Feature
Di Atas Huta Ginjang, Bamsoet Laksana Burung Elang
Jayakarta News – Ketua MPR Bambang Soestyo pun merasakan, betapa indah panorama Danau Toba dilihat dari Huta Ginjang. Dataran tinggi yang tak jauh letaknya dari Bandara Silangit, Tapanuli Utara itu, menjanjikan pengalaman menikmati Danau Toba yang berbeda.
Dari lokasi yang dikelola Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba itu, tangan kita serasa bisa menyentuh awan yang berarak laksana kapas putih. Di sinilah, Bambang Soesatyo merasakan besarnya keagungan ciptaan Tuhan. Dari atas bukit Huta Ginjang, Bamsoet serasa burung elang menyapu pandang indahnya Danau Toba.
Danau yang terbentuk dari letusan hebat gunung purba, menjadikan Danau Toba bukan hanya sebagai danau terluas di Indonesia, melainkan juga sebagai danau kaldera terbesar kedua di dunia. Memiliki panjang sekitar 87 km, lebar sekitar 27 km, dan ketinggian 904 meter di atas permukaan laut, serta kedalaman mencapai 505 meter, membuat siapa pun yang melihat keindahan Danau Toba akan berdecak kagum.
“Sebagai bagian dari 10 destinasi Bali Baru, kawasan Danau Toba sudah mendapat perhatian yang luar biasa dari pemerintahan Presiden Joko Widodo. Baik dari segi pembangunan infrastruktur maupun pengucuran dana dan fasilitas lainnya. Tinggal pemerintah daerah harus aktif memberikan pelatihan dan pemberdayaan masyarakat. Kunci penting pengembangan pariwisata tak hanya terletak dari infrastruktur yang bagus, melainkan juga kenyamanan yang diberikan masyarakat setempat selama turis berada di sana,” ujar Bamsoet usai mengunjungi Danau Toba, di Tapanuli Utara, Jumat (7/2/20).
Ia disambut Bupati Tapanuli Utara, Drs Nikson Nababan Msi dan jajarannya. Dalam kesempatan itu, Bamsoet yang diangkat sebagai Ketua Dewan Pembina Komite Masyarakat Danau Toba ini menjelaskan, pengembangan kawasan Danau Toba tak bisa dilakukan pemerintah pusat sendirian.
Mengingat kawasan Danau Toba berada dalam wilayah administrasi delapan Kabupaten, yakni Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hansudutan, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Simalungun, dan Kabupaten Pak Pak Barat. Butuh kerjasama, gotong royong dan kesadaran dari masing-masing pemerintah daerah yang juga didukung Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
“Jadikan Danau Toba sebagai pemersatu masyarakat Sumatera Utara. Walalupun berbeda suku, agama, maupun etnis, namun semua bersatu mengembangkan kawasan Danau Toba untuk kesejahteraan dan kemaslahatan bersama. Jangan sampai keindahan Danau Toba terkoyak akibat ulah manusia tak bertanggungjawab maupun eksploitasi yang tak mempertimbangkan kondisi alamiah lingkungan,” jelas Bamsoet.
Khusus untuk pengembangan pariwisata, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini mendorong pengembangan kawasan Danau Toba menjadi destinasi pariwisata yang muslim friendly, tanpa meninggalkan jati diri dan kekhasan kultural budaya setempat. Konsep muslim friendly dalam pariwisata yakni lebih kepada menyediakan berbagai kebutuhan utama umat muslim seperti ketersediaan makanan halal serta akses peribadatan di berbagai hotel dan destinasi pariwisata.
“Selain menunjang wisatawan domestik, konsep pariwisata yang muslim friendly juga dapat menggaet turis luar negeri, khususnya dari Timur Tengah dan jazirah Arab yang noatabene berpenduduk muslim. Mereka pasti akan tertarik dengan Danau Toba, karena di negara mereka tidak ada keindahan alam seperti ini,” tandas Bamsoet. (*/rr)