Connect with us

Kabar

Berbincang dengan Andras Bojti, Seniman Patung Hongaria

Published

on

YOGYAKARTA, JAYAKARTA NEWS – “Saya selalu melibatkan pemirsa dan lingkungan sebagai bagian dari karya patung saya. Jika saya membuat permukaan reflektif pada patung, maka penonton yang berjalan di sekitarnya akan menjadi bagian dari patung saya.”

Demikian pernyataan Andras Bojti, seniman patung dari Hongaria dalam diskusi seniman yang digelar di Posnya Seni Godod, Yogyakarta, Kamis (26/1) sore.

Lebih jauh, pematung dan desainer lanskap ini menegaskan bahwa dalam urusan karya seni dia tidak mau didikte oleh siapa pun, baik pemerintah maupun sponsor. Dengan begitu ia bebas mengekspresikan ide-ide liar yang belum pernah dilakukan orang sebelumnya.

Andras cenderung memilih kaca dan metal (stainless glass) sebagai media karena kemampunnya merefleksikan obyek di sekelilingnya. Pematung berusia 70 tahun ini tidak hanya menciptakan karya seni tiga dimensional semata, namun menambahkan dimensi-dimensi lain di luar karyanya. Cahaya, bayangan, dan pantulan-pantulan benda adalah elemen-elemen pendukung yang sering dimanfaatkan Andras.

Dalam pameran tunggalnya di Budapest (ibukota Hongaria), ia banyak bermain cahaya serta audio dan video yang disorotkan langsung ke karya patungnya. Pengunjung pameran yang bergerak dinamis akan terkena sorot cahaya lampu dan sekaligus merefleksi di patung sehingga menjadi unsur pelengkap dari karya-karyanya.

Andras menandaskan pentingnya seorang seniman mengapresiasi karya-karya seni lainnya. Selain sebagai pematung, Andras juga fotografer, pembuat film pendek, perancang lingkungan, dan sering terlibat dalam proyek arsitektur.

Terakhir Andras terlibat workshop internasional mengerjakan “patung apung” yang dapat mengambang di permukaan air. Patung atau tepatnya karya seni tiga dimensi itu terus bergerak dinamis, menciptakan refleksi di air yang bening, sehingga menciptakan kesan estetik yang tak terduga.

Tampak peserta diskusi seni dengan pematung Hongaria di Posnya Seni Godod, Yogyakarta. (ist)

Tentang Lukisan Godod

Ditanya pendapatnya tentang lukisan Godod Sutejo yang sedang dipamerkan, Andras mengatakan karya-karya Godod terkesan puitis, humanis, dan abstrak. Dikatakan abstrak karena Godod melukiskan figur-figur lukisan tidak secara realistis. Manusia digambarkan sangat kecil sehingga pemirsa melihatnya sebagai irama titik, garis dan warna – bukan gambar manusia, tuturnya.

Berbeda dengan Andras, dosen Seni Lukis ISI Yogyakarta Titoes Libert mengatakan, lukisan Godod tidak abstrak karena bisa dikenali bentuk dan karakter figurnya. Titoes mengatakan karya-karya Godod secara akademis sudah melewati proses panjang. Ada distorsi, stilasi, dekorasi, dan impresi tentang subject matter yang dituangkan ke kanvas. Lukisan Godod memiliki semua gaya tadi, tetapi bukan abstrak, tandas Titoes.

Diskusi seniman ini digelar dalam rangka memperingati 70 tahun pelukis Godod Sutejo yang memamerkan 70 karya lukis selama 70 hari di galerinya, sejak 12 Januari hingga 23 Maret 2023. Acara diskusi seni ini dipandu Rakhmat Supriyono yang sekaligus sebagai moderator dan translator.

Dihadiri para perupa, tokoh-tokoh teater, musik, dosen dan mahasiswa senirupa. Terlihat hadir Meritz Hindra, Gentong HSA, Dian Anggraini, Sigit Sugito, Mahmoud Elqadrie, Titoes Libert, Ana Ratri, dan tokoh-tokoh seniman lain. (Rakhmat Supriyono)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *