Connect with us

Entertainment

Bioskop Tak Tergantikan

Published

on

JAYAKARTA NEWS—– Sudah hampir 10 bulan pandemi Covid 19 menyerbu Indonesia. Banyak tempat hiburan dan olahraga kena imbasnya, jadwal pertandingan ditunda, konser musik diundur dan bioskop tutup. Hal ini menyebabkan peluang berkembangnya OTT alias Over The Top, yaitu platform untuk nonton konten video profesional lewat internet.

Memang, OTT memberi kemudahan dapat memilih film apa saja, kapan saja dan perangkat mana saja untuk menonton. Namun, bioskop tetap tak tergantikan. Diskusi menarik ini menyeruak dalam webinar bertajuk ‘2021 : Bioskop atau OTT Apps ?’ yang digelar secara daring oleh Direktorat Film, Musik dan Media Baru, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Demi Film Indonesia (DFI), baru-baru ini.

Dipandu oleh Arul Muchsen, Direktur Film, Musik dan Media Baru Kemdikbud, Ahmad Mahendra yang membuka diskusi mengemukakan, Kemdikbud tetap memberi semangat kepada pelaku film untuk tetap berkarya yang ditayangkan baik di bioskop maupun OTT. “Para pelaku seni tetap kreatif membuat film meski pandemi belum usai di negara kita,” harap Ahmad Mahendra.

Yan Widjaya, pengamat film (foto : PWI Jaya Sie Film)

Yan Widjaya selaku jurnalis dan pengamat film mengatakan, film nasional mengalami penurunan luar biasa di masa pandemi. “Film ‘Asih 2’ yang tayang 24 Desember 2020 hanya meraup 194.894 penonton. Sementara ‘Asih’ yang diputar 11 Oktober 2018 ditonton sebanyak 1.714.798 penonton. Ini jauh dari harapan,” papar Yan Widjaya.

Wina Armada Sukardi (foto : Watyutink.com)

Kritikus film dan jurnalis senior Wina Armada Sukardi di sesi berikut mengungkapkan ihwal kebangkitan perfilman nasional sejak ‘Petualangan Sherina’ yang mencapai ‘box office’. “Dari tahun 2015 hingga 2019 dengan tema yang beragam, angka penonton film Indonesia rata-rata mencapai 40 juta orang penonton dan menghasilkan Rp12 triliun dari hasil penjualan tiket,” terang Wina Armada. “Namun, memasuki tahun 2020 pas merebaknya pandemi, setelah bioskop boleh dibuka kembali dengan pembatasan hanya 25% dari jumlah kursi penonton, penghasilan bioskop merugi. PHK terjadi dimana-mana,” jelas Wina Armada sembari ditambahkan, dengan munculnya OTT semoga menumbuhkan harapan film nasional bisa diminati kembali.

Dan ‘gong’ nya adalah omongan sineas Deddy Mizwar selaku Ketum Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) bahwa bioskop tak akan tergantikan. “Menonton film di HP atau laptop tak akan sama kondisinya jika kita nonton film di bioskop. Ada sensasi tersendiri jika kita nonton film di bioskop,” kata Deddy Mizwar yang lekat dengan peran Naga Bonar. Kanal OTT sebagai salah satu sarana mengenalkan film Indonesia ke mata dunia perlu kita sambut dan digunakan dengan baik. “Namun, satu hal pasti, apa pun kondisinya, bioskop tetap tak tergantikan,” pungkas Deddy Mizwar mengulang kembali pernyataannya. Oke, mainkan sajalah ! (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *