Connect with us

Kabar

Wagub Emil Dorong ICMI Kedepankan Nilai Intelektualisme Berdasarkan Ilmu Pengetahuan

Published

on

SURABAYA, JAYAKARTA NEWS– Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mendorong kepada Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jatim untuk mengedepankan intelektualisme berdasar pada akal dan ilmu pengetahuan.

Pasalnya, intelektual bukanlah sesuatu yang ekslusif dan merasa lebih dibandingkan golongan masyarakat lainnya. Namun, intelektualisme adalah sebuah cara untuk menghargai eksistensi dari sebuah ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini seiring dinamika sosial masyarakat.

“Saya melihat intelektual bukan merupakan hal yang ekslusif. Akan tetapi intelektualisme adalah sebuah cara untuk menghargai eksistensi ilmu pengetahuan dalam menjawab berbagai fenomena maupun dinamika sosial masyarakat di sekitar kita saat ini,” terang Emil panggilan akrab Wagub Jatim itu saat membuka Silaturahmi Kerja Wilayah (Silakwil) Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Prime Bitz Hotel Surabaya, Sabtu (11/3).

Ia mengatakan, saat ini ilmu pengetahuan terus berkembang seiring dinamika sosial, politik masyarakat di Indonesia bahkan Jawa Timur. Seorang dikatakan Intelektual adalah mereka yang bisa membuka berbagai pemikiran berdasarkan ilmu pengetahuan yang ada. Tidak boleh, menjadi seseorang yang menjadi paling tahu dan pintar.

“Intelektualisme ini harus mau membuka kepada hal-hal baru. Maka, proses Intelektualisme ini bisa lebih banyak ditanamkan kepada masyarakat,” jelasnya.

Sebagai bagian dari Cendikiawan Muslim, ICMI Jatim harus memperjuangkan kemaslahatan umat melalui jalur cendikia melalui ilmu pengetahuan secara islami. Tidak boleh lagi, segala sesuatu informasi bedasarkan sesuatu yang viral di media sosial.

Menurutnya, peran cendikiawan muslim saat ini sebagai jalan tengah dalam memberikan banyak wawasan, edukasi dan tukar pikiran yang disampaikan maupun direkomendasikan kepada banyak pihak terutama pemerintah dan masyarakat.

ICMI Jatim, harap Emil, dapat menjadi patron di berbagai literatur dalam berpolitik santun di Indonesia. ICMI harus bisa menggerakkan mata intelektualitas.

“Jangan sampai kita terjebak pada penggiringan informasi sesat. Penerimaan informasi bedasarkan sesuatu yang viral di media sosial semata. Karena memahami setiap isue publik saat ini tidak bisa cukup dalam waktu hitungan durasi 30 – 60 detik di laman media sosial,” tegasnya.

Dia juga menambahkan jangan membenarkan yang biasa namun membiasakan yang benar.

Lebih lanjut Wagub Emil juga berharap agar ICMI dapat terus menjadi wadah berkumpulnya para cendikiawan muslim yang konsisten dalam memberikan solusi bagi kemaslahatan umat, bangsa dan negara. Selain itu, juga dapat memberikan pemikiran pemikiran yang luas serta memberikan berbagai rekomendasi bagi umat.

“Saya percaya ilmu pengetahuan bisa menjadi jawaban dari setiap persoalan dinamika sosial masyarakat yang ada. Jangan sampai ICMI terjebak dalam tarik menarik kepentingan yang merugikan ummat,” tutupnya. (poedji)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *