Ekonomi & Bisnis
Survei Dampak Covid-19: Publik Buntung, Rekening Miliader Menggunung
JAYAKARTA NEWS – Kekayaan para miliader seantero dunia meningkat hampir $ 540 miliar atau setara dengan Rp 7.562 triliun selama pandemi COVID-19, demikian sebuah survei global yang menyoroti melebarnya kesenjangan pendapatan-ketidaksetaraan.
Ketika banyak manusia penghuni planet ini “berdarah-darah” secara ekonomi akibat diterjang pandemi Covid-19, keberuntungan di tengah pandemi juga dinikmati para miliader Australia dengan total mencapai US$ 85 miliar (Rp 1.190 triliun). Saldo bank 31 miliarder Australia membengkak selama kurun waktu Maret hingga Desember 2020, demiklian laporan terbaru The Inequality Virus.
Sebanyak 295 ekonom dari seluruh dunia yang terpantau andil dalam survei tersebut memperkirakan, pandemi akan memicu ketimpangan pendapatan di negara masing-masing.
Empat ekonom Australia yang mengambil bagian dalam survei tersebut sepakat bahwa krisis virus corona akan menyebabkan “peningkatan atau peningkatan besar” dalam ketimpangan pendapatan. Mereka percaya bahwa pemerintah tidak memiliki rencana yang memadai untuk mengatasi masalah tersebut, karena kesenjangan tersebut berdampak paling besar pada perempuan dan etnis minoritas.
Kepala eksekutif Oxfam Australia Lyn Morgain mengatakan, saat ratusan ribu orang kehilangan pekerjaan dan memasuki pasar kerja yang tidak stabil, sekelompok kecil elit Australia justru terlihat pendapatan mereka pulih dengan sangat cepat.
Dia menggambarkan pengurangan pembayaran para pencari kerja, yang merupakan jalur kehidupan bagi jutaan orang pengangguran Australia, dapat digambarkan sebagai “menghancurkan”.
Morgain mengungkapkan, masyarakat memang perlu berterimakasih kepada pemerintah, karena mereka bertindak cepat untuk menerapkan subsidi upah dan langkah-langkah perlindungan sosial lainnya pada tahun 2020 lalu. “Pembalikan yang tidak tepat dan tidak adil dari kenaikan pembayaran para pencari kerja adalah pukulan kejam bagi warga termiskin Australia dan, menurut serikat pekerja, telah menyebabkan 1,4 juta orang hidup hanya dengan $ 51 per hari, “kata Morgain.
Menurut Forbes, deretan orang terkaya di Australia di antaranya adalah Gina Rinehart (yang menjadi orang terkaya di Australia), disusul oleh Harry Triguboff, Anthony Pratt, Frank Lowy, Mike Cannon-Brookes dan Scott Farquhar.
Oxfam menemukan 1.000 orang terkaya di dunia mendapatkan kembali kerugian yang disebabkan oleh COVID-19 dalam waktu sembilan bulan. Sepuluh miliarder terkaya di dunia secara kolektif kekayaan mereka meningkat sebesar US $ 540 miliar (Rp 7.562 triliun) selama periode tersebut.
Kekayaan Elon Musk dari Tesla meningkat bersih sebesar US $ 128,9 miliar (Rp 1.805 triliun) sementara Jeff Bezos dari Amazon kekayaannya naik US $ 78,2 miliar (Rp 1.095 triliun). (fs/sm)