anak. Nama lain ada Anggia Kharisma (Visinema Kids & Family).

Fasilitator lainnya, Melia Emmy (Bintang Kecil), Djokolelono (penulis cerita anak), dan Natasha Chairani (Save Lagu Anak dan mantan penyanyi cilik). Tak ketinggala Najelaa Shihab (Pendidik & Pendiri Sekolah Murid Merdeka). Obrolan ini untuk mempertemukan para pelaku dari berbagai bidang kreatif yang memiliki kepedulian untuk mengembangkan dunia literasi anak.

Reda dan Aio sepakat menyebut gerakan ini akan jadi langkah besar bagi literasi Indonesia. Harapannya, patjarmerah kecil berdampak dan mengakrabkan anak-anak dengan literasi melalui buku, sastra, musik, film, pertunjukan seni, dan beragam bentuk lainnya. “Menurut saya, festival ini akan berperan penting dalam menggaungkan literasi anak. Selama ini orang sibuk dengan festival untuk orang dewasa, dengan buku anak-anak sebagai bonus. Namun kali ini literasi anak akan menjadi menu utama!” tegas Reda. (*)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *