Connect with us

Kolom

Hari Radio Sedunia 13 Februari: Radio Siaran Menolak Wafat

Published

on

Asih, penggagas dan pendiri Radio Pensiunan/foto: dok pri

HADIRNYA  Radio Pensiunan adalah fakta bahwa siaran radio masih ada dan digemari pendengar. Bahkan UNESCO tak hentinya menyuarakan keberlangsungan media siaran radio lewat Peringatan Hari Radio Sedunia setiap tanggal 13 Februari. Tahun ini tema Hari Radio Sedunia adalah satu abad yang memberi informasi, menghibur dan mendidik.

Jika menyimak dan merenungkan tema yang diberikan UNESCO bahwa radio memberikan informasi, mendidik dan menghibur, memang, itulah peran radio siaran. Maka sangatlah mulia media siaran ini sehingga perlu dirawat.

Memudarnya peran radio, sebetulnya, bukan karena semata dilindas zaman tetapi pengelola turun berperan. Kebingungan banyak pengelola karena munculnya media baru membuat radio siaran ikut tak tentu arah. Mau ikutan youtube, podcast, spotify atau tetap jadi radio? Namanya orang bingung maka kreativitas buntu padahal radio siaran membutuhkan kreatifitas tinggi dari pengelolanya.

Dunia berubah sementara pengelolaan radio masih dengan pola pikir lama maka ini salah satu sumber tenggelamnya radio siaran. Seorang teman muda yang duduk di organisasi perkumpulan pengusaha radio bercerita, banyak orang “pinter” di dalam sana. Usulan anak muda banyak dimentahkan dengan alasan mereka lebih lama mengelola radio alias lebih tahu. Selain itu, pengurus lebih banyak mengeluh daripada berkreasi mencari solusi.

Ada yang bilang, dunia sekarang dalam genggaman tangan seharusnya radio siaran juga demikian. Dalam terjemahan ngawur Radio Pensiunan menyusup dalam genggaman tangan para pensiunan melalui pesawat handphone (HP). Radio Pensiunan dapat didengarkan melalui pesawat HP selain laptop atau personal computer (PC) dan hampir semua pendengarnya menggenggam HP. Orang sudah enggan menenteng radio transistor lebih praktis mengantungi  HP.

Memudarnya radio siaran di Indonesia, dari ngobrol sana-sini dengan pengelolanya, banyak karena terbentur biaya operasional dan perawatan yang lumayan besar. Bukan hanya bayar listrik untuk pemancar tetapi juga perawatan mesin pemancar bahkan tower pemancar yang bisa roboh jika lalai dikontrol. Belum lagi biaya siaran atau sumber daya manusia (SDM) dan perizinan yang bejibun serta rumit. Harus lewat banyak “meja”, kata seorang pemilik radio di daerah.

Pemasukan uang radio siaran selama ini dari iklan sedangkan pengiklan dan produsennya sudah enggan melirik radio. Alasan mereka, siapa yang masih mendengarkan radio? Sebaliknya masih banyak pengelola radio menunggu atau berharap iklan dari biro iklan atau produsen suatu produk. Dalam situasi ini semestinya pengelola radio merapatkan barisan, bangun diskusi secara rutin guna memunculkan banyak kreasi dan solusi. Sekarang tampak buyar, ambyar, bubar. Kasihan radio siaran.

Kerinduan Radio

Ketika membaca data jumlah manusia lanjut usia (lansia) di Indonesia tahun 2023 sebesar 11,75 persen berarti ada sekitar 33 juta orang. Lansia pada era 2023 adalah orang yang hidup pada zaman radio siaran berjaya. Radio ketika itu merupakan media hiburan yang akrab dengan semua orang.

Saat ini, ketika para pensiunan ingin mendengarkan radio untuk nostalgia tetapi banyak stasiun radio tidak terdengar lagi. Radio Pensiunan mencoba hadir membangkitkan kenangan indah para pensiunan saat remaja. Semangat muda penting dimiliki para pensiunan agar tidak loyo. Jangan sampai pensiunan merasa terbuang atau dalam kesendirian.

Melalui program di Radio Pensiunan terbangun pertemanan antara sesama pensiunan dari berbagai kota, suku, agama dan tidak ada pangkat di sini. Semua sama tertawa bahagia. Kebersamaan dapat dilihat dari antusias para Pendengar Radio Pensiunan yang menyelenggarakan Temu Pendengar Radio Pensiunan. Dalam tahun 2023 sudah empat kali para pendengar Radio Pensiunan menyelenggarakan pertemuan, yaitu di Jakarta, Yogyakarta,Surabaya dan Lembang Bandung. Pertemuan berskala kecil di masing-masing kota juga terus dilakukan.

Ke depan Radio Pensiunan berusaha terus mengembangkan sayap dan program sebagai pabriknya kebahagiaan para pensiunan. Keberadaan Radio Pensiunan sekaligus sumbangsih pada dunia radio dan semangat Hari Radio Sedunia bahwa media siaran radio masih ada. Radio Menolak Wafat!

Eddy Koko, Pendiri Stasiun Radio Pensiunan

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *