Connect with us

Global

AS Keluar dari Suriah, Keputusan Mendadak Trump yang Memperburuk Kondisi Suriah

Published

on

Oleh: Leo Patty

Presiden AS Donald Trump kembali membuat keputusan mendadak, yang tidak saja bertentangan dengan penasehat keamanannya sendiri tapi juga para komandan lapangan AS di Suriah. Selain itu, keputusan penarikan pasukan AS dari Suriah ini juga mengagetkan anggota Kongres AS dan sekutu AS (Inggris dan Perancis) yang jadi bagian dari koalisi. Keputusan penarikan ditentang Menteri Pertahanan AS Jim Mattis, yang akhirnya mengundurkan diri — bayangkan Trump menolak nasehat jenderal purnawirawan bintang empat yang punya reputasi dan prestasi sangat baik ini.

Kehadiran sekitar 2.000 pasukan AS di Suriah bertujuan memberikan bantuan militer berupa informasi intelejan dan serangan udara kepada sekutu lokal, pemberontak Suriah dan pasukan Peshmerga dari Kurdi, untuk memerangi ISIS. Saat ini, ISIS hanya mengusai wilayah kecil dengan kekuatan sekitar 30.000 orang, termasuk orang-orang asing yang bergabung dengan kelompok teroris ini.

Disisi lain, kehadiran pasukan AS, meski berjumlah kecil, menjadi simbol dan menjadi semacam ‘penghalang’ bagi Iran dan Rusia untuk memerangi pemberongak Suriah atau Syrian Democratic Forces (SDF) yang beranggotakan suku Kurdi dan milisi Arab. Penarikan pasukan AS akan menciptakan kevakuman dan memungkinkan pasukan Suriah (dibawah Presiden Bashar al-Assad) melancarkan serangan dan menguasai seluruh wilayah Suriah kembali. Artinya, akan terjadi kembali gelombang besar pengungsian, yang saat ini sudah pada angka setengah dari 22 juta penduduk negeri itu.

Keputusan penarikan, menurut para pejabat AS, akan memperkuat posisi Rusia dan Iran. Ditambah upaya menhancurkan ISIS akan berkurang dan ada kemungkinan organisasi teror ini akan bangkit kembali.

Selain itu, ada bahaya akan terjadi perang regional besar, dimana Iran akan langsung berhadapan dengan Israel. Diperkirakan, sejak 2006 lalu, Hezbollah, yang didukung Iran, telah menumpuk sekitar 250.000 roket. Roket – roket ini bukan roket buatan ‘rumahan’ seperti yang dilakukan Hamas di Gaza, tapi ini roket yang mampu menjangkau seluruh wilayah Israel dan banyak yang diperlengkapi dengan GPS sehingga makin akurat. Pasukan AS sebenarnya jadi simbol yang selama ini mencegah terjadinya perang besar ini.

Namun Trump tidak bergeming. Disebutkan, Trump, seminggu sebelumnya, telah membahas ini dan para penasehatnya menentang keputusan dramatis ini. Namun dia tetap bersikukuh keputusan ini menjadi bagian dari janji kampanye untuk membatasi keterlibatan militer AS di luar negari, jelas pejabat-pejabat senior.

Langkah ini mengingatkan pada keputusan kontroversial Trump lain seperti penarikan AS dari penjanjian nuklir dengan Iran serta perjanjian perubahan iklim Paris, yang menuatkan pandangan Trump mengenai ‘American First’ dan pernyataan dia akan menghentikan semua keterlibatan militer AS di luar negeri.

Menurut pejabat dan mantan pejabat senior kepresidenan, keputusan presiden sebenarnya sudah dibuat sejak dua tahun lalu dan Trump memandang argumentasi penasehatnya kurang kuat untuk membatalkan keputusannya.

Laporan media menyebutkan Pentagon atau Departemen Pertahanan AS tidak dikonsultasikan dan terkejut atas keputusan Trump menarik pasukan AS dari Suriah.

Menurut mantan pejabat, yang dekat dengan Gedung Putih, berdasarkan laporan kantor berita Reuters, “Presiden menang. Sejak semula keinginannya adalah tidak berada di sana (Suriah).” Trump dalam pengumuman penarikan pasukan AS menyatakan Amerika telah menghancurkan ISIS dan tidak perlu berada disana.

Pensiunan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Jack Keana, menyatakan Amerika memang telah menghancurkan wilayah penting ISIS tapi akan gagal mewujudkan perdamaian. “ISIS akan kembali bangkit, Iran jadi ancaman lebih besar dan akan menguasai Suriah, posisi Israel akan makin buruk.” Penarikan ini juga berarti Trump telah menghilangkan kapasitas AS untuk membentuk penyelesaian perang saudara Suriah.

Sumber informasi: reuters.com dan Washington post.

 

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *