Connect with us

Entertainment

Ivo Nilakreshna: Musik adalah Jiwa Saya

Published

on

JAYAKARTA NEWS—“Musik adalah jiwa saya. Dan saya ingin melakukan banyak kebaikan apa yang saya bisa kepada sesamanya,”  demikian ucapan penyanyi Ivo Nilakreshna yang baru saja merayakan ultahnya yang ke 81 tahun. Hari ulang tahunnya dirayakan oleh 11 anaknya (2 wafat) dan 26 cucunya di Ciputra Artpreneur, Jakarta.

Hadir banyak tokoh penting negeri ini di antaranya Aburizal Bakrie, Fadel Muhammad, Osman Sapta Odang, Rokhmin Dahuri, Dewi Motik Pramono, Indrawati Wijaya (bu Acin), Jajang C Noer dan sekitar 250 anak-anak yatim piatu.

Tak ada kue taart tapi ada persembahan kado spesial berupa konser musik Tribute to Ivo Nilakreshna – 66 Tahun Berkarya.

Puluhan penyanyi terkenal menghibur tetamu melantunkan lagu-lagu ciptaan Ivo, yaitu Iwan Fals, Rossa, Yuni Shara, Afgan, Andien, Elfa’s Singer, Ozzy Syahputra, Olla Rossa, Riri, Bivo dan Papua Original yang diiringi Twilite Orchestra dengan konduktor Addie MS.

Ada juga acara lelang lagu dari Afgan (‘Bukan Cinta Biasa’) dan Rossa (‘Ayat Ayat Cinta’) yang menghasilkan 200 Juta Rupiah yang akan disumbangkan pada anak-anak yatim piatu.

Konser musik ‘Tribute to Ivo Nilakreshna- 66 Tahun Berkarya’ –foto ipik tanoyo

Meski berkursi roda, Ivo Nilakreshna berduet membawakan hitnya ‘Kisah Tjinta’ bersama Andien serta lagu ‘Ibu’ dan ‘Persatuan dan Kesatuan’ dengan Iwan Fals. Berdarah Aceh-Minang, kelahiran Medan (31/1/1939), Ivo puteri seorang ulama Aceh, Teuku Muhammad Usman El Muhammady, sedangkan ibunya dari Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat.

Ivo mengaku sejak usia 14 tahun, sudah tarik suara. Namun, ayahnya menentang keinginan dirinya menjadi penyanyi.  Tetapi Buya Hamka (sastrawan dan ulama) mendukung karier dan cita-citanya.

“Walau ayah melarang dan menentang saya menjadi penyanyi, tapi Buya Hamka memihak dan mendukung saya,” cerita Ivo yang kali ini ultah dan konsernya diadakan oleh Intan Bacil, CEO dari Limaduabelas Holding.

Banyak yang belum tahu, Ivo Nilakreshna menjadi artis musik pertama yang ‘go international’ yang meneken kontrak 10 tahun dengan Philips International dan membuat 5 album dalam bentuk piringan hitam (long play). Ihwal lagu ciptaannya berjudul ‘Kisah Tjinta’ yang top di tahun 1957, Ivo menolak jika lagu tersebut dibilang lagu favorit.

“Tak ada lagu favorit. Seorang seniman sejati sudah seharusnya mencintai seluruh lagu ciptaannya sendiri dan karya-karya besar pencipta lagu lainnya, hingga lagu yang dibawakannya,” beber Juara Pertama Bintang Radio tingkat Nasional tahun 1964 dan menulis 400 judul lagu kepada penulis. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *