Connect with us

Kabar

Boediono: Biarlah Tetap Menjadi Rahasia Bu Mega

Published

on

MANTAN Wakil Presiden Boediono, punya cerita rahasia bagaimana hubungan dirinya dengan Presiden kelima Indonesia, Megawati Soekarnoputri, sebelum ia masuk dalam Kabinet Gotong Royong.

Rahasia ini baru di buka Pak Boed, demikian ia akrab disapa, saat peluncuran buku “The Brave Lady: Megawati dalam Catatan Kabinet Gotong Royong” yang berlangsung di Hotel Sahid, Jakarta, bertepatan dengan ulang tahun ke72 Megawati.

“Pada suaty malam di bulan Agustus 2001, telepon berdering. Yang menelpon Bu Megawati, yang baru saja dikukuhkan oleh MPR menjadi Presiden. Beliau meminta saya untuk membantunya di kabinet sebagai menteri keuangan. Saya terima kehormatan dan amanah itu,” kata Pak Boed mengenang.

Menurutnya, tanpa basa-basi Presiden Megawati langsung memintanya untuk membantu dalam kabinet sebagau Menkeu. “Tentu sebagai warga negara saya terima tugas itu,” katanya.

“Saya perlu ceritakan, saat saya ditelpon Bu Mega, saya belum pernah sekalipun bertatap muka dengan Ibu Megawati. Saya yakin Bu Mega sudah mendapatkan informasi dari orang yang sangat dipercayainya mengenai saya,” katanya.

“Hal ini  menunjukkan dalam gaya kepemimpinan belaiu, bahwa kalau ada trust beliau akan ambil itu sebagai  landasan keputusan. Kepemimpinan yang didasarkan pada trust,” ungkap mantan Gubernur Bank Indonesia itu.

Menurut Boediono, trust atau kepercayaan itulah yang dibangun dalam Kabinet Gotong Royong. Presiden percaya kepada para pembantunya dan seluruh orang yang membantunya juga percaya kapadanya.   “Team work ini hanya akan terjadi kalau ada trust,” katanya.

Itulah sebabnya, dalam menjalankan tugasnya sebagai menteriu keuangan, dia tidak banyak bertanya kepada presiden. Masing-masing menteri diberi amanat dan otonomi untuk menjalankan hal terbaik dalam situasi saat itu demi mencapai tujuan kabinet.

Dengan diberi keotomian dalam pengambilan keputusan itulah, selaku menteri keuangan, Boediono tidak ragu-ragu lagi  untuk menolak permintaan tambahan anggaran yang diajukan oleh para menteri.

“Intervensi dari Ibu Mega kecil. Dan saya mohon maaf kepada para menteri, waktu itu permintaan-permintaan yang diajukan banyak yang kami tolak,” katanya.

Menurutnya, Megawati selalu menekankan pada penyesuaian pada UU APBN.  “Susah untuk memenuhinya, karena uangnya memang  tidak cukup. Semuanya cupet,” kata Boediono.

Tapi Boediono bersyukur, pada akhirnya hasil kerja Kabinet Gotong Royong dapat menjadi pondasi bagi kabinet selanjutnya.

Dan ihwal rahasia mengapa belum pernah bertemu dengan Bu Mega, tapi Pak Boed diminta menjadi menteri, Pak Boed tidak berkeinginan lebih jauh untuk mengungkapnya. Biarlah ini menjadi rahasis Bu Mega.***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *