Feature
Memaksa Koperasi Gunakan IT

DUNIA dalam genggaman! Ini bukan lagi retorika. Sekarang, mengendalikan bisnis dari genggaman sudah lumrah. Dan pelbagai titah penting, genting pun bisa dilepas dari genggaman. Begitulah penguasaan manusia atas teknologi informasi (information technology).
“Sistem teknologi informasi sangat melesat perkembangannya. Setiap orang makin bergantung kepada yang namanya ponsel (telepon seluler), “ kata Muhammad Insan Firdaus (30), CEO dari 4 Vision Media yang juga dikenal sebagai konsultan media.
Tak hanya para muda, tapi bocah dan orang tua tak dapat lepas dari teknologi ini. Namun, menurut pria asal Bandung ini, sifat dari teknologi itu sendiri juga memaksa kita benar-benar bergantung. Jika tidak, kita tidak akan berkembang, pekerjaan kita akan ketinggalan.
Dari fenomena inilah Firdaus lantas melontarkan kegemasannya terhadap perkembangan koperasi di Indonesia yang menurutnya masih begitu-begitu saja. Tidak cepat berkembang. Yang bagus memang ada tapi belum dominan. Sementara di satu sisi ia melihat dan memahami bahwa koperasi dengan pelbagai prinsipnya, seperti kekeluargaan, gotong royong memang patut menjadi sokoguru perekonomian Indonesia.
Mengingat itu, “Yang dapat melawan kapitalisme adalah koperasi, “ kata Firdaus bersemangat. Jadi, dengan koperasinya sendiri dalam pandangan Firdaus tak ada masalah. “Masalahnya orang-orang koperasi tidak cepat menggunakan IT, padahal penggunaan IT harus dominan,“ tegasnya lagi.
Kini, Firdaus telah berhasil membuat aplikasi untuk koperasi. Namanya Smart Coop. Dengan aplikasi ini bisa terintegrasi dan memudahkan kontrol. Anggota mudah terhubung dengan koperasinya, pun antarkoperasi, sehingga kerjasama antarkoperasi bisa lebih lancar dan berkembang. Masyarakat akan memperoleh kemudahan dalam jejaring koperasi. Transparansi terbuka. Dan lembaga-lembaga terkait pembiayaan bisa mengontrolnya.
“Aplikasi itu juga akan mencatat behavior-nya. Itulah kekuatan digital. Sekarang yang mahal itu data, “ kata Firdaus. Dengan mengetahui kebutuhan-kebutuhan anggota/masyarakat, juga perilaku dan kecenderungannya, maka langkah-langkah apa yang mesti dilakukan, sehingga sigap mengambil peluang.
Adanya aplikasi Smart Coop ini sangat disambut baik oleh Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin). Pihak Dekopin bahkan merasa harus “memaksa“ koperasi-koperasi menggunakan aplikasi ini. Dan Badan Komunikasi Wanita Koperasi (BKWK) akan segera menerapkannya terlebih dulu, terutama untuk wilayah Jawa Barat.
Lalu, bagaimana keamanan aplikasi ini? “Sekuritnya dijamin aman,“ pungkas Firdaus, bos dari “4 Vision Media”, perusahaan IT yang telah berkembang lebih 8 tahun dalam layanan jasa pembuatan website, aplikasi, dan lainnya. ***