Feature
Bisnis Tanaman Hias, Hobi yang Menguntungkan
JAYAKARTA NEWS— “Suatu langkah yang baru dimulai jangan berekspektasi terlalu berlebihan. Biarkan waktu yang membuktikan itu semua”.
Kalimat tersebut terlontar dari mulut Fachmi Hidayat (29), seorang pemula usaha tanaman hias yang berlokasi di Pondok Cabe, Cabe Ilir 1, Rt 05 Rw 04, Tangerang Selatan.
Kalimat tersebut mengirim pesan kuat bahwa dirinya hobi dengan yang namanya usaha, atau istilah kerennya bisnis. Beragam jenis usaha pernah dicobanya. Dari mulai membuka steam motor, berdagang kambing korban di hari Idul Adha, berjualan burung merpati, dan lain-lain.
“Beragam jenis usaha yang pernah dilakoninya tersebut bukan gagal, melainkan belum cocok,” aku pria beristri Rany Puwanisngsih, dan dua orang anak: Felisha Fachriany yang kini duduk di bangku sekolah kelas IV, dan Fariz Ramadhan yang masih berusia tiga tahun.
Fachmi yang masih berstatus sebagai staf di sebuah institusi semi pemerintah memilih kata belum pas, karena yang namanya usaha tidak langsung pas atau cocok.
Ia sependapat dengan pameo yang mengatakan, kegagalan adalah keberhasilan tertunda. Dari berbagai percobaan jenis usaha yang dilakoni, pengagum pengusaha Bob Sadino itu meyakini suatu ketika akan ketemu usaha yang cocok dan menguntungkan.
Setelah mengalami proses coba dan gagal (trial and error), akhirnya Fachmi serius menekuni usaha tanaman hias yang kini tengah naik daun tersebut.
Sejumlah jenis tanaman hias yang kini digandrungi konsumen dan dijualnya. Antara lain jenis Aglonema, Monstera, Alocasia, Keladi, Sente, dan berbagai varian baru yang terus bermunculan. Harga yang ditawarkan bervariasi. Ada yang puluhan ribu, ratusan ribu hingga mencapai jutaan rupiah. Untuk mempromosikan dan memasarkan tanaman hias, ia menggunakan media sosial dan beberapa market place.
Sebelum terjun di binis tanaman hias, Fachmi mempelajari terlebih dulu seluk beluk usaha tanam hias. Dari mulai teknologi aplikasi, jenis tanaman yang tengah trend di pasaran, media tanam atau pupuk hingga pemasaran. Sementara modal awal untuk terjun di bisnis tanaman hias hanya sekitar Rp 1.000.000,-. “Selebihnya modal kemauan, kerja keras, kreatif, dan inovatif,” jelasnya.
Tanpa mau menyebutkan jumlahnya persis omset usahanya, anak pertama dari tiga bersaudara tersebut mengatakan, hanya dalam beberapa bulan saja, usaha yang dirintisnya mengalami kemajuan cukup signifikan. Omsetnya bisa menembus puluhan juta rupiah. “Cukup untuk menopang ekonomi keluarga, apalagi di saat pandemi Covid-19 saat ini,” ungkap Fachmi Hidayat yang memiliki brand usaha tanaman hias dengan nama placeofplant.
Tantangan dan suka merintis usaha tanaman hias cukup banyak. Di antaranya faktor cuaca, alam, hama, banyaknya kompetitor, perubahan cepat jenis tanaman yang diminati konsumen, dan sebagainya. Semua tantangan tersebut dihadapi dengan sekuat tenaga untuk dicarikan solusinya.
Tentang anggapan usaha tanaman hias sangat kondisional, ia tidak membantahnya. Jika trend permintaan pasar jenuh atau berubah, Fachmi tidak memungkiri kemungkinan akan melakukan diversifikasi usaha selain tanamam hias.***abh