Connect with us

Entertainment

‘Kutukan Peti Mati’, Horor Etno Dibalut Misteri Teka Teki di Zaman VOC

Published

on

JAYAKARTA NEWS— Penerbit Balai Pustaka (BP) mulai merambah ke dunia film. Selain sedang mempersiapkan film ‘Sitti Nurbaya’ berdasar novel karya Marah Rusli terbitan BP, juga bekerjasama dengan Adroit Indonesia, BP akan mengedarkan film produksinya bertajuk ‘Kutukan Peti Mati” (KPM) bulan ini.

Disutradarai Irham Acho Bahtiar, film ini bergenre horor etno dibalut misteri teka teki di zaman VOC di Pulau Onrust.

Diangkat dari novel terbitan BP karya Astrid D’ Savitri (kak Nana) berjudul ‘Sarcophagus Onrust’ bercerita tentang tragedi sejarah yang terjadi 300 tahun silam di Pulau Onrust.

“Saya selalu menghindari cerita bergenre horor murni, ada pocong-pocongan, kuntilanak-kuntilanakan begitu. Ini horornya unik. Mengajak penonton berpikir, hiburan tapi edukasi,” ujar Irham Acho Bahtiar.

Dikatakannya, kaya unsur fantasi di dalamnya. “Kak Nana lihai mencampurkan sejarah yang pernah terjadi dengan unsur mistis. Makanya di sini ada karakter doktor bertopeng burung yang sedang populer di dunia,” imbuhnya.

Bramanto, mahasiswa Arkeologi sedang meneliti buku catatan kuno yang tersimpan selama 300 tahun (dan berbahasa Belanda). Ia lalu minta tolong Susan, temannya yang juga studi Arkeologi. Apesnya, Susan kesurupan dan ngomong mantra-mantra zaman dulu berbahasa Belanda.

Apesnya lagi, arwah Maria van de Velde dan Jan Koenrad (kekasihnya) yang pandai mengukir batu kuburan, merasuki jiwa Susan.

Kemudian ada sosok lain yaitu dokter Martinebown, penguasa kegelapan dan iblis berujud manusia, pun memburu jiwa Susan.

Susan lalu minta tolong Profesor Daniel, pamannya. Dapatkah Susan dibantu Bramanto melepaskan diri dari jerat iblis dan roh-roh gentayangan zaman VOC di Pulau Onrust?

Selain ada travel ke Pulau Onrust (dekat dengan Pulau Bidadari, di Kepulauan Seribu), juga ada sarasehan berbasis etnografi ‘Secret Files of Jakarta’ dan investigasi yang diikuti para arkeolog, sejarawan dan insan film, di antaranya Prof Lilie Suratminto, Pater Adolf Heuken, Sven Verbeek, Scott Merrikes, Anggi Umbara, Ray Nayoan dan juga ada novelis grafis X file dari AS, Joe Harris.

O ya, KPM dimeriahkan segerobak artis muda seperti Yoriko Angeline, Afiff Alli, Christina Danilla, Eryck Amaral dan sekeranjang artis senior diantaranya Donni Damara, Ray Sahetapy, Dewi Rezer, Mathias Muchus, Egi Fedly, Wina Marino plus ratusan figuran orang asing.
“Artis senior dan artis junior bisa bekerjasama di lokasi syuting. Yang agak sulit menangani ratusan figuran orang asing, akhirnya kita dirikan tenda di Pulau Onrust,” kenang Irham Acho Bahtiar. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *