Connect with us

Feature

Prospek Bisnis Rental Studio Webinar

Published

on

Jayakarta News – Studio Jagaters kembali direnovasi. Ini untuk kali ketiga studio mungil itu di-upgrade. Bisnis persewaan studio webinar itu memang dimulai dari skala sederhana, dua bulan lalu. Seperti apa prospeknya?

Saya baru berbuka puasa ketika Uha Bahauddin, pengusaha pabrik karpet itu, mengirim pesan pendek. Ia mengabarkan dua orang anak buahnya baru saja berangkat dari Bekasi. Mereka juga yang akan memasang karpet itu.

Pesan pendek dari bos pabrik karpet itu sungguh mengejutkan saya. Sebab, saya hanya membeli karpet berukuran kecil. Hanya 16 meter persegi. Lebih mengejutkan lagi, Uha tiba-tiba nongol di depan pintu kantor. Tak lama setelah kedua stafnya tiba.

Sebenarnya sudah lama saya hendak memasang karpet di studio itu. Sayangnya, virus Covid-19 keburu menyebar. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mewajibkan semua pertokoan tutup. Pembangunan studio akhirnya tertunda.

Karpet yang saya pesan bukan karpet biasa. Karpet itu harus cukup tebal agar bisa meredam suara pembicara saat berseminar online. Karpet itu sebenarnya sudah siap di berbagai toko di sekitar Jatinegara. Hanya saja tidak bisa mengirimkannya sejak berlakunya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Tiba-tiba saya ingat Uha. Sore tadi saya mengirim pesan pendek, apakah punya stok karpet. Dalam hitungan menit, ia memberi jawaban yang menggembirakan. ‘’Lama kita tidak bertemu. Kalau tidak ada pemesanan ini, saya pun belum tentu sampai sini,’’ kata Uha.

Saya dan Uha berkawan sejak tahun 1992. Dulu kami sama-sama bekerja di koran ‘’Jawa Pos’’ Surabaya. Saya menjadi wartawan. Uha bekerja di bagian pemasaran koran.

Tahun 2010 saya pensiun dini. Uha pun menyusul tak lama kemudian. Selanjutnya alumni Unitomo Surabaya itu menekuni bisnis karpet. Ini bisnis lama keluarganya. Warisan orang tuanya.

Bisnis karpet, tutur Uha, merupakan bisnis unik. Pemainnya banyak. Tetapi yang punya pabrik hanya sedikit. Hanya ada dua pabrik karpet besar di Indonesia. Selebihnya pemain kecil.

Belajar dari ilmu pemasaran di ‘’Jawa Pos’’ Uha kemudian membangun strategi pengembangan usaha untuk bisnis karpetnya. Ada dua strategi yang dijalankan: Fokus pada produk dan fokus pada target pasar.

Untuk produk, Uha membuat karpet yang warna dan corak desainnya bisa dipesan secara khusus. Untuk segmen pasar, Uha fokus pada tiga segmen: Pengurus masjid, manajemen hotel dan panitia lelang pengadaan barang pemerintah.

Uha sepertinya punya hoki di bisnis karpet. Sejak ia menekuni usaha itu, ordernya terus mengalir. Yang paling membanggakannya, mendapat kepercayaan menyediakan karpet di tiga Istana Negara: Jakarta, Bogor dan Yogyakarta.

Berkat bantuan Uha, kini studio webinar Jagaters terlihat lebih bagus. Peredaman suaranya juga menjadi lebih baik. Studio itu akan digunakan untuk melayani order online training. Sudah ada tiga lembaga yang akan menyelenggarakan webinar dari studio ini.

Ketiga pelanggan itu memutuskan menggunakan studio Jagaters yang berada di gang sempit di belakang Pasar PSPT itu, karena merasa lebih nyaman. Namanya saja studio webinar. Sudah pasti perlengkapannya memadai. Insfrastrukturnya cukup. Operatornya juga selalu siap.

Hafidz, pejabat yang bertugas di bidang pengembangan SDM di Kementerian koperasi dan UKM telah meninjau studio. Hari ini giliran pejabat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang akan datang.

Kemenkop dan UKM telah merencanakan beberapa seri pelatihan secata live interaktif dalam waktu dekat. Tahap pertama sebanyak 6 kali. Masing-masing selama satu hari. Sedangkan Kemenparekraf sudah menyusun 7 pelatihan, masing-masing selama tiga hari.

Bulan Juni mendatang sedianya aka nada satu lembaga pemerintah lagi yang akan menyewa studio untuk menyelenggarakan Pusdiklat online. Ada 10 batch pelatihan yang disusun. Masing-masing berlangsung selama 5 hari.

Persewaan studio webinar merupakan peluang usaha baru yang muncul selama pandemic Covid-19. Sebelumnya, pelatihan-pelatihan diselenggarakan secara hybrid: Offline dan online sekaligus. Operator webinar harus datang ke lokasi acara. Tidak ada yang butuh sewa studio. Saat itu.

Sejak diberlakukan PSBB, kebutuhan studio mendadak naik. Sebab, pelatihan offline tidak bisa berjalan. Semua program pelatihan offline harus berubah ke online. Membangun sendiri butuh waktu. Studio lengkap bisa diselesaikan selama 2 bulan. Bila nilainya besar sehingga harus melalui tender, waktunya dipastikan lebih lama lagi.

Dalam situasi normal, studio webinar di kantor Jagaters mungkin tidak menjadi pilihan. Lokasinya yang menjadi masalah. Pelanggan akan lebih senang bila studio itu berada di lokasi bisnis utama. Misalnya: sekitar Jalan Sudirman dan Thamrin, Jakarta Pusat.

Pemberlakuan PSBB yang membuat studio Jagaters ini laku. Ketika semua gedung-gedung perkantoran dipaksa tutup, studio Jagaters di sana pun terpaksa diistirahatkan. Studio Jagaters di Tebet itulah satu-satunya yang bisa beroperasi penuh. Karena lokasinya di dalam kawasan perumahan penduduk. Tidak di pinggir jalan utama.

Kelak, kalau pemerintah sudah membuka PSBB, studio Jagaters akan tetap dioperasikan. Segmen pasar pelanggannya yang berubah. Kalau sekarang orang menggunakan studio itu karena terpaksa, kelak studio akan tetap digunakan untuk menjalankan bisnis bimbel online dan kursus vokasi online. Ibaratnya, studio itu akan disewa sendiri oleh Jagaters. (jto)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *