Connect with us

Feature

Berburu Seafood Lezat di Bagan Percut Deli Serdang

Published

on

Teman-teman sebelah kiri Budi Sudarman, Monang Sitohang, Syahrial Sinaga dan Hery Buha Manalu saat akan bersantap sea food segar di RM Raja. (Foto. Bia)

DELI SERDANG, JAYAKARTA NEWS – Perjalanan wisata kuliner ini berawal dari Syahrial Sinaga, saat itu ia mengatakan ada restoran atau Rumah Makan Raja di kawasan Bagan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara yang ketepatan pemiliknya Marga Sinaga dan Syahrial kenal. 

Singkat cerita kami atur waktu, dan ketepatan, Minggu (13/8/2023)  ada acara peletakan batu pertama pembangunan Mesjid di Dusun V, Desa Bandar Klippa, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, singkat cerita usai dari acara itu kami pun bergegas menuju Percut Sei Tuan. 

Hampir satu jam perjalanan kami tiba di Percut Sei Tuan, saat hendak memasuki kawasan restoran, sejumlah pria dan wanita terlihat berdiri di pinggir jalan, sambil mengayun-ayunkan tangannya isyarat memanggil untuk menyarankan parkir. Semakin dekat semakin jelas terdengar apa yang mereka katakan, “Bang…disini saja parkirnya,”. 

Saat itu kami lebih memilih parkir di pojok kawasan restoran. Setelah memarkirkan mobil, dua orang wanita berhijab pun menghampiri, “Bang di restoran apung kami aja makannya,” ujar mereka, sambil menjelaskan menu yang mereka jual, karena sudah ada tujuan, salah seorang dari kami mengatakan, “Maaf ya mbak, kami mau ke restoran Raja. 

Dua Pilihan Menikmati Kuliner Sea Food 

Setiba di Rumah Makan (RM) Raja, sore itu terlihat ramai hilir mudik, hiruk pikuk  suara mesin kapal jelas terdengar. Dan ternyata, kapal-kapal itu adalah sarana layanan gratis yang diberikan oleh pemilik rumah makan untuk antar jemput para pengunjung bila ingin makan di restoran atau rumah makan terapung. 

Kapal mesin RM Sinar Puteri sedang mengantar para pengunjung yang ingin makan terapung di RM Sinar Puteri. (Foto. Monang Sitohang)

Saat itu kami memilih untuk tidak menyeberang, sesuai dengan niat awal untuk untuk makan di Rumah Makan Raja. Persis di sebelah rumah makan Raja ada Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan sempat terlihat aneka seafood begitu segar. Mulai dari udang, kepiting, cumi-cumi, sotong dan aneka ragam ikan, seperti bawal, kakap, pari, gembung dan sebagainya.

Di RM Raja oleh Hendun Sinaga anak dari pemilik rumah makan itu menawarkan dua pilihan, pertama kita bisa membeli semua hidangannya di RM Raja.

Kedua, kita bisa membeli seafood di TPI lalu kemudian minta tolong dimasakkan di RM tersebut dan apabila kamu memilih opsi yang kedua, biaya masaknya dikenakan Rp 15 ribu per kilogram.

Kami pun memilih opsi kedua. Tanpa berpikir panjang lagi, kami langsung ke TPI ditemani Hendun, salah seorang dari pedagang mulai menawarkan seafood segar yang baru ditangkap oleh nelayan.

“Bang…ikannya, ada kakap, gembung, udang kepiting, murah saja,”. Setelah saya tanya harganya, dia pun menjawab, “Pakai paket saja ya bang. Saya kasih Rp200 ribu untuk 3Kg itu dicampur ada udang, kepiting, dan ikan kakap”. Dan kami sepakat ambil 3Kg untuk 5 orang.

Kemudian seafood yang dibeli diserahkan ke Hendun. Ia bertanya, “Seafood nya ini mau dimasak apa Bang?”

Atas kesepakatan bersama ikan kakap, gembung dibakar, kepiting asam manis dan udang digoreng pakai tepung. Sembari menunggu masak kami pun memesan minuman, kelapa muda, dan teh manis.

Hidangan Kepiting asam manis, udang goreng tepung dan ikan bakar kakap, gembung siap untuk disantap. (Foto. Monang Sitohang)

Sekitar setengah jam hidangan seafood pun siap disantap. Kepiting asam manis, muncul pertama. Hmmmm..aromanya serta tampilannya menggiurkan. Kemudian disusul udang goreng tepung, dan ikan bakar juga tidak kalah menggoda aromanya. Hidangan lain pun telah tersaji seperti nasi plus cabai rawit kecap dan lainnya.

Entah apa yang membuat kami berlima secara bersamaan lebih memilih udang goreng tepung, renyah, gurih yang membuat kami seperti terhipnotis untuk mengambil kembali sambal dicolek cabai rawit giling. Setelah itu disusul dengan ikan kakap, gembung.

Setelah nasi mulai habis kami beralih ke kepiting asam manis..”Hmmmm, rasanya seafood-nya segar, nikmat rasanya,” gumamku dalam hati. Dan kami berlima tidak mengkhawatirkan yang katanya kolesterol, yang penting makan enak, berfikir enak tidur pun enak..hahaha.

Seperti kutipan kalimat dari bola.com, Virginia Woolf, “Seseorang tidak dapat berpikir dengan baik, mencintai dengan baik, tidur dengan nyenyak jika tidak makan dengan baik”.

Ada Enam Rumah Makan 

Hendun Sinaga anak pemilik restoran atau Rumah Makan Raja dan Sinar Puteri saat berbincang-bincang dengan kami. (Foto. Monang Sitohang)

Menurut Hendun Sinaga di kawasan Bagan Percut ini ada enam restoran atau rumah makan. “Jadi restoran di sini ada enam. Tiga di sini sekitar kawasan RM Raja, RM Cahaya Puteri, RM Ujung Pinggir Muara, RM Mamak dan lainnya. Di antaranya tiga lagi ada di bagan”.

“Kalau mau menuju rumah makan terapung di bagan dengan jarak tempuh waktu sekitar 15 menit naik kapal mesin dari sini. Dan kalau mau jalan-jalan ke bagan perorang dikenakan biaya Rp10 ribu pulang-pergi,”.

Hendun menjelaskan, rumah makan di kawasan Percut Sei Tuan ini buka dari Jam 9.00 – 18.00 WIB dan kalau malam kami  tidak buka. Hari biasa justru pengujung lebih ramai, karena banyak juga orang kantor datang dari Kota Medan makan di Kawasan Percut bahkan dari daerah Berastagi atau daerah Pariban ke atas.

Jadi kembali seperti saya katakan sebelumnya bahwa di sini sistem nya kalau pengunjung order seafood langsung bisa dimasakkan pakai bahan kita. Jadi tidak seperti tadi beli seafood lalu dimasakkan. 

Tetapi ini ada paketnya. Misalkan untuk 10 orang dikenakan Rp300 ribu. Isinya udang 1 Kg, cumi 1 Kg, kepiting 1Kg, kerang 2 Kg dan ikan 1Kg. Untuk ikan bisa milih. Biasanya ada ikan kakap, nila, dan kembung.

Cara memasaknya tergantung selera. Biasanya kepiting dimasak asam manis, ikan dibakar, udang digoreng mentega atau goreng tepung. “Kalo jasa masaknya Rp15 ribu perkilogram. Seperti abang tadi, kan, pesan 3 Kg. Jadi ongkos masaknya Rp45 ribu,” tutup Hendun Sinaga.

Sebelum ke parkiran salah seorang di antara kami, Hery Buha Manalu menyempatkan belanja kepiting dan udang yang telihat begitu segar-segar. Kemudian kami beranjak ke parkiran. Tak lama kemudian petugas parkir datang dan memberikan aba-aba.

Setelah hendak jalan, saya berikan Rp10 ribu rupiah. Sontak petugas parkir bilang, “Bang parkir di sini mobil Rp20 ribu, memang segitu bang”. Lalu saya keluarkan kembali pecahan Rp10 ribu. “Maklum bang, pertama kali ke Percut ini,” ujar saya sambil menyodorkan uangnya. (Monang Sitohang)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *