Connect with us

Entertainment

Musikal Ken Dedes, Pembunuhan Berencana, Kutukan dan Banjir Darah

Published

on

JAYAKARTA NEWS— Ken Dedes adalah wanita paling berpengaruh di Kerajaan Singhasari. Semua Raja tunduk dan ia menapaki tahta dan kekuasaan melalui jalan darah dan strategi intrik dan politik licik yang kejam.

Dipersembahkan oleh Eksotika Kharmawibangga Indonesia (EKI) di Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta, selama 2 hari (18 dan 19 Maret 2023, 4 x show), drama musikal ‘Ken Dedes’ ini dipadati khalayak.Tak heran banyak permintaan agar musikal ini bisa diperpanjang lagi harinya.

Sutradara Rusdy Rukmarata mengemas pertunjukan ini dalam modern dan kekinian. Kostum disuguhkan perpaduan antara tradisional dan kontemporer. Musik yang dijahit oleh Oni Krisnewinto berupa musik pop, rock, rap, ballad, jazz dan instrumentalia ballet tampak harmonis dan liat. Digebrak lagi dengan suguhan tarian yang dipintal elok oleh Nanang Hape menambah maraknya musikal ini.

Para pemain dari EKI yang memeriahkan musikal Ken Dedes/ (foto Iwan/EKI)

Dialog dibalut dan diselipkan unsur humor nan cerdas, dengan logat Betawi zaman sekarang yang populer, seperti ungkapan gue, loe, bro dan banyak pemeo lain.
Sekitar 70 pemain unjuk diri selama 2 jam di panggung nan megah terasa kita menonton pertunjukan Broadway ala Nusantara.

Dalam gelaran ini, penulis naskah Titien Wattimena mengubah sedikit cerita dan peran para tokohnya dengan versi EKI, yaitu Ken Umang di tangannya menjadi isteri pertama Tunggul Ametung dan Ken Arok. Sedangkan menurut versi beberapa prasasti yang ditemukan, Ken Umang adalah selir Ken Arok.

Permainan cahaya dan artistik nan apik yang menghiasi panggung boleh dipujikan kepada penata Iskandar Loedin. Ia lihai meramu dan menggoreng banyak warna utama seperti warna merah di awal pertunjukan sebagsi simbol darah yang menggenangi Kerajaan, yang kemudian berubah cepat menjadi kuning tatkala Anusapati (anak Ken Dedes dan Tunggul Ametung) naik tahta menggantikan Ken Arok. Pada babak kematian dan saling bunuh, pencahayaan beralih ke warna gelap dan kelam.

Para pemain teater dari EKI ini juga layak diberi punten. Ara Ajisiwi sebagai Ken Dedes, Taufan Purbo jadi Ken Arok, Nafa Amyrtha jadi Ken Umang, Uli Herdi sebagai Tunggul Ametung, Fatih Unru jadi Anusapati serta seabreg pemain lain bermain pas dan cemerlang.

Sungguh, musikal nan keren yang dihelat sangat konstektual dan menjadi peringatan bagi kawula muda. Bahwa perebutan kekuasaan yang saling tikam dan berakhir dengan pembunuhan dan kematian di sebuah masa dan rezim ini sangat tak elok dan tak layak ditiru. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *