Connect with us

Kuliner

Kuliner Nusantara yang Dihidangkan Saat Perayaan Maulid Nabi

Published

on

Proses memasak kuah beulangong hanya dilakukan kaum pria dan biasanya dimasak di masjid. (pariwisataindonesia.id)

JAYAKARTA NEWS – Perayaan Maulid Nabi merupakan momen yang dirayakan masyarakat Indonesia dengan sukacita.

Di hari Maulid Nabi tersebut, banyak daerah di Indonesia merayakannya dengan melakukan tradisi unik.

Selain itu, di hari Maulid Nabi juga sering dihidangkan kuliner khas daerah masing-masing.

1. Endog-endogan
Endog dalam bahasa Indonesia artinya telur.

Ini adalah tradisi masyarakat Banyuwangi yang dilakukan selama satu bulan penuh.

Dalam tradisi ini telur akan direbus dan dibagikan pada masyarakat sekitar.

Biasanya pembagian dilakukan secara bergantian dari satu desa ke desa yang lain.

Digunakannya telur karena ini adalah simbol kelahiran.

Tradisi endog-endogan sudah ada sejak abad 18 ketika Islam masuk ke Kerajaan Blambangan.

2. Kuah Beulangong
Kuliner ini selalu dihidangkan masyarakat Aceh pada perayaan Maulid Nabi.

Dulunya tradisi ini dilakukan saat panen petani. Beulangong artinya kuali besar.

Kuliner ini terbuat dari kuah gulai merah dimasak dengan daging sapi atau kambing ditambah nangka muda.

Proses memasaknya dilakukan di tengah sawah dan setelah itu dinikmati bersama-sama.

Bentuk segitiga ketupat sumpil memiliki makna mendalam (jejakbocahilang.wordpress.com)

3. Ketupat sumpil
Sama saja dengan ketupat biasa, tetapi kuliner dari Kendal ini bentuknya limas segitiga.

Limas segitiga terjemahan dari konsep Tuhan dan Alam sekitarnya.

Pada hari Maulid Nabi, masyarakat Kendal saling mengirimkan ketupat sumpil untuk tetangga.

Tradisi ini dimulai Sunan Kalijaga saat hendak menyebarkan dakwah Islam.

4. Nasi Kebuli
Di perayaan Maulid Nabi, masyarakat Betawi akan menghidangkan nasi kebuli.

Kuliner ini mendapat pengaruh kuat dari Timur Tengah.

Nasi kebuli dimakan dengan kambing goreng dengan taburan kismis dan kacang mete.

Tradisi ini dipengaruhi para habib keturunan Arab Betawi yang sudah tinggal di Jakarta sejak abad 18-an.

5. Ampyang maulid
Ampyang maulid selalu hadir pada setiap perayaan Maulid Nabi di Wali Loram, Kudus, Jawa Tengah.

Dalam bahasa Jawa ampyang adalah kerupuk dari terigu yang berbentuk bulat dengan aneka rasa.

Kerupuk ampyang jadi hiasan tempat makan yang berbentuk persegi empat.

Dalam tradisi ini masyarakat mengotong tandu dari bambu.

Tandu berhiaskan miniatur masjid atau rumah adat, lalu ampyang, nasi kepel dan lauk pauk yang dibungkus daun jati.

6. Kue kolombegi
Kue khas Gorontalo ini selalu dihidangkan setiap perayaan Maulid Nabi.

Kue kolombegi terbuat dari terigu, telur, dan gula, ditambah pewarna.

Kue disajikan dalam wadah kerucut dan digantung.

Kolombegi jadi simbol silahturahmi masyarakat Gorontalo saat merayaan Maulid Nabi.***/mel

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *