Connect with us

Ekonomi & Bisnis

Lewat Koperasi, Kredit Rumah tanpa Uang Muka

Published

on

KREDIT rumah tanpa uang muka, ternyata bukan sekadar utopia. Koperasi Syariah di Tangerang sudah melaksanakannya untuk anggota. Hebatnya, koperasi ini maju dan berkembang tanpa bantuan dari bank.

Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga menegaskan bahwa bila koperasi dikelola dengan baik dan benar akan memberikan sesuatu yang positif bagi pengurus dan anggota koperasi. “Lihat saja, Produk Domestik Bruto (PDB) sumbangan dari koperasi biasanya hanya satu koma sekian, dalam dua tahun ini menjadi 4,41%. Kita berharap tahun depan di atas 5%. Untuk itu, kita harus terus kerja keras dengan terus menggulirkan program reformasi total koperasi,” kata Puspayoga pada acara Milad ke-4 dan 14 tahun beroperasi sekaligus peresmian kantor pusat Koperasi Syariah (Kopsyah) Benteng Mikro Indonesia (BMI) di kawasan Paramount Land, Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (20/3).

Di acara yang juga dihadiri Bupati Tangerang A Zaki Iskandar, Menkop Puspayoga menyatakan apresiasinya atas keberpihakan Pemkab Tangerang dalam pengembangan koperasi dan UMKM di wilayah Kabupaten Tangerang. “Yang jelas, bila ada keberpihakan dari Pemda, maka KUMKM di satu wilayah akan maju dan berkembang. Tidak perlu membuat koperasi banyak-banyak di daerah, tapi sedikit koperasi saja namun berkualitas dan jumlah anggotanya banyak”, tandas Menkop.

Selain itu, Puspayoga pun mendukung penuh niat dari Kopsyah BMI untuk turut serta menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR). “Secara kesehatan koperasi, saya tidak meragukan Kopsyah BMI. Namun, saya memberi saran agar segera membenahi sistem onlinenya, atau IT. Karena, koperasi penyalur KUR itu IT-nya harus tersambung dengan online system di Kemenkeu dan Bank Indonesia. Segera berbenah IT agar bisa menjadi penyalur KUR. Saat ini, sudah ada 32 koperasi yang sedang kita kaji agar menjadi penyalur KUR”, jelas Menkop lagi.

Dalam sambutannya, Presiden Direktur Kopsyah BMI Kamaruddin Batubara menjelaskan, kinerja koperasinya telah berkembang pesat dengan memiliki jumlah anggota 122.190 orang anggota, 516 orang karyawan pada empat kantor cabang dan 31 kantor cabang pembantu. “Modal sendiri sebesar Rp106 miliar, aset kelolaan sebesar Rp301 miliar, dan volume pinjaman keanggotaan antara Rp40-50 miliar perbulan dengan NPL relatif kecil hanya 0,4%,” papar Kamaruddin.

Kamaruddin juga menegaskan bahwa bila koperasi besar maka akan bisa bersaing dengan unit usaha lainnya, termasuk usaha besar. “Kami butuh dana besar untuk terus berkembang. Selain terus mendorong orang untuk menjadi anggota koperasi dan menyimpan di koperasi, kami juga bermitra dengan sumber-sumber dana dari Rusia, AS, Belanda, dan Australia,” ungkap dia seraya menyebutkan bahwa Kopsyah BMI masuk di pembiayaan sektor usaha yang tidak disentuh oleh perbankan, seperti sanitasi dan air. Bahkan, Kopsyah BMI memiliki pembiayaan perumahan tanpa uang muka bagi anggota.

Sementara itu, Bupati Tangerang A Zaki Iskandar berharap agar koperasi, khususnya Kopsyah BMI, agar terus berkembang menjadi besar agar tidak dipandang sebelah mata. “Di samping itu, agar koperasi tidak dianggap semata-mata kegiatan sosial, melainkan sebagai unit usaha yang bisa menjadi roda penggerak ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, Kopsyah BMI bisa menjadi contoh bagi koperasi dan unit usaha lainnya yang ada di Kabupaten Tangerang”, pungkas Bupati Tangerang. ***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *