Feature
Maluku, Selalu di Hati
PRESIDEN Joko Widodo mendapat anugerah gelar Upu Kaletia Kenalean Dantul Po Deyo Routnya Hnulho Maluku, yang artinya Bapak Pemimpin Besar yang Peduli Terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat Adat Maluku dari Majelis Latupati Maluku. Penganugerahan gelar disampaikan Ketua Majelis Latupati Maluku Bonifaxius Silooy, di Ambon, Maluku, Jumat minggu lalu.
Penganugerahan didahului pasawari adat, pemasangan jubah kebesaran, kain ikat pinggang, mahkota kebesaran, dan tongkat komando adat. Dalam sambutannya, Jokowi mengaku merasa terhormat dan mengucapkan terima kasih atas penganugerahan gelar adat kehormatan Maluku kepada dirinya.
Presiden memahami, bahwa gelar untuk dirinya disertai tanggung jawab untuk memajukan Maluku dan mensejahterakan masyarakat Maluku. “Panah gurita di ujung tanjong. Cari bia di ujung meti. Biar tapisah gunung deng tanjong. Orang Maluku selalu di hati Tabea!,” kata Presiden Jokowi.
Dengan menerima gelar adat ini, dirinya menyadari menjadi bagian dari laboratorium perdamaian di Maluku. Daerah yang kearifan lokalnya berbasis persaudaraan, daerah yang kearifan lokalnya berbasis persaudaraan pela gandong, menggunakan falsafah siwalima yang menyatukan semua perbedaan kelompok menjadi kekuatan perekat abadi. “Sejarah sudah menyaksikan bagaimana kearifan lokal Maluku dapat dengan cepat memulihkan keadaan pasca konflik sosial pada waktu yang lalu,” ujar Presiden.
Presiden Jokowi berharap Musyawarah Besar Para Latupati se-Maluku akan dapat terus merawat kebhinnekaan, kemajemukan, yang ada di Maluku dan di negara kita. “Mengikat keharmonisan yang ada dan membingkai perdamaian Maluku dalam semangat hidup orang bersaudara,” tuturnya. ***