Connect with us

Feature

Yuk Beli Jajanan di Kampung Kue Rungkut Lor

Published

on

Aneka kue di Kampung Kue Rungkut Lor/foto: poedji

SURABAYA, JAYAKARTA NEWS— Ada kampung jajanan khas Surabaya tepatnya di Rungkut Lor gang 2. Aneka jenis kue ada di sini dan bisa ditemui dini hari atau sebelum subuh.

Lebih dari jam 8, jangan harap bisa beli lengkap jajanan di sana karena orang-orang “berburu” jajanan tersebut pagi sekali.

Mereka biasanya pedagang keliling atau mereka yang punya hajat untuk beli banyak jajanan yang mereka inginkan. Jadi wajar kalau datang kesiangan kemungkinan sudah habis.

Kesuksesan yang diraih para pedagang kue di kampung rungkut lor gang 2 diawali dini hari sekitar jam 3 pagi. Pada jam segitu geliat di sana sudah terlihat mulai dari pedagang dan pembelinya.

Sepanjang kampung berjejer lapak yang isinya berbagai macam roti seperti resoles, pastel, tahu isi, pisang goreng, dadar gulung, lemper dan masih banyak lagi.

Rata-rata penjual dan pemasok kuenya ya dari rungkut itu sendiri. Saling bahu membahu mereka kompak dan saling menghormati. Bagi penyetor ada yang memberitahu jumlah kuenya lewat pembicaraan. Kemudian ada pula yang ditulis untuk menghitung hasil penjualan dan berapa rupiah setorannya. Semuanya dilakukan dengan penuh kepercayaan.

Jam dan pekerjaan juga konsisten sehingga tidak ada yang saling tunggu. Artinya para pedagang yang menggelar dagangannya depan rumah dengan mejanya tepat jam 3 dini hari.

Sedangkan pemasok kue tengah malam sudah bekerja sekaligus membungkus hasil kuenya kemudian tepat jam 3 pagi sudah disetorkan ke para pedagang.

Jadi kalau mau beli jajan kesana enaknya memang pagi-pagi sekali selepas Subuh. Selain kuenya masih fresh juga macam jajanannya terjamin masih ada. Kalau kesiangan bisa jadi kehabisan atau tidak dapat membeli kue sesuai harapan kita.

Selain para pembeli yang berdatangan dari kawasan yang sama juga ada dari daerah lain berburu kue disini.

Masyarakat berburu jajanan di pedagang keliling yang juga kulakan di Kampung Kue Rungkut Lor (foto: poedji)

Jangan heran kalau kampung kue rungkut gangnya banyak motor yang di parkir depan rumah yang masih tutup.

Kemudian juga ada para pedagang kue dengan motor yang telah dimodifikasi tempatnya dan ditaruh belakang. Kotak tersebut diisi berbagai macam kue. Semua kue itu juga dibeli disini.

Biasanya pedagang yang pakai motor itu menjajakan di pasar-pasar atau depan sekolah atau kantor. Hitungannya kalau ada kue sisa bisa dikembalikan dan ada juga kue yang tidak bisa dikembalikan.

Khusus kue yang tidak bisa dikembalikan biasanya harga lebih tinggi. Sehingga para pedagang keliling harus cermat dan pandai memilihnya.

Oleh karena itu tidak mengherankan kalau penjual kue yang punya lapak sudah menutup dagangannya tidak lebih dari jam 9 pagi. Kendati semikian ada pula yang masih buka hingga siang hari dan itu kue-kue yang masih ada dan belum laku.

Menurut salah satu penjual, Latifah, kue yang ia jajakan itu banyak macamnya. “Selain membikin sendiri saya juga menerima setoran kue lain dari para tetangga,” kata penjual yang sudah bertahun-tahun mnenggeluti bisnisnya itu kepada Jayakartanewa.com belum lama ini.

Perempuan asli dari kampung Rungkut itu menambahkan ada juga langganan yang memesan kue cukup banyak untuk kepentingan suatu acara.

Bagi mereka yang memesan kue harus jelas macam dan jumlahnya agar tidak sampai terjadi kesalah pahaman.

Iapun berpesan agar mereka mengambil kue pesanan jam 5 pagi mengingat kue-kue tersebut masih segar. “Kalau diambil kesiangan takutnya kue-kue itu sudah tidak enak lagi,” tutur perempuan paruh baya itu.

Pedagang keliling yang juga kulakan di Kampung Kue Rungkut Lor (foto: poedji)

Dalam pada itu Kodim yang juga punya usaha penjualan kue depan rumahnya juga mengaku melayani catering yang datang sehari sebelumnya. Dan pengambilan kue juga tidak diantar karena dia sendiri sibuk melayani para pembeli lain.

Kampung kue di Rungkut Lor itu semakin dikenal masyarakat bahkan dari luar Surabaya. Keberadaannya juga mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kota Surabaya.

Dari informasi masyarakat kampung kue itu, diawali dengan salah satu warga disana bernama Choirul Mahpuduah.

Perempuan paruh baya itu dianggap sukses membangun komunitas usaha Kampung Kue di Rungkur Lor gang 2 Surabaya.

Sebelumnya, Mahpuduah pernah bekerja sebagai buruh pabrik. Namun, usai kena PHK dia memilih untuk mendirikan komunitas usaha perempuan di kampungnya.

Di dalam komunitas ini terdapat beberapa unit usaha termasuk usaha kue milik Mahpuduah.
Dia menyebut Kampung Kue merupakan paguyuban yang anggotanya terdiri dari 63 orang pengusaha kue.

Kampung kue dia gagas mulai tahun 2005 dan banyak ibu-ibu di kampungnya kalo pagi-pagi sudah menganggur atau merumpi tidak melakukan kegiatan yang produktif.
Dari situ dia berpikir, untuk membuat komunitas, agar ibu-ibu di sana menjadi produktif.

Sebelum mendirikan komunitas, terlebih dahulu melakukan pengamatan kecil-kecilan.
Gayung bersambut ibu-ibu disana antusias untuk bahu membahu fokus sesuai ketrampilan masing-masing dalam pembuatan kue.

Berbekal tekad yang kuat, akhirnya pada tahun 2005 resmi berdiri komunitas Kampung Kue yang didalamnya terdiri dari 63 pengusaha kue, baik kue basah dan kering sampai sekarang.(poedji)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *