Kolom
Al-Maqdisi: Sang Kartografer Muslim yang Memetakan Dunia Islam

JAYAKARTA NEWS – Dalam sejarah Islam, banyak cendekiawan besar yang berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan dan peradaban dunia. Salah satu di antara mereka adalah Al-Maqdisi (946–991), seorang ahli geografi dan penjelajah Muslim dari era keemasan Islam. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad Al-Maqdisi, tetapi ia juga dikenal sebagai Al-Muqaddasi. Karyanya yang paling terkenal, Ahsan al-Taqasim fi Ma’rifat al-Aqalim, menjadi rujukan penting dalam dunia geografi Islam.
Dalam tulisan ini, kita akan menelusuri perjalanan hidup Al-Maqdisi, latar belakang pendidikannya, perjalanan ilmiahnya, serta warisan intelektualnya yang terus dikenang hingga saat ini.
Latar Belakang dan Pendidikan
Al-Maqdisi lahir pada tahun 946 M di Yerusalem (Baitul Maqdis), kota suci yang kemudian menginspirasi namanya. Ia berasal dari keluarga yang cukup terpandang, dan sejak kecil sudah menunjukkan ketertarikan besar terhadap ilmu pengetahuan.
Pendidikan awalnya dimulai dengan belajar Al-Qur’an, hadits, serta ilmu-ilmu keislaman lainnya. Namun, keingintahuannya tidak hanya terbatas pada ilmu agama. Ia juga tertarik pada ilmu geografi, astronomi, dan sejarah. Dalam masa mudanya, ia menghabiskan waktu untuk membaca berbagai literatur dari para ilmuwan Muslim sebelumnya, seperti Al-Ya’qubi dan Al-Istakhri, yang juga terkenal dalam bidang geografi.
Salah satu faktor yang mendorong ketertarikannya terhadap geografi adalah latar belakang keluarganya yang sering bepergian dalam urusan dagang. Hal ini membuatnya akrab dengan berbagai daerah dan budaya yang berbeda.
Perjalanan dan Eksplorasi Ilmiah
Berbeda dengan banyak ilmuwan lain yang menulis berdasarkan sumber tertulis, Al-Maqdisi memilih untuk menjelajahi dunia secara langsung. Ia melakukan perjalanan selama lebih dari 20 tahun, melintasi berbagai wilayah Islam dari Afrika Utara hingga Asia Tengah.
Perjalanannya dimulai dari Palestina, kampung halamannya. Dari sana, ia mengunjungi Mesir, Suriah, Irak, Persia, hingga ke wilayah-wilayah di Asia Tengah seperti Samanid dan Khwarezm. Ia juga menjelajahi Semenanjung Arab, termasuk Hijaz, Yaman, dan Oman. Perjalanannya bahkan mencapai India, mencatat berbagai perbedaan budaya dan kebiasaan masyarakat di sana.
Selama perjalanannya, Al-Maqdisi tidak hanya mencatat kondisi geografis tetapi juga aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya di setiap wilayah yang dikunjunginya. Ia berinteraksi dengan berbagai kelompok masyarakat, dari pedagang hingga ulama, dan selalu mencatat dengan rinci apa yang ia pelajari.
Salah satu keunggulan utama dari metode Al-Maqdisi adalah pendekatan kritisnya. Ia tidak hanya menerima informasi mentah-mentah tetapi juga membandingkan berbagai sumber sebelum mencatat kesimpulannya.
Karya Besar: Ahsan al-Taqasim fi Ma’rifat al-Aqalim
Puncak dari perjalanan panjang Al-Maqdisi adalah karyanya yang berjudul Ahsan al-Taqasim fi Ma’rifat al-Aqalim (Pembagian Terbaik untuk Mengenal Wilayah). Karya ini ditulis sekitar tahun 985 M dan menjadi salah satu buku geografi paling berpengaruh dalam sejarah Islam.
*Struktur dan Isi Buku”
Buku ini terdiri dari dua bagian utama:
1. Bagian Pertama: Penjelasan tentang teori geografi dan metodologi penelitian yang ia gunakan. Di bagian ini, Al-Maqdisi mengkritik beberapa ilmuwan sebelumnya yang menurutnya tidak cukup akurat dalam pengamatan mereka.
2. Bagian Kedua: Deskripsi mendetail mengenai berbagai wilayah yang telah ia kunjungi. Ia membagi dunia Islam menjadi 14 wilayah geografis, yang meliputi bagian-bagian dari Afrika Utara, Timur Tengah, Persia, India, dan Asia Tengah.
Beberapa keunikan dari karya Al-Maqdisi:
*Deskripsi yang detai*l: Ia tidak hanya menggambarkan kondisi geografis suatu tempat, tetapi juga adat istiadat, kebiasaan penduduk, kondisi ekonomi, serta sistem pemerintahan di setiap wilayah.
Peta yang lebih akurat: Ia menggambarkan peta dunia Islam dengan lebih proporsional dibandingkan pendahulunya.
Metode perbandingan: Ia membandingkan berbagai sumber untuk memastikan keakuratan informasinya.
Gaya penulisan yang menarik: Berbeda dengan banyak karya ilmiah lainnya yang kaku, tulisan Al-Maqdisi memiliki gaya yang lebih hidup dan naratif, sehingga mudah dipahami.
Karya ini menjadi rujukan penting bagi ilmuwan Muslim setelahnya dan bahkan menarik perhatian para ilmuwan Eropa ketika dunia Islam mulai berinteraksi dengan Barat.
Pandangan dan Kontribusi dalam Ilmu Geografi
Al-Maqdisi memiliki beberapa pandangan unik yang membedakannya dari ilmuwan lain pada masanya.
a) Konsep Geografi Sosial
Salah satu konsep penting yang ia kembangkan adalah geografi sosial. Ia tidak hanya menggambarkan wilayah berdasarkan kondisi fisiknya tetapi juga dari segi sosial dan budaya. Ia menyadari bahwa kehidupan masyarakat sangat dipengaruhi oleh lingkungan geografis mereka.
Sebagai contoh, ia mencatat bahwa masyarakat di daerah gurun seperti Arab lebih terbiasa hidup mandiri dan memiliki budaya yang lebih keras dibandingkan masyarakat yang tinggal di daerah yang lebih subur seperti Mesopotamia.
b) Pemetaan Dunia Islam
Al-Maqdisi adalah salah satu ilmuwan pertama yang mencoba memetakan dunia Islam dengan lebih sistematis. Ia membagi dunia Islam menjadi beberapa zona berdasarkan bahasa dan budaya, bukan hanya batas geografis.
c) Pengaruh terhadap Ilmuwan Lain
Karyanya sangat mempengaruhi ilmuwan Muslim setelahnya, seperti Al-Idrisi dan Ibn Khaldun. Bahkan di dunia Barat, ilmuwan seperti Alexander von Humboldt dan Carl Ritter banyak merujuk pada gagasan Al-Maqdisi dalam studi geografi mereka.
Warisan dan Pengaruhnya dalam Peradaban
Meskipun ia tidak seterkenal ilmuwan Muslim lainnya seperti Al-Biruni atau Ibn Battuta, warisan Al-Maqdisi dalam bidang geografi tetap bertahan hingga hari ini. Beberapa dampak dari pemikirannya antara lain:
Menjadi standar dalam geografi Islam: Metodenya yang berbasis observasi langsung dan analisis kritis menjadi model bagi peneliti setelahnya.
Mempengaruhi kartografi modern: Peta dan deskripsi wilayah yang ia buat menjadi inspirasi bagi para kartografer Muslim dan Eropa di masa-masa selanjutnya.
Menginspirasi penjelajahan ilmiah: Pendekatan ilmiahnya dalam mempelajari berbagai peradaban mendorong para penjelajah dan ilmuwan untuk lebih sistematis dalam mengumpulkan data.
Catatan Akhir
Al-Maqdisi adalah sosok ilmuwan Muslim yang luar biasa, tidak hanya karena kecerdasannya tetapi juga karena semangat eksplorasi dan dedikasinya dalam memahami dunia. Melalui karya besarnya Ahsan al-Taqasim fi Ma’rifat al-Aqalim, ia memberikan kontribusi besar dalam ilmu geografi dan ilmu sosial.
Metode penelitian yang ia gunakan, ketelitian dalam mencatat data, serta gaya penulisannya yang menarik membuatnya tetap relevan hingga saat ini. Kisah hidupnya mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan bukan hanya sekadar membaca buku, tetapi juga menjelajah, mengamati, dan menganalisis dunia secara langsung.
Dengan warisan intelektualnya yang kaya, Al-Maqdisi tetap menjadi salah satu tokoh yang patut dikenang dalam sejarah keilmuan Islam. (Heri)