Connect with us

Kolom

Separator Radjaballi, Pengaburan Sejarah di Masa Kini

Published

on

Foto: www.delcampe.net

Oleh : Restu Respati* 

MALANG, JAYAKARTA NEWS— Perempatan Radjaballi kini tampak berbeda. Di Zona 2 Kawasan Heritage Kajoetangan Kota Malang tersebut kini dibangun separator jalan permanen. Di tengah separator nantinya ada sebuah taman.

Separator jalan adalah pemisah jalur yang merupakan bagian dari jalan. Merupakan bangunan beton yang ditinggikan. Bentuk dari separator adalah memanjang sejajar dengan jalan. Jika dilihat fungsi dan bentuknya, separator termasuk ke dalam jenis marka jalan. Separator jalan dimaksudkan untuk meningkatkan keselamatan, kelancaran, dan kenyamanan pengguna jalan maupun lingkungan jalan.

Namun, pembangunan separator jalan ini berada di zona Kawasan Heritage Kajoetangan. Yang seharusnya menjaga keasliannya, baik gedung maupun tata ruang di luar gedung. Kawasan adalah daerah yang memiliki ciri khas tertentu atau berdasarkan pengelompokan fungsional kegiatan tertentu. Heritage adalah warisan, peninggalan, pusaka.

Heritage dalam kamus Oxford ditulis sebagai sejarah, tradisi, dan kualitas yang dimiliki sebuah negara atau masyarakat selama bertahun-tahun dan dianggap sebagai bagian penting dari karakter mereka.

Kawasan Heritage Kajoetangan selain sudah dicanangkan oleh Pemerintah Kota Malang, juga merupakan kawasan yang dibanggakan oleh masyarakat Kota Malang. Sejarah Kajoetangan baik berupa gedung maupun lanskapnya tidak bisa dipisahkan dengan sejarah lahirnya Kota Malang.

Hal ini bisa dilihat pada Rencana Pengembangan Kota Malang (Bouwplan Kota Malang). Meskipun gedung dan lanskapnya tinggalan dari kolonial, namun berdasarkan Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia yang dideklarasikan pada tahun 2003, Warisan Budaya ini termasuk dalam Pusaka Budaya Indonesia dalam interaksinya dengan budaya lain sepanjang sejarah keberadaannya.

Foto: Restu Respati

Sejak Kajoetangan ditetapkan sebagai Kawasan Heritage, banyak perubahan yang terjadi di kawasan ini. Pernak pernik baru ditambahkan dan sama sekali tidak terkait dengan kesejarahan Kajoetangan. Mulai dari hamparan batu andesit di tiga titik zona, lampu hias bernuansa Yogyakarta, sampai Monumen Lokomotif Lori.

Setelah Zona 3 ditancapi Monumen Lokomotif Lori yang menghalangi Monumen Chairil Anwar, kini Zona 1 di depan pertigaan Gedung PLN dan Zona 2 di perempatan Radjaballi dibangun separator jalan permanen.

Khusus Zona 2 di perempatan Radjaballi, jika ditelusuri dari foto dan dokumen pada era kolonial Belanda, zona ini tanpa separator jalan. Jadi dengan dibangunannya separator jalan permanen di perempatan ini dapat mengakibatkan pengaburan kesejarahan lanskap Kajoetangan.

Apalagi jika nanti bentuk bangunan separator dan taman di tengahnya tidak selanggam dengan bentuk arsitektur gedung yang sudah ada. Semoga saja tidak. 

Karena sudah terlanjur dibangun, sebaiknya Pemerintah Kota Malang benar-benar memperhatikan bentuk separator jalan agar tidak kehilangan nuansa heritage-nya. Apalagi kedua ‘Gedung Kembar Radjaballi’ saat ini sudah tidak kembar lagi karena salah satunya sudah mengalami renovasi perubahan bentuk. 

*Restu Respati, Pemerhati Sejarah dan Cagar Budaya Kota Malang

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *