Kabar
Peggy Whitson Pecahkan Rekor di Angkasa Luar

AMERIKA Serikat dan Rusia terus menjalin kerjasama dalam riset dan pengembangan teknologi luar angkasa, ditandai dengan bertolaknya dua astronout adal kedua negara tersebut ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) dengan menumpang kapsul antariksa Soyuz.
Hubungan politik yang kadang panas-dingin antara Amerika dan Rusia, tampaknya tidak menganggu kerjasama dalam riset angkasa luar. Kamis (20/4/2017) pekan ini, seorang astronot Amerika, Jack Fischer, bersama kosmotot kawakan dari Rusia, Fyodor Yurchikhin, telah diterbangkan dari fasilitas peluncur angkasa luar di Baikonur, Rusia.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menginformasikan, kedua astronot itu akan menjalani misi selama empat bulan di stasiun ruang angkasa ISS. Biasanya Rusia mengirimkan dua kosmonotnya dalam penerbangan Soyuz ke ISS, yang terbang bersama-sama dengan seorang astronot Amerika. Tapi kali ini Rusia mengambilo kebijakan dengan mengurangi kosmonot yang dikirimnya, sampai dengan diselesaikannya laboratorium ilmiah yang dibangun Rusia untuk dipasang di ISS tahun 2018.
Setibanya di ISS, Fischer dan Yurchikhin akan bergabung bersama dengan Peggy Whitson, kosmonot Rusia Oleg Novitskiy (AS) dan Thomas Pesquet (Prancis). Bagi Whitson, yang menjadi komandan ISS, tugas di stasiun angkasa luar sekarang ini akan mengantarnya menjadi orang Amerika pertama yang berada di angkasa luar terlama, yakni 534 hari per 24 April 2017 lusa. Presiden Amerika, Donald Trump dan putrinya, Ivanka Trump, hari itu akan menyampaikan ucapan selamat kepada Whitson, melalui sambungan telepon.