Connect with us

Kabar

Tujuh Negara Teluk Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Qatar

Published

on

TUJUH negara di kawasan Teluk memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Qatar, karena menganggap negara “kecil” tersebut telah mensponsori gerakan terorisme, sehingga sangat menganggu kawasan Teluk.

Langkah mula-mula pemutusan hubungan itu dilakukan oleh Bahrain, yang disusul Arab Saudi, Mesir, Libia, dan Uni Emirat Arab. Dua negara lain, Yaman dan Maladewa, juga melakukan langkah sama. Para pemimpin negara Teluk tersebut menuding Qatar telag mendukung kelompok-kelompok militan seperti kelompok yang menamakan diri sebagai Negara Islam (ISIS) dan Al Qaida. Tentu saja, tuduhan seperti disangkal oleh Qatar.

Menurut kantor berita Arab Saudi, SPA, Riyadh telah memutuskan untuk menutup perbatasannya dengan Qatar. Selain itu, Saudi juga memutus seluruh kontak darat, laut dan udara dengan Qatar. Atas keputusan itu, Qatar menilai, bahwa keputusan tersebut tidaklah benar dan tidak didasarkan pada fakta-fakta.

 

Keputusan enam negara teluk ini sama sekali belum pernah terjadi sebelumnya, dan hal ini menandakan adanya perpecahan yang sangat serius di antara negara-negara kuat di Teluk. Baik Qatar maupun keenam negara Teluk tersebut, adalah sama-sama sekutu dekat Amerika Serikat.

Dalam perkembangan belakangan ini, telah terjadi ketegangan antara negara-negara Teluk dan Iran. Saudi misalnya, menuduh Qatar ada di belakang para milisi yang didukung Iran.

 

 

Mengejutkan
Langkah pemutusan hubungan diplomatik mula-mula dilakukan Bahrain yang kemudian diikuti oleh Arab Saudi pada Senin pagi waktu setempat. Lalu, sekutu mereka pun menyusul keputusan tersebut. Menurut pejabat Saudi, sebagaimana dikutip SPA, keputusan itu dalam rangka melindungi keamanan nasional dari bahaya terorisme dan ekstremisme.
Terkait dengan keputusan ini, Bahrain, UEA, Saudi, memberi kesempatan warga negara Qatar selama dua pekan untuk meninggalkan wilayah mereka. Uni Emirat Arab memberi waktu 48 jam kepada para diplomat Qatar, untuk meninggalkan negara itu. Pihak Abu Dhabi melalui siaran pers kantor berita negara tersebut WMA, menuding Qatar telah mendukung, mendanai, dan merangkul terorisme, ekstremisme dan organisasi sektarian.

Langkah drastis juga dilakukan oleh maskapai penerbangan UEA Etihad Airways, Emirates dan Flydubai. Mereka akan menghentikan semua penerbangan ke dan dari ibu kota Qatar, Doha mulai Selasa (06/06/2017) waktu setempat. Tiga negara Teluk itu menutup wilayah udara mereka dari Qatar Airways

Bahrain menyatakan, mereka mengambil keputusan ini karena Qatar mengganggu keamanan dan stabilitas negeri itu, serta ikut campur dalam urusan dalam negeri Bahrai.

Sementara itu koalisi militer negara-negara Arab pimpinan Saudi, yang kini tengah memerangi pemberontak Yaman di Houthi, juga memerintahkan Qatar keluar dari aliansi itu, lantaran Qatar punya kontribusi dalam memperkuat terorisme dan mendukung kelompok ekstremis seperti al-Qaida dan ISIS serta punya relasi dengan para milisi pemberontak.

Memang, pemutusan hubungan dengan Qatar ini terjadi tiba-tiba, sekalipun demikian tidak terjadi serta merta. Masalahnya, memang telahg terjadi ketegangan yang berkembang selama bertahun-tahun, khususnya dalam beberapa pekan terakhir ini. Pada dua pekan lalu, enam negara Teluk telah memblokir situs berita Qatar, termasuk Al Jazeera.

Langkah itu dipicu adanya pemuatan berita oleh media pemerintah Qatar, yang merilis pernyataan kontroversial dari Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, yang mengkritik Saudi. Namun pihak Doha menyatakan, bahwa pernyataan palsu, seraya menuduh bahwa itu sebagai kejahatan siber yang tercela.

Pada tahun 2014, Arab Saudi, Bahrain dan UEA pernah menarik duta besar mereka dari Qatar selema beberapa bulan. Langkah itu sebagai protes atas tudingan campur tangan dalam urusan dalam negeri mereka. Qatar menanggapi itu dengan menyatakan, bahwa kantor berita mereka telah diretas.

Sekalipun Qatar bergabung dengan koalisi pimpinan AS dalam melawan ISIS, namun para pemimpin Irak menuding, mereka mendukung keuangan ISIS. Di pihak lain, orang-orang kaya di Qatar, juga diyakini memberikan kontribusi dana yang besar kepada ISIS, sedangkan pemerintah Qatar mensuplai dana dan senjata untuk kelompok Islam garis keras di Suriah. Selain itu, Qatar juga dituding punya relasi dengan kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaida, Front al Nusra.

Dalam pada itu Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson dalam pernyataannya di Sydney, mendesak negara-negara di kawasan itu untuk menyelesaikan perbedaan mereka melalui dialog. “Saya berharap bahwa hal ini tidak akan memiliki dampak besar, kalau saja ada dampaknya, pada perjuangan bersama melawan terorisme di wilayah ini atau di seluruh dunia,” tambahnya.

Penutupan akses darat Saudi – Qatar akan mempengaruhi pasukan pangan ke Qatar. Sekitar 40% pangan Qatar dipasok melalui jalur ini. ***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *