Feature
Mudik Bareng Bangun Kampung
Jayakarta News – Tradisi mudik ke kampung halaman saat menjelang Hari Raya Idul Fitri sudah menjadi agenda rutin oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat muslim setelah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh. Selain untuk bersilaturahmi dan sungkem kepada orang tua, mudik juga bisa untuk melepas rasa rindu kepada kampung halaman dan bertemu sanak keluarga serta sahabat-sahabat lama di kampung.
Di balik melepas kerinduan, mudik juga memiliki potensi besar untuk peningkatan pembangunan ekonomi di desa kelahirannya, hal ini terjadi karena karena fenomena mudik ini dapat mendatangkan perputaran sumber dana non pendapatan asli daerah (PAD) yang mengalir dari kota ke desa. Hal ini terjadi karena pada umumnya mereka para pemudik pulang ke kampung halamannya akan membawa bekal yang tidak sedikit untuk diberikan kepada sanak keluarganya atau di belanjakan sendiri untuk kebutuhan hidup sehari-hari selama tinggal di kampung, belum lagi ditambah mereka yang melaksanakan pembayaran zakat di daerahnya, tinggal bagaimana warga masyarakat dan aparat desa mampu memanfaatkan tradisi mudik itu dapat dimanfaatkan untuk membangun sarana maupun prasarana di desanya.
Seperti halnya yang dilakukan masyarakat dukuh Bendosari, Kelurahan Mlopoharjo Kecamatan Wuryantoro Kabupaten Wonogiri ini. Mereka melakukan acara mudik tidak sekedar ajang kangen-kangenan belaka, namun momen mudik juga mereka gunakan untuk melakukan kegiatan sosial dan pembangunan di daerahnya. Salah satunya adalah mereka memberikan santunan kepada warga dukuh Bendosari dan sarana pembagunan jalan di kampungnya.
Jalan kampung yang dahulunya masih berbentuk tanah dan bebatuan, kini ruas jalan dikampungnya sudah berhasil dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat atas bantuan dari warga perantau dukuh Bendosari, walaupun belum keseluruhan ruas jalan selesai dibangun, mudah-mudahan kedepan secara bertahap seluruh ruas jalan di kampungnya bisa berhasil dibangun, ujar Tugimin, selaku Ketua Panitia Acara. Ia berharap acara ini dapat menjalin tali silaturahmi secara berkesinambungan antara warga perantau dengan warga yang ada di daerah, dan ke depan bisa diturunkan hingga anak cucu kita, imbuh warga perantau yang tinggal di daerah Bekasi ini.
Acara temu kangen dan halal bi halal ini, dibentuk secara bersama-sama antara warga perantau dengan warga yang tinggal di daerahnya. Untuk sumber dana sendiri, selain didapat dari donatur, juga dihimpun melalui hasil iuran warga perantau, setiap anggota yang ikut arisan dikenakan iuran sebesar lima ratus ribu rupiah sedangkan yang bukan anggota arisan dikenakan iuran setengahnya.
Warga perantau Bendosari yang berada di Jakarta sekarang telah membentuk wadah arisan yang di adakan setiap sebulan sekali. Dalam setiap arisan yang di diadakan dirumah anggota secara bergilir itu selalu mengadakan saweran atau cimpitan secara sukarela terhadap setiap anggotanya, hasilnya di salurkan ke kampung halamanya untuk pembangunan daerah melalui kas desa dan sebagian lagi untuk santunan warga Bendosari yang berada di daerah. ujar Sutimin selaku Ketua Arisan PADOSARI di Jakarta.
Sementara itu ucapan terima kasih dan apresiasi juga disampaikan oleh wakil aparatur desa atas diselenggarakannya acara temu kangen dan halal bi halal di daerahnya, mudah-mudahan acara ini bisa menjaga dan menyambung tali silaturahmi serta membangun daerahnya, ujarnya.
Hingga kini tidak sedikit warga dukuh Bendosari yang merantau untuk memperbaiki tingkat kehidupannya, mereka telah tersebar di berbagai penjuru tanah air seperti Jakarta, Bekasi, Bogor, Depok, Tangerang bahkan sampai ke Kalimantan. Setiap lima tahun sekali mereka membuat program mudik bareng yang dikemas dalam acara temu kangen dan halal bi halal di kampung halamannya. Tahun 2019 ini merupakan acara yang ke dua diadakan oleh warga kota gaplek ini
Acara yang dihelat di tengah dukuh Bendosari ini dimulai pukul delapan pagi dan berakhir pukul empat sore, dihadiri warga perantau dan seluruh warga Bendosari, tokoh masyarakat serta aparatur pemerintah desa, hadir juga tokoh politik. Acara diawali pembacaan tahlil bersama, dilanjutkan beberapa sambutan dan ceramah agama oleh Ustadz Kelik Gunawan Pribadi, setelah itu membentuk barisan salam-salaman untuk saling berma’af-ma’afan dan di tutup dengan ramah tamah yang di hibur oleh musik panggung campursari Punokawan dengan bintang tamu Mbok E Ganden dari Solo. (nanang s.)