Connect with us

Entertainment

Sinden Gaib: Horor dari Kisah Nyata

Published

on

Sara Fajira bermain dan menyinden (foto Kiki)

JAYAKARTA NEWS— Trenggalek adalah sebuah Kabupaten di Jawa Timur. Kota penghasil gaplek ini berjarak sekitar 412 km dari Banyuwangi (9 jam lewat jalan darat).
Budaya dan kesenian Turonggo Yakso (semacam kuda lumping dj Jawa Tengah) sangat dikenal di Trenggalek.

Sutradara Faozan Rizal yang menyutradarai film bergenre horor bertajuk ‘Sinden Gaib’ ini memasukkan seni tari Turonggo Yakso.

Dikisahkan, Ayu dan Rara serta beberapa temannya tengah syuting film dokumenter tentang tari tersebut di Watu Kandang, Trenggalek. Salah seorang kawan Ayu mengambil batu keramat yang jadi lokasi film.

Sejak saat itu, Ayu didatangi sosok sinden dari jagat alam gaib, mbah Sarinten. Hingga kini Ayu harus hidup berdampingan dan bersemayam dengan sosok yang merasuki tubuhnya, mbah Sarinten.

Banyak paranormal diminta mengatasi gangguan itu, sampai melibatkan konten kreator supranatural. Namun, gangguan itu justru semakin menjadi-jadi. Kecerobohan yang berdampak melahirkan teror yang malah mengancam nyawa.

Momen syuting dipenuhi hal-hal mistis dan tak masuk akal. “Saya sempat terkejut saat saya ingin bicara sama Ayu, malah sosok mbah Sarinten yang hadir di tubuh Ayu,” cerita Faozan Rizal.

Produser Chand Parwez Servia dari Starvision mengungkapkan melalui film ini ingin menghadirkan kisah film horor yang diangkat dari kisah nyata.

“Ini bisa menjadi pembelajaran bagi penonton agar selalu menjaga tata krama ketika berkunjung ke suatu tempat baru sehingga hal-hal yang bisa memunculkan risiko bisa dihindari,” urai Chand Parwez Servia.

Dia percaya cerita-cerita yang memiliki nilai lokalitas kedaerahan juga punya relevansi bagi penonton luas lewat film horor.

“Film ini juga mengajarkan kita agar selalu menghormati yang menjadi kepercayaan lokal dan selalu berhati-hati dalam setiap kita bertindak,” imbuhnya.

“Sinden Gaib’ yang akan tayang 22 Februari 2024 ini dibintangi Sara Fajira, Riza Syah, Dimas Aditya, Naufal Samudra, Arla Ailani, Laras Sardi, Rizki Hanggono, Yeyen Lidya, Liek Suyanto, Yuyun Arfah dan Novita Hardini dll.

Sara Fajira yang juga seorang penyanyi ini menceritakan pengalamannya yang sangat kompleks.

“Selain berakting, aku juga harus menyinden dengan langgam Banyuwangi,” jelas Sara Fajira yang nemerankan Ayu yang harus membagi jiwanya dengan mbah Sarinten.

Sutradara Faozan Rizal yang juga penata kamera ini sangat detil dan cermat memindahkan kemistisan dan kekeramatan alam Trenggalek ke kameranya.

Ia bisa menyajikan panorama daerah yang elok dan permai tapi di adegan berikut penonton sudah dipenuhi kengerian.

Kerjasama yang lihai dengan penata musik Fajar Ahadi dan penata visual efek Heri Kuntoro menghasilan sesuatu yang mistis, kelam dan menakutkan. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *