Kabar
Memperingati Tahun Baru Hijriah dengan Semangat Kebangsaan
JAYAKARTA NEWS – Suasana peringatan tahun baru 1444 Hijriah yang bertepatan pada Sabtu 30 Juli 2022, khususnya di alun-alun Wonorejo Kabupaten Pasuruan, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Bukan lantaran selama dua tahun lalu tanpa kegiatan dengan menghimpun massa karena wabah Covid 19, namun kemasan peringatan kali ini menampilkan arah baru yang menjanjikan.
Memang, seperti biasanya diadakan tabligh akbar. Kali ini KH Ali Fikri sebagai tokoh panutan memberikan tausiah dan pesan-pesan yang maknawi. Sebelumnya diawali dengan lantunan sholawatan dari para santri Pondok Pesantren Ar-Riyadh, Kebonsari, Pasuruan yang dipimpinnya.
Yang menjadi warna baru peringatan tahun baru Hijriah ini adalah rajutan acara demi acara yang tak sekadar mengekspos kemeriahan. Melainkan di sana memadukan message yang kuat tentang nasionalisme, mengingat pula ini hari-hari jelang HUT Kemerdekaan RI.
Maka tak heran jika di sela-sela penyampaian pesan guna meningkatkan ketakwaan dan memupuk rasa cinta tanah air, berkali-kali jargon-jargon dan motto kebangsaan digaungkan dari panggung. Setiap teriakan “NKRI !”, maka disamber audiens dengan ungkapan; “Harga Mati!”
“NKRI !”
“HargaMati !”
“Pancasila !”
“Jaya!” begitu sambut khalayak.
Dan tak lupa doa-doa serta harapan atas masa depan Indonesia yang lebih baik dipanjatkan bersama.
Prakata panitia dan juga tokoh masyarakat disambut antusias masyarakat. Mereka duduk bersila di depan dua panggung. Panggung pertama disediakan yang punya gawe yakni Pondok Pesantren Ar- Riyadh, dan panggung kedua yang letaknya bersisihan merupakan bantuan Pemda Kabupaten Pasuruan.
Antusia warga yang menghadiri tabligh akbar ini tidak hanya dari Kecamatan Wonorejo melainkan juga kecamatan lain karena peringatan tahun ini dipusatkan di Wonorejo. Para pria/ kaum bapak duduk dengan gelaran karpet di atas tanah berumput, sementara kaum ibu juga duduk berderet-deret di belakangnya.
Peringatan tahun baru Hijriah ini berjalan lancar dan lebih tertib dari sebelumnya. Personil Satpol PP Kecamatan Wonorejo bersama Polsek setempat bekerjasama untuk terselenggaranya acara yang mengesankan.
“Kami tempatkan orang-orang kami di beberapa titik, termasuk mengarahkan tempat parkir yang terpusat. Dan kebetulan pula selain di belakang panggung juga pihak gereja Pantekosta mempersilahkan halamannya menjadi tempat parkir sementara, “ kata sumber Jayakartanews di Polsek Wonorejo.
Pamungkas acara pun merupakan langkah baru. Tidak hanya gemerlap nyala kembang api dan dentum petasan jelang tengah malam. Sebelumnya para santri melantunkan lagu-lagu kebangsaan, seperti Mars Hari Merdeka, Garuda Pancasila, dan Dari Sabang Sampai Merauke.
Sebelum para hadirin beranjak pergi, panitia mengimbau berulangkali agar masyarakat tidak meninggalkan sampah di tempat acara.
“Botol bekas minuman dan sampah lainnya agar dibawa pulang atau dibuang di tempat sampah yang telah disediakan, “ demikian imbauan panitia.
Namun yang terjadi, tenyata usai keramaian malam tahun baru Hijriah tersebut, alun-alun yang malam itu dibanjiri sekitar 1000 orang masih diwarnai ceceran sampah.
“Kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan belum jadi budaya. Mungkin karena SDM (dengan pendidikan ) yang rendah, “ ujar sumber di Polsek Wonorejo. Namun, lanjutnya, tekad kami menggelar acara tanpa meninggalkan sampah sudah dimulai.
Butuh edukasi terus menerus tentunya, dan konsistensi ! iswati