Ekonomi & Bisnis
Membangun Koperasi Menuju Muamalah


Desain gedung baru koperasi Khairu Ummah Bogor
Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Khairu Ummah bukan nama yang asing di Leuwiliang, bahkan di Kabupaten Bogor tergolong koperasi yang maju pesat.
Kini Khairu Ummah memiliki 4 kantor cabang yakni Cabang Leuwiliang yang kantornya menyatu dengan kantor pusat, kantor cabang Puraseda, cabang Cigudeg, dan kantor cabang Cibebernanggung. Dengan aset Rp 42 milyar hingga Desember 2016, Khairu Ummah telah mengepakkan sayap secara progresif. Tahun 2017 ini akan membangun gedung kantor baru 4 lantai di Leuwiliang, yang tentunya akan menjadi kebanggaan anggota.
Menurut ketua pengurus koperasi Khairu Ummah, Pepi Januar Pelita, koperasi yang didirikan 24 Agustus 1994 kini memiliki total SDM sebanyak 45 orang dengan pendidikan rata-rata strata-1. Diakuinya, Khairu Ummah bukan koperasi yang berjalan tanpa kendala. “Kami juga mengalami pasang surut, “ kata sekretaris Pusat Koperasi Syariah (Puskopsya) Kabupaten Bogor ini.
Tapi permasalahan itu bisa kami atasi dengan baik ketika kami konsisten dengan visi yang kami bangun sejak awal. “ ujar Pepi, kelahiran Bogor, 13 Januari 1970. Hal yang dimaksud adalah menerapkan visinya secara konsisten, yakni menjadi koperasi pilihan umat. Konkretnya, dalam membangun koperasi konsisten menerapkan prinsip-prinsip syariah, prinsip-prinsip pengembangan jatidiri koperasi, pembenahan SDM, dan anggota diberi ruang yang cukup agar dapat berinteraksi dengan lembaga.
Di Khairu Ummah, tidak hanya pengelola atau pengurus yang mendapatkan pelatihan-pelatihan, para anggota pun memperoleh pendidikan. Mantan Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Bogor ini berpijak pada fatwa Bapak Koperasi kita, Bung Hatta. Kata Bung Hatta, bukan koperasi namanya kalau di dalamnya tidak ada kegiatan pendidikian bagi anggotanya. “Jadi pendidikan anggota bagian dari prinsip membangun koperasi, “ Pepi menegaskan.
“Bagaimana anggota bisa memiliki komitmen membangun koperasi kalau lembaga menutup diri, “ tukas ayah dari dua putra dan seorang putri ini. Jadi pendidikan anggota menurut Pepi tidak bisa dipisahkan dari prinsip berjalannya koperasi.
Kesamaan Visi
Dalam mengembangkan koperasi hingga menjadi seperti sekarang tak lepas dari perbedaan-perbedaan pendapat, bahkan kadang terjadi gesekan. Namun semua itu disadari sebagai bagian dari tahapan yang harus dilalui.
“Rambut sama hitam, isi kepala berlainan, “ kata sarjana komunikasi ini mengutip peribasa. Namun, Pepi yang telah mengikuti pelbagai pelatihan, mengenai koperasi, kewirausahaan, keuangan dan lainnya, mengemukakan bahwa pihaknya dalam menyikapi hal itu dengan bertumpu bukan pada perbedaan, melainkan kesamaan visi.
“Visi kami bukan membangun koperasi yang biasa-biasa saja, melainkan koperasi yang luar biasa dengan mengedepankan inovasi-inovasi, “ tegasnya pula. Dan tekad ke sana berpijak pada motto yang dinafasi oleh nama koperasi itu sendiri, Khairu Ummah, yakni membangun dan bekerja menuju muamalah
Itulah yang selalu dijadikan inpirasi dalam membangun Khairu Ummah, bahwa untuk menuju sebuah tatanan masyarakat yang baik tergantung pada kondisi ekonomi yang kuat. “Kalau ekonominya lemah maka tatanan masyarakat yang baik tidak akan terwujud, “ kata Pepi Januar.***