Connect with us

Feature

Syahrul Yassin Limpo Dukung Karateka Bertani

Published

on

Jayakarta News – Anda mungkin mengenal Dr Syahrul Yassin Limpo, SH, MH sebagai Menteri Pertanian yang juga mantan Gubernur Sulawesi Selatan. Ketahuilah, dia juga seorang karateka. Kemarin (4/7/2020) ia hadir di Dojo Renzo, Griya Lembah Depok, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok, Jawa Barat.

Sebagai Penasihat Dojo Renzo, SYL –panggilan akrabnya– diminta hadir untuk meresmikan asrama di dojo yang diresmikan tahun lalu oleh Jenderal (Pol) Tito Karnavian. Rangkaian upacara peresmian pun berlangsung sederhana tapi khidmat dengan cara membunyikan klontangan, disusul melakukan Gyaku-zuki empat kali, diakhiri penandatanganan prasasti.

Acara peresmian Asrama Atlet Dojo Renzo, di Griya Lembah Depok, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok – Jawa Barat kemarin (4/7/2020), juga dihadiri Tito Karnavian.

Tito dan Syahrul adalah dua orang top di negeri ini. Yang satu Menteri Dalam Negeri, satunya Menteri Pertanian. Menteri SYL, panggilan Syahrul Yassin Limpo, bahkan mengajak beberapa Dirjen di lingkungan Kementerian Pertanian.

Tito Karnavian (Pelindung), Syahrul Yassin Limpo (Penasihat), dan Hermawan “Kikiek” Sulistyo (Patron) Yayasan Dojo Renzo. (foto: Dojo Renzo)

Bagi keluarga besar Dojo Renzo, kehadiran mereka adalah sesuatu yang niscaya. Sebab, keduanya adalah “keluarga besar” Dojo Renzo. Tito Karnavian sebagai Pelindung, sedangkan SYL sebagai Penasihat Dojo Renzo.

Saat memberi sambutan, SYL bahkan mengatakan moment seperti ini tak beda dengan moment di rumah sendiri. “Saya karateka, masih karateka, dan tetap karateka. Mae geri saya masih sampai leher…,” katanya.

Mae Geri adalah tendangan yang dilakukan dengan bagian cusoku, yaitu pangkal dari seluruh jari-jari kaki yang jari-jarinya dinaikkan atas. Oleh karena itu tendangan ini dinamakan mae geri, mae adalah mata, dan geri artinya tendangan.

Menurut Syahrul, karateka dengan sendirinya ahli strategi, sebab dalam setiap langkah, ia senantiasa membawa hati dan pikirannya. Bukan hanya itu, karateka adalah bushido, yang memiliki jiwa ksatria, sederhana, berkemampuan bela diri, serta menjunjung tinggi kehormatan.

“Karenanya bisa saya pastikan, karateka pasti seorang nasionalis. Cinta Tanah Air, siap sedia membela negara, membela rakyat, tidak membiarkan kedholiman. Dojo ini adalah kontribusi Prof Kikiek bagi bangsa dan negara,” kata SYL.

Catatan SYL selanjutnya menjadi penting untuk digaris-bawahi. Bahwa karateka tidak hanya bushido, mahir bermain kata dan kumite, tetapi juga harus bisa bertani. Karenanya, jika Dojo Renzo punya program menjalankan program pertanian, tidak ada alasan baginya untuk tidak mendukung.

Patron Yayasan Dojo Renzo, Prof Hermawan “Kikiek” Sulistyo memberi sambutan sebelum peresmian Asrama Dojo Renzo, kemarin (4/7/2020). (foto: Dojo Renzo)

Food Green Belt

Pernyataan terakhir Syahrul yang mengaitkan karateka dengan pertanian, adalah respons atas pernyataan Prof Kikiek sebelumnya. Usai pembukaan, yang didahului dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, demo karate dan menyanyikan lagu Papua, Prof Kikiek tampil memberi sambutan sekaligus laporan kegiatan.

Patut dicatat kiranya, bahwa hari itu, Prof Kikiek merayakan ulang tahun yang ke-63. Ia lahir di Ngawi, 4 Juli 1957.

Usai pemotongan tumpeng dan doa bersama, acara sempat dijeda dengan penayangan video yang menggmbarkan sejarah Dojo Renzo, tahap-tahap pembangunan Dojo Renzo, serta video instruksional Dojo Renzo.

Prof Kikiek menambahkan, Dojo Renzo saat ini menjadi dojo yang komprehensif. Selain fungsi utama sebagai tempat berlatih karate, juga dilengkapi asrama, dapur, dan ruang serba guna yang lain, dalam bangunan empat lantai.

Bukan hanya itu, Dojo Renzo juga mengembangkan program beasiswa bagi atlet. Saat ini, sediikitnya ada 35 atlet yang berlatih di Dojo Renzo dengan para pelatih yang terdiri atas para mantan atlet karate juara nasional dan internasional.

Sadar yang hadir dan berkenan membuka adalah Syahrul Yassin Limpo, Kikiek yang juga seorang jurnalis seior itu ingat “news peg”. Dalam konteks itu pula ia melempar gagasan program Food Green Belt (Sabuk Pengaman Pangan).

Bentuknya community development. Jika Kementerian Pertanian mengizinkan (dan mendukung), pertengahan Juli 2020 ini para karateka Dojo Renzo mulai turun ke lapangan, memastikan titik-titik perkebunan (kopi) dan pabrik tepung pisang. “Targetnya, satu bulan sudah produksi,” katanya.

Tak lupa, Kikiek memilih Papua sebagai lahan garapan yang pertama. Sebab di sana, kebetulan Mabes Polri sudah memiliki program Binmas Noken, di mana Kikiek ikut terlibat membantu di dalamnya. Sebuah program yang diakui keberhasilannya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua, utamnya di daerah konflik.

Nah… menanggapi pernyataan Kikiek itulah, kemudian Syahrul Yassin Limpo menimpali dan menyatakan dukungannya. “Kalau Dojo Renzo mau menggarap pertanian di papua, hayuk kita dukung,” tegasnya.

Gayung pun bersambut. (rr)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *